Jumat, 17 Januari 2014

sastrawan indonesia dari tahun 1966 kebawah



1.      MERARI SIREGAR

Nama Lengkap            : Merari Siregar
Alias                            : No Alias
Profesi                         : -
Tempat Lahir               : Sipirok, Sumatera Utara
Tanggal Lahir              : Senin, 13 Juli 1896
Pendidikan                  :Kweekschool Oost en West
Karir                            :Guru bantu di Medan, Rumah Sakit CBZ, Opium end Zouregie
Karya                          :Azab dan Sengsara (1920),Binasa kerna Gadis Priangan (1931),dan                         Cinta dan Hawa Nafsu

            Merari Siregar adalah salah satu sastrawan Indonesia. Dia masuk ke dalam angkatan Balai Pustaka. Novel yang pernah ditulisnya adalah: Azab dan Sengsara, Binasa Karena Gadis Priangan, Cerita tentang Busuk dan Wanginya Kota Betawi, serta Cinta dan Hawa Nafsu. Dia juga pernah menulis buku saduran berjudul Si Jamin dan Si Johan. Azab dan Sengsara sendiri adalah roman pertama yang diterbitkan oleh Balai Pustaka (tahun 1920).

Merari pernah bersekolah di Kweekschool Oost en West di Gunung Sahari, Jakarta. Dia juga pernah bersekolah di sekolah swasta yang didirikan oleh vereeniging tot van Oost en West.

Setelah lulus sekolah, Merari sempat menjadi guru bantu di Medan. Kemudian, Merari pindah ke Jakarta dan bekerja di Rumah Sakit CBZ yang sekarang bernama Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Dia kemudian pindah lagi ke Kalianget, Madura. Di sana Merari bekerja di Opium end Zouregie hingga meninggal pada 23 April 1941.


2.      MARAH ROESLI

Nama lahir                 : Marah Roesli
Lahir                          : Padang, Sumatera Barat 7 Agustus 1889
Meninggal                  : Bandung, Jawa Barat 17 Januari 1968 (umur 78)
Pekerjaan                   : Dokter hewan, Sastrawan
Anak                           : Roeshan Roesli
Karya                                     :Siti Nurbaya (1922),La Hami (1924), dan
                         Anak dan Kemenakan (1956)

            Dalam sejarah sastra Indonesia, Marah Rusli tercatat sebagai pengarang roman yang pertama dan diberi gelar oleh H.B. Jassin sebagai Bapak Roman Modern Indonesia. Sebelum muncul bentuk roman di Indonesia, bentuk prosa yang biasanya digunakan adalah hikayat.

            Marah Rusli berpendidikan tinggi dan buku-buku bacaannya banyak yang berasal dari Barat yang menggambarkan kemajuan zaman. Ia kemudian melihat bahwa adat yang melingkupinya tidak sesuai lagi dengan perkembangan zaman. Hal itu melahirkan pemberontakan dalam hatinya yang dituangkannya ke dalam karyanya, Siti Nurbaya. Ia ingin melepaskan masyarakatnya dari belenggu adat yang tidak memberi kesempatan bagi yang muda untuk menyatakan pendapat atau keinginannya.

            Dalam Siti Nurbaya, telah diletakkan landasan pemikiran yang mengarah pada emansipasi wanita. Cerita itu membuat wanita mulai memikirkan akan hak-haknya, apakah ia hanya menyerah karena tuntutan adat (dan tekanan orang tua) ataukah ia harus mempertahankan yang diinginkannya. Ceritanya menggugah dan meninggalkan kesan yang mendalam kepada pembacanya. Kesan itulah yang terus melekat hingga sampai kini. Setelah lebih delapan puluh tahun novel itu dilahirkan, Siti Nurbaya tetap diingat dan dibicarakan.
Selain Siti Nurbaya, Marah Rusli juga menulis beberapa roman lainnya. Akan tetapi, Siti Nurbaya itulah yang terbaik. Roman itu mendapat hadiah tahunan dalam bidang sastra dari Pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1969 dan diterjemahkan ke dalam bahasa Rusia
3.      MUHAMMAD YAMIN


            Mr. Prof. Mohammad Yamin, S.H. (lahir di Talawi, Sawahlunto, Sumatera Barat, 24 Agustus 1903 – meninggal di Jakarta, 17 Oktober 1962 pada umur 59 tahun) adalah sastrawan, sejarawan, budayawan, politikus, dan ahli hukum yang telah dihormati sebagai pahlawan nasional Indonesia. Ia merupakan salah satu perintis puisi modern Indonesia dan pelopor Sumpah Pemuda sekaligus "pencipta imaji keindonesiaan" yang mempengaruhi sejarah persatuan Indonesia
            Mohammad Yamin memulai karier sebagai seorang penulis pada dekade 1920-an semasa dunia sastra Indonesia mengalami perkembangan. Karya-karya pertamanya ditulis menggunakan bahasa Melayu dalam jurnal Jong Sumatera, sebuah jurnal berbahasa Belanda pada tahun 1920. Karya-karya terawalnya masih terikat kepada bentuk-bentuk bahasa Melayu Klasik.
            Pada tahun 1922, Yamin muncul untuk pertama kali sebagai penyair dengan puisinya, Tanah Air; yang dimaksud tanah airnya yaitu Minangkabau di Sumatera. Tanah Air merupakan himpunan puisi modern Melayu pertama yang pernah diterbitkan.
            Himpunan Yamin yang kedua, Tumpah Darahku, muncul pada 28 Oktober 1928. Karya ini sangat penting dari segi sejarah, karena pada waktu itulah Yamin dan beberapa orang pejuang kebangsaan memutuskan untuk menghormati satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa Indonesia yang tunggal. Dramanya, Ken Arok dan Ken Dedes yang berdasarkan sejarah Jawa, muncul juga pada tahun yang sama.
            Dalam puisinya, Yamin banyak menggunakan bentuk soneta yang dipinjamnya dari literatur Belanda. Walaupun Yamin melakukan banyak eksperimen bahasa dalam puisi-puisinya, ia masih lebih menepati norma-norma klasik Bahasa Melayu, berbanding dengan generasi-generasi penulis yang lebih muda. Ia juga menerbitkan banyak drama, esei, novel sejarah, dan puisi. Ia juga menterjemahkan karya-karya William Shakespeare (drama Julius Caesar) dan Rabindranath Tagore.
4.      ABDUL MUIS


Nama                       : Abdul Muis
Lahir                        : Sungai Puar-Bukit Tinggi, 3 Juli 1883
Meninggal    :Bandung, 17 Juni 1959

Pendidikan :
                     Sekolah Dasar
                     STOVIA /Sekolah dokter (tidak lulus)

Pengalaman Pekerjaan :
                                            Pegawai Negeri
                                                                                            Wartawan

Pengalaman Organisasi :
- Pengurus Besar Sarekat Islam
- Pendiri Komite Bumiputera
- Pendiri Persatuan Perjuangan Priangan
- Anggota Komite Indie Weerbaar

Perjuangan :
- Mengecam tulisan orang-orang Belanda yang sangat menghina bangsa Indonesia melalui tulisannya di harian de Express
- Menentang rencana Pemerintah Belanda mengadakan perayaan peringatan seratus tahun kemerdekaannya melalui Komite Bumiputera
- Memimpin pemogokan kaum buruh di daerah Yogyakarta
- Mempengaruhi tokoh-tokoh Belanda dalam pendirian Technische Hooge School - Institut Teknologi Bandung (ITB)
Karya Sastra :Salah Asuhan(1928), Pertemuan Djodoh (1933)
Tanda Kehormatan :Pahlawan Kemerdekaan Nasional




5.      Sutan Takdir Alisjahbana


Sutan Takdir Alisjahbana
Kebangsaan
Angkatan
Pujangga Baru
Karya terkenal
Penghargaan
Satyalencana Kebudayaan, 1970, Pemerintah RI.
Hasil karya sastra :

            Setelah lulus dari Hogere Kweekschool di Bandung, STA melanjutkan ke Hoofdacte Cursus di Jakarta (Batavia), yang merupakan sumber kualifikasi tertinggi bagi guru di Hindia-Belanda pada saat itu. Di Jakarta, STA melihat iklan lowongan pekerjaan untuk Balai Pustaka, yang merupakan biro penerbitan pemerintah administrasi Belanda. Dia diterima setelah melamar, dan di dalam biro itulah STA bertemu dengan banyak intelektual-intelektual Hindia-Belanda pada saat itu, baik intelektual pribumi maupun yang berasal dari Belanda. Salah satunya ialah rekan intelektualnya yang terdekat, Armijn Pane.

6.      Haji Abdul Malik Karim Amrullah

 Nama panggilan : Hamka
Meninggal : 24 Juli 1981 (umur 73)
Hasil karya sastra :
            Selama di Medan, ia banyak menulis artikel di berbagai majalah dan sempat menjadi guru agama selama beberapa bulan di Tebing Tinggi.[34] Ia mengirimkan tulisan-tulisannya untuk surat kabar Pembela Islam di Bandung dan Suara Muhammadiyah yang dipimpin Abdul Rozak Fachruddin di Yogyakarta.[23] Selain itu, ia juga bekerja sebagai koresponden di Harian Pelita Andalas dan menuliskan laporan-laporan perjalanan, terutama perjalanannya ke Mekkah pada tahun 1927. Pada tahun 1928, ia menulis romannya yang pertama dalam bahasa Minangkabau berjudul Si Sabariyah. Pada tahun yang sama, ia diangkat sebagai redaktur Majalah Kemajuan Zaman berdasarkan hasil konferensi Muhammadiyah di Padang Panjang.[35] Setahun berikutnya, ia menulis beberapa buku, antara lain: Agama dan Perempuan, Pembela Islam, Adat Minangkabau, Agama Islam, Kepentingan Tabligh, dan Ayat-ayat Mi’raj. Namun, beberapa di antara kayanya tersebut disita karena dianggap berbahaya bagi pemerintah kolonial yang sedang berkuasa ketika itu.



7.      Amir Hamzah


Lahir
Meninggal
Makam
Pekerjaan
Penyair
Bahasa
Indonesia/Melayu
Kebangsaan
Indonesia
Suku bangsa
Melayu
Aliran sastra
Penyair
Tema
Cinta, Agama
Karya terkenal
Buah Rindu
Nyanyi Sunyi
Pasangan
Tengku Puteri Kamiliah
Anak
Tengku Tahura
Karya                            :Nyanyi Sunyi (1937),Begawat Gita (1933),Setanggi Timur (1939)

            Selama mengenyam pendidikan di Solo, Amir Hamzah mulai mengasah minatnya pada sastra sekaligus obsesi kepenyairannya. Pada waktu-waktu itulah Amir Hamzah mulai menulis beberapa sajak pertamanya yang kemudian terangkum dalam antologi Buah Rindu, terbit pada 1943.
8.      ROESTAM EFFENDI


Mulai menjabat
23 September 2013
Presiden
Didahului oleh
Rustam Effendi (Plt.)
Masa jabatan
12 Agustus 2013 – 23 September 2013
Presiden
Wakil
kosong ; belum ada
Didahului oleh
Digantikan oleh
Rustam Effendi
Masa jabatan
7 Mei 2012 – 12 Agustus 2013
Presiden
Gubernur
Didahului oleh
Syamsuddin Basari
Digantikan oleh
Jabatan lowong
Informasi pribadi
Lahir
Kebangsaan
Partai politik



                       



9.        SARIAMIN ISMAIL





Nama pena
"Selasih", "Seleguri" atau "Selasih Seleguri"
Pekerjaan
Guru
Kebangsaan
Suku bangsa
Kewarganegaraan
Angkatan
Karya terkenal
Kalau tak Untung
Pasangan
Ismail
Anak
Suryahati Ismail, Tini Hadad



Karya    :













Perdana Menteri Negara Indonesia Timur ke-4
Mangsa jabatan
27 Desember 1949 – 14 Maret 1950
Présidhèn
Didhisiki déning
Diganti déning
D P Diapari

Miyos
Tilar donya
Kabangsan
Indonesia
Profèsi
Penyair
Agami



Karya  : Rindoe Dendam (1934)
                                                    

0 komentar:

Posting Komentar