KATA
PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya yang berjudul
“HAKIKAT MANUSIA DAN SIFAT
KEINGINTAHUANNYA”
Dengan selesainya makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang telah memberikan masukan-masukan kepada penulis. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terimakasih
Penulis
menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini, baik dari materi maupun
teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman penulis.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi
tercapainya kesempurnaan dari makalah ini.
Binjai , Oktober 2013
Binjai , Oktober 2013
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR
DAFTAR
ISI
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan
Masalah
C. Tujuan
Penulisan
D.
Manfaat penulisan
BAB
II PEMBAHASAN
A.
Hakikat
Manusia
B.
Sifat
Keingintahuan Manusia
BAB III PENUTUP
A.
KESIMPULAN
B.
SARAN
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Sebelum pola pikir manusia berkembang pesat,
terutama pemahaman filosofis terhadap kehidupan alamiah manusia serta berbagai
pandangan tentang alam jagat raya ini. Menurut kodratnya, manusia adalah
makhluk yang selalu ingin tahu terhadap seluruh kehidupan yang dijalaninya.
Manusia juga mempunyai rasa ingin tahu terhadap rahasia alam, mencoba menjawab
dengan menggunakan pengamatan dan penggunaan pengalaman, tetapi hal itu sering
tidak terjawab secara memuaskan. Sehingga dalam hal ini timbul pengetahuan baru
yang muncul dari kombinasi antara pengalaman dan kepercayaan.
Secara sederhana perkembangan rasa ingin tahu ini dimulai dengan pertanyaan
what “apa” tentang sesuatu kemudian dilanjutkan dengan how kemudian why.
Pengetahuan yang diperoleh dari alam semesta ini selanjutnya merupakan dasar
dai perkembangan ilmu pengetahuan alam. Semua pengetahuan dapat diturunkan dari
satu generasi ke generasi selanjutnya. Ilmu ini terus berkembang sejalan dengan
sifat manusia yang selalu ingin tahu, terutama tentang benda yang ada
disekelilingnya, alam jagad raya, bahkan dirinya sendiri. Hal tersebut
mendorong manusia untuk memahami serta menjelaskan gejala-gejala yang terjadi
dan dorongan rasa ingin tahu manusia tersebut membuat mereka mencari jalan
keluar dari setiap apa yang terjadi.
Pola pikir manusia dalam beberapa hal tidak terlepas dari simbol dan
idiom-idiom budaya yang dimitoskan. Pemanfaatan simbol dan idiom cenderung
dijadikan sebagai pengikat atau keterkaitan batiniah seseorang dengan nenek
moyang sebagai salah satu pembentukan jati diri bangsa yang merupakan kekayaan
budaya yang efektif untuk dipakai sebagai pelajaran terutama yang berkaitan
dengan nilai moral.
Manusia merupakan makhluk yang paling sempurna di antara makhluk ciptaan
Tuhan yang lain. Yang menjadikan alasan manusia adalah makhluk yang paling
sempurna diantara makhluk lainnya karena manusia mempunyai akal dan pikiran.
Itulah yang membedakan kita sebagai manusia berbeda dengan makhluk penghuni
bumi yang lain. Akan tetapi, manusia juga mempunyai keterbatasan fisik seperti
ukuran, kekuatan, kecepatan, dan pancaindera bila dibandingkan dengan makhluk
yang lain.
Manusia memiliki naluri, nalari, dan nurani. Dengan adanya sifat nalari, manusia
dapat melakukan penalaran berdasarkan pemikirannya yang bersifat logis dan
analisis. Berbeda halnya dengan binatang yang hanya mempunyai naluri seperti
cara memperoleh makanan, proses berkembang biak, dan upaya mempertahankan
dirinya dari pemangsa.
Rasa ingin tahu manusia akan sesuatu hal terus berkembang, sedangkan
makhluk yang lain rasa keingintahuannya tidak akan berkembang/monoton. Secara
sederhana perkembangan rasa ingin tahu dimulai dari pertanyaan
apa? tentang sesuatu yg terjadi, lalu dilanjutkan dengan pertanyaan
bagaimana? dan mengapa?
· Dampak
positifnya : Manusia akan terus berkembang dengan
cara terus mencari tahu apa yang ada dipemikirannya.
· Dampak
negatif : Manusia terus
mencari tahu hal yg melebihi batas kemampuannya/melebihi kidratnya sebagai manusia.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa hakikat manusia
itu?
2. Bagaimana sifat
keingintahuan manusia?
3. Bagaimana
perkembangan alam pikiran manusia?
4. Bagaimana sejarah,
penalaran, dan cara memperoleh ilmu pengetahuan pada manusia?
C.
Tujuan
Penulisan
1.
Menjelaskan hakikat manusia.
2.
Memahami sifat keingintahuan manusia.
3.
Menganalisis perkembangan alam pikiran manusia.
4.
Menjelaskan sejarah, penalaran, dan cara memperoleh ilmu pengetahuan pada
manusia.
D.
Manfaat penulisan
Hasil
penulisan makalah ini diharapkan dapat berguna sebagai:
- Penambah pengetahuan dan wawasan tentang Hakikat manusia dan sifat keingintahuannya.
- Bahan masukan bagi pembaca tentang Bagaimana Perkembangan fisik, sifat dan pikiran manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
C.
Hakikat Manusia
1.1. Pengertian Hakikat Manusia
Hakikat Manusia adalah makhluk yang kuat, ada juga yang menyebut hakikat
manusia adalah makhluk yang sempurna , ada juga yang menyebutnya makhluk
paling cerdas dari semua itu menunjukan bahwa hakikat manusia adalah mahkluk
yang positif. Manusia dengan segala sifat dan karakternya, diciptakan dengan
sebegitu sempurnanya. Hakikat manusia adalah sebagai berikut :
1.
Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
2.
Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku
intelektual dan sosial.
3.
Mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur dan mengontrol
dirinya dan mampu menentukan nasibnya.
4.
Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak pernah
selesai (tuntas) selama hidupnya.
5.
Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk
mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik
untuk ditempati.
6.
Suatu keberadaan yang berpotensi yang perwujudanya merupakan ketakterdugaan
dengan potensi yang tak terbatas.
7.
Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung kemungkinan baik
dan jahat.
8.
Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan turutama lingkungan sosial,
bahkan ia tidak bisa berkembang sesuai dengan martabat kemanusiaannya tanpa
hidup di dalam lingkungan sosial.
1.2. Hakikat Manusia Sebagai Makhluk yang Kuat
Hakikat manusia sebagai mahluk yang kuat tentu karena manusia
dicipta dengan diberikan akal. Dengan akalnya manusia bisa mengalahkan
terbangnya burung yang terbang ke angkasa, dengan akalnya manusia bisa berenang
di dasar laut seperti ikan. Dibanding makhluk lainnya manusai mempunyai
kelebihan-kelebihan yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Kelebihan
manusia adalah kemampuan untuk bergerak dalam ruang yang bagaimanapun,
baik didarat, dilaut, maupun diudara. Sedangkan binatang
bergerak diruang yang terbatas. Walaupun ada binatang yang bergerak
didarat dan dilaut, namun tetap saja mempunyai keterbatasan dan tidak bisa
melampaui manusia.
1.3. Hakikat Manusia Sebagai Makhluk yang Bertanggung
Jawab
Sesungguhnya hakikat manusia adalah mahluk yang
bertanggung jawab atas tindakannya dan manusia diberi naluri. Naluri adalah
semacam dorongan alamiah dari dalam diri manusia untuk memikirkan serta
menyatakan suatu tindakan. Setiap makluk hidup memiliki dorongan yang dapat
diekspresikan secara spontan sebagai tanggapannya kepada stimulus yang muncul
dari dalam diri atau dari luar dirinya. Naluri ini tidak setiap waktu muncul
yang baik tetapi kadang muncul naluri kejahata. Namun pada hakikatnya atas
tindakan kebaikan maupun kejahatan manusia memiliki tanggung jawab.
1.4. Hakikat Manusia Dalam Wujud dan Sifatnya
Mengenai wujud sifat hakikat manusia (yang tidak dimiliki oleh hewan), akan
dipaparkan oleh paham eksistensialisme dengan tujuan agar menjadi masukan dalam
membenahi konsep pendidikan, yaitu:
1.
Kemampuan Menyadari Diri
Kaum rasional
menunjuk kunci perbedaan manusia dengan hewan pada adanya kemampuan menyadari
diri yang dimiliki oleh manusia. Berkat adanya kemampuan menyadari diri yang
dimiliki oleh manusia, maka manusia menyadari bahwa dirinya memiliki ciri khas
atau karakteristik diri. Hal ini menyebabkan manusia dapat membedakan dirinya
dengan yang lain dan dengan lingkungan fisik di sekitarnya.
2.
Kemampuan Bereksistensi
Kemampuan
bereksistensi adalah kemampuan menempatkan diri dan
menerobos. Justru karena manusia memiliki kemampuan bereksistensi inilah maka
pada manusia terdapat unsur kebebasan. Dengan kata lain, adanya manusia
bukan ”berada” seperti hewan dan
tumbuh-tumbuhan, melainkan “meng-ada” di muka bumi. Jika
seandainya pada
diri manusia ini tidak terdapat kebebasan, maka manusia itu tidak lebih dari
hanya sekedar “esensi” belaka, artinya ada hanya sekedar “ber-ada” dan tidak
pernah “meng-ada” atau “ber-eksistensi”. Adanya kemampuan bereksistensi
inilah yang membedakan manusia sebagai makhluk human dari hewan selaku
mahkluk infra human, dimana hewan menjadi orderdil dari lingkungan, sedangkan
manusia menjadi manajer terhadap lingkungannya.
3.
Kata Hati
Kata hati atau conscience
of man juga sering disebut dengan istilah hati nurani, lubuk hati, suara
hati, pelita hati, dan sebagainya. Conscience ialah “pengertian yang
ikut serta” atau “pengertian yang mengikut perbuatan”. Manusia
memiliki pengertian yang menyertai tentang apa yang akan, yang sedang, dan yang
telah dibuatnya, bahkan mengerti juga akibatnya, bagi manusia sebagai manusia.
4.
Moral
Jika kata hati
diartikan sebagai bentuk pengertian yang menyertai perbuatan, maka yang
dimaksud dengan moral (yang sering juga disebut etika) adalah perbuatan itu
sendiri. Disini tampak bahwa masih ada jarak antara kata hati dengan moral.
Artinya seseorang yang telah memiliki kata
hatiyang tajam belum otomatis perbuatannya merupakan
realisasi dari kata hatinya itu. Untuk menjembatani jarak yang
mengantarai keduanya masih ada aspek yang
diperlukan yaitu kemauan. Bukankah banyak orang yang memiliki kecerdasan akal
tetapi tidak cukup memiliki moral. Itulah sebabnya maka pendidikan moral juga
sering disebut pendidikan kemauan.
5.
Tanggung Jawab
Kesedian untuk
menanggung segenap akibat dari perbuatan yang menuntut tanggung jawab,
merupakan pertanda dari sifat orang yang bertanggung jawab. Wujud bertanggung
jawab bermacam-macam. Ada tanggung jawab kepada diri sendiri, tanggung
jawab kepada masyarakat, dan tanggung jawab kepada Tuhan. Dengan demikian
tanggung jawab dapat diartikan sebagai keberanian untuk menentukan bahwa
sesuatu perbuatan sesuai dengan tuntunan kodrat manusia, dan bahwa hanya karena
itu perbuatan tersebut dilakukan, sehingga sanksi apapun yang dituntutkan (oleh
kata hati, masyarakat, norma-norma agama), diterima dengan penuh kesadaran dan
kerelaan.
6.
Rasa Kebebasan
Merdeka adalah rasa
bebas (tidak merasa terikat oleh sesuatu), tetapi sesuai dengan tuntunan kodrat
manusia. Kemerdekaan dalam arti yang sebenarnya memang berlangsung dalam
keterikatan. Artinya, bebas berbuat sepanjang tidak bertentangan dengan
tuntunan kodrat manusia. Kemerdekaan berkaitan erat dengan kata hati dan moral.
Seseorang mengalami rasa merdeka apabila segenap perbuatanya (moralnya) sesuai
dengan apa yang dikatakan oleh kata hatinya, yaitu kata hati yang sesuai dengan
kodrat manusia.
7.
Kewajiban dan Hak
Pada dasarnya hak itu
adalah sesuatu yang masih kosong. Artinya meskipun hak tentang sesuatu itu ada.
Belum tentu seseorang mengetahuinya (misalnya hak memperoleh perlindungan
hukum). Pemenuhan hak dan pelaksanaan kewajiban bertalian erat dengan soal
keadilan. Dalam hubungan ini dapat dikatakan bahwa keadilan terwujud bila hak
sejalan dengan kewajiban karena pemenuhan hak dan pelaksaaan kewajiban dibatasi
oleh situasi kondisi yang berarti tidak semua hak dapat terpenuhi dan tidak
segenap kewajiban dapat sepenuhnya dilakukan.
8.
Kemampuan Menghayati Kebahagian
Pada saat orang
menghayati kebahagian, aspek rasa lebih berperan dari pada aspek nalar. Oleh
karena, itu dikatakan bahwa kebahagian itu sifatnya irasional. Kebahagian itu
ternyata tidak terletak pada keadaanya sendiri secara factual (lulus sebagai
sarjana, mendapat pekerjaan dan seterusnya) atau pun pada
rangkaian prosesnya, maupun pada perasaan yang diakibatkannya tetapi terletak
pada kesangguapan menghayati semuanya itu dengan keheningan
jiwa, dan mendudukkan hal-hal tersebut didalam
rangkaian atau ikatan tiga hal yaitu, usaha, norma-norma, dan takdir. Manusia
yang menghayati kebahagian adalah pribadi manusia dengan segenap keadaan dan
kemampuannya. Manusia menghayati
kebahagaian apabila jiwanya bersih dan stabil, jujur, bertanggung jawab,
mempunyai pandangan hidup dan keyakinan hidup yang kukuh dan bertekad untuk
merealisasikan dengan cara yang realistis.
D.
Sifat Keingintahuan Manusia
2.1. Ilmu Pengetahuan Alam Bagi Manusia
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang telah diketahui. Untuk
mengetahui sesuatu, manusia dapat menggunakan indranya dengan cara mendengar,
melihat, merasa, mencium, dan sebagainya. Semua pengetahuan yang didasarkan
secara indrawi dikategorikan sebagai pengetahuan empiris, artinya pengetahuan
yang bersumber dari pengalaman. Oleh karena itu, pengalaman menjadi bagian
penting dari seluk-beluk adanya pengetahuan.
Setiap orang memiliki pengetahuan karena pernah mengalami sesuatu dan setiap
pengalamannya dapat dijadikan landasan berfikir dan bertindak. Secara otomatis
setiap orang memiliki pengetahuan, akan tetapi kerena pengalaman setiap orang berbeda-beda,
penyelesaian masalahnya bersumber pada pengalaman yang beragam sehingga
pengetahuan menjadi semakin banyak. Pengetahuan yang bersumber dari pengalaman
akan membedakan cara penyelesaian masalah, sekaligus memperkaya pengetahuan.
Pengalaman merupakan pengetahuan yang sangat berharga. Kerena pengalaman
merupakan sumber pengetahuan yang utama dan kemudian melahirkan
empirisme. Empirisme adalah salah satu aliran dalam filsuf
yang menekankan peranan pengalaman dalam memperoleh
pengetahuan dan pengetahuan itu sendiri. Beberapa pandangan filsuf tentang
pengalaman sebagai sumber pengetahuan, yaitu menggambarkan secara mendalam
bahwa sumber pertama pengetahuan adalah pengalaman.
Manusia yang belajar dari pengalamannya adalah manusia yang memahami bahwa masa
depan sangat bergantung pada kecerdasan dalam mengambil pelajaran atau hikmah dibalik semua pengalaman.
Gagasan dalam pikiran manusia adalah ide yang terdapat dalam alat pikir yang
disebut dengan akal atau otak. Tidak ada seorang pun yang dapat menggambarkan
bentuk konkret dari akal yang ada hanyalah bentuk fisikal otak yang terdapat
didalam kepala manusia. Sistem gagasan dalam pikiran manusia adalah kelancaran
kerja otak dalam menangkap segala sesuatu, mengembangkan nalar dalam sebuah ide
tentang sesuatu yang dimaksudkan, dan membentuk konsep demi pembatasan sesuatu
yang digagas.
Manusia memiliki rasa ingin tahu atau kurioritas yang terus tumbuh dan
berkembang sangat pesat. Rasa ingin tahu manusia tidak pernah dapat terpuaskan,
apabila suatu masalah dapat dipecahkan akan timbul masalah lainnya yang
menunggu pemecahanya. Manusia akan terus bertanya setelah mengetahui apa,
bagaimana, dan mengapa. Manusia mampu menggunakan pengetahuan yang telah lama
diperoleh untuk dikombinasikan dengan pengetahuan yang baru menjadi pengetahuan
yang lebih baru lagi. Hal ini demikian berlangsung berabad-abad sehingga
terjadi akumulasi pengetahuan. Manusia memiliki salah satu sifat yang paling
esensial yaitu berfikir, al-insan hayawanu naathiq, artinya manusia
adalah makhluk yang berfikir. Karena itu lahirnya ilmu pengetahuan tentang alam
atau ilmu alamiah berasal dari pemikiran manusia tentang jati diri alam.
2.2. Fungsi Ilmu Alamiah Bagi Manusia
Ilmu alamiah sering disebut ilmu pengetahuan alam atau ilmu kealaman yang
dalam Bahasa Inggris disebu natural science. Ilmu ini merupakan ilmu
pengetahuan yang mengkaji gejala-gejala alam semesta, termasuk bumi sehingga
terbentuknya konsep dan prinsip. Fungsi ilmu alamiah bagi manusia didasarkan
pada hal-hal berikut:
1.
Manusia tercipta dalam keadaan tidak memiliki ilmu pengetahuan.
2.
Manusia lahir dalam keadaan fitrah.
3.
Manusia diwajibkan mencari ilmu.
4.
Semua ilmu bersumber dari alam dan berasal dari Tuhan.
Empat fungsi diatas merupakan titik tolak dan prinsip lahirnya ilmu
pengetahuan. Karena dengan empat pandangan tersebutlah, manusia tidak berhenti
mengembangkan pendidikan, baik secara teoritis maupun sacara praktis, sehingga
ilmu pengetahuan semakin berkembang dan alam semakin diketahui eksistensinya.
Ilmu pengetahuan alam wajib dipelajari oleh manusia agar manusia memiliki
kapabilitas yang ilmiah dalam membaca gejala alam dan memanfaatkan
Hasil-hasil alam dengan baik dan benar. Salah satu
ilmu yang menjelaskan alam dilihat dari ciri-ciri umumnya yang normatif
adalah ilmu alamiah dasar. Ciri-ciri ilmu alamiah dasar adalah sebagai berikut:
1.
Merupakan disiplin ilmu yang sudah ada.
2.
Objek penelitian berupa gejala alam.
3.
Memerlukan uji laboraturium dan uji eksperimental.
4.
Bersifat objektif.
5.
Berkelanjutan.
6.
Dapat dirasakan hasilnya.
7.
Rasional.
8.
Bersifat matematis dan teknologis, yakni dapat diterapkan dalam kehidupan
manusia untuk berbagai kepentingan.
3.
Perkembangan Alam Pikir Manusia
Perkembangan Fisik Manusia
Tubuh manusia berubah mulai sejak
berupa sel sederhana yang selanjutnya secara bertahap menjadi manusia yang sempurna.
Sel sederhana berasal dari sel kromosom sperma yang identik dengan kromosom sel
telur, pada prosesnya akan terjadi kromosom yang tidak homolog yang akan
menjadi laki-laki.
Lima minggu setelah terjadi
konsepsi, bakal jantung mulai berdenyut yang selanjutnya akan membagi menjadi
serambi kiri dan kanan pada minggu ke-9. Sedangkan pada minggu ke-13, janin
sudah mulai berbentuk yang ditandai dengan berfungsinya berbagai organ, yang
selanjutnya pada usia 18 minggu mulai terasa gerakan dari janin.
Pada usia 32 minggu, janin mulai
mempersiapkan diri untuk dilahirkan dengan kepala di bawah makin mendekati
lubang kelahiran. Pada saat ini gerakan semakin berkurang. Perkembangan
tercepat terjadi pada saat setelah kelahiran sampai remaja.
Perubahan
fisik yang sangat nyata, terjadi pada saat pubertas, yang ditandai di antaranya
dengan tanda kedewasaan berupa tumbuhnya rambut pada daerah-daerah tertentu dan
fungsi organ-organ reproduksi (organ genitalia).
Perkembangan pengetahuan pada
manusia sangat dipengaruhi oleh perkembangan pengetahuan semasa anak-anak,
berupa bimbingan yang baik oleh orang tua dan lingkungan yang terus akan
terbawa sampai dewasa.
Sampai usia 2 tahun, perkembangan
kecerdasan sangat cepat, dari belajar, makan, berbicara dan berjalan. Pada usia
2 – 7 tahun rasa ingin tahu akan makin besar. Masa remaja merupakan masa
pertentangan dengan dirinya maupun dengan orang dewasa, karena selalu berusaha
untuk memposisikan diri sebagai orang dewasa walaupun secara emosional belum
memadai. Selanjutnya, setelah usia 30 tahun, mulai dapat mengendalikan diri dan
mampu menempatkan diri sebagai individu yang bertanggung jawab.
Manusia berasal dari sel telur ibu
dan sel sperma ayah yang bersatu membentuk embrio, kemudian tumbuh menjadi
banyak sel serta melakukan diferensiasi dan berkembang menjadi bayi yang
dilahirkan ke muka bumi. Bayi manusia tumbuh dan berkembang menjadi anak yang
pandai berbicara, membaca, berhitung dan mampu bergerak dengan lincah. Anak
tersebut menjadi remaja yang mulai mengalami pubertas, seperti perempuan mulai
mensturasi, dan laki-laki mulai memiliki jenggot, kumis, serta membesar
suaranya. Selanjutnya masuk masa dewasa yang sudah mampu bekerja dan berumah
tangga.
Perkembangan Sifat dan Pikiran Manusia
Sifat ingin
tahu manusia berkembang seiring dengan perkembangan umur dan waktu dimana
manusia tersebut hidup. Pada zaman pra sejarah manusia hidup dari berburu dan
berladang yang berpindah dari satu tempat ke tempat lain, kemudian meningkat
menjadi petani dan peternak yang menetap. Sampai pada abad 20 di kenal metode
kultur jaringan, dimana memperbanyak tanaman dapat dilakukan dari satu helai
daun atau sepotong ranting yang masih muda untuk menghasilkan banyak tanaman.
Hal ini disebabkan tanaman memiliki sel bersifat totipoten, dimana satu sel
tumbuhan dapat tumbuh dan berkembang menjadi tumbuhan utuh jika berada pada
medium tanam yang sesuai.
Ada dua
macam perkembangan alam pikiran manusia, yakni perkembangan alam pikiran
manusia sejak dilahirkan sampai akhir hayatnya dan perkembangan alam pikiran
manusia, sejak zaman purba hingga dewasa ini.
Manusia yang mempunyai rasa ingin tahu terhadap rahasia alam sehingga
mencoba menjawab dengan menggunakan pengamatan dan penggunaan pengalaman.
Tetapi sering upaya itu tidak terjawab secara memuaskan. Pada manusia kuno
untuk memuaskan mereka menjawab sendiri. Pengetahuan baru muncul dari kombinasi
antara pengalaman dan kepercayaan yang disebut mitos, sehingga cerita-cerita
mitos disebut legenda. Mitos dapat diterima karena keterbatasan penginderaan,
penalaran, dan hasrat ingin tahu yang harus dipenuhi, sehubungan dengan
kemajuan zaman maka lahirlah ilmu pengetahuan dan metode ilmiah. Negara
Indonesia yang pluralis kesukuannya atau ras dan etnisnya, memiliki kebudayaan
serta keyakinan agama beragam. Sarat dengan legenda dan mitos-mitos yang patut
di jadikan pelajaran. Secara filosofis semua bukan sekedar mitos dan legenda ,
melainkan pesan-pesan yang tersirat didalamnya memberikan inspirasi berpikir
pada perkembangan manusia, dari yang berfikir mitologis menuju berpikir yang
empiris dan rasional.
Legenda dan keyakinan manusia terhadap mitos-mitos yang memberikan pesan-pesan
religius sesungguhnya tidak disampaikan oleh untaian cerita dan kata-kata
yang tanpa makna simbolis. Nilai-nilai kesusastraan dan sajak atau
pantun-pantun yang diuntai dalam kalimat yang puitis memberikan gambaran
kemajuan estetik dan pola pikir manusia yang penuh kelembutan dan keindahan.
Sejak awal perkembangan berbagai mitos dan hubungannya dengan legenda, dongeng,
dan cerita rakyat lainnya. Sejarah mitos adalah bagian dari hakikat kehidupan
manusia sejak manusia dilahirkan ke dunia. Adapun hal-hal yang sangat penting
dari mitos adalah sebagai berikut:
1.
Mitos diperlukan untuk menunjang sistem nilai hidup manusia.
2.
Mitos dapat memberi kejelasan tentang eksistensi manusia dalam hubungannya
dengan alam sekitar.
3.
Mitos dapat memberi kejelasan tentang bentuk hubungan yang baik antarsesama
manusia dan wujud Yang Maha Tinggi.
4.
Mitos adalah pencerahan masyarakat yang hidup dimasa lalu dalam menemukan
jawaban-jawaban atas masalah yang disebabkan oleh situasi dan kondisi alam.
Karena mitos adalah pandangan manusia tentang berbagai gejala alam yang
merupakan jawaban yang cerdas sesuai dengan kepastiannya.
Puncak pemikiran mitos adalah pada zaman Babillonia, yakni kira-kira 600-700
SM. Orang Babillonia berpendapat bahwa alam semesta itu sebagai ruang setengah
bola dengan bumi yang datar sebagai lantainya dan langit, bintang-bintang
sebagai atapnya. Namun yang menakjubkan mereka telah mengenal bidang ekleptika
sabagai bidang edar matahari dan menetapkan perhitungan satu tahun, yaitu satu
kali matahari beredar ketempat semulai yaitu 365,25 hari. Pengetahuan dan
ajaran tentang orang Babillonia setengahnya merupakan dugaan, imajinasi,
kepercayaan atau mitos, sehingga pengetahuan semacam ini disebut pseudo
science ( sains palsu). Dalam hal ini ada tokoh-tokoh Yunani dan lainnya
yang memberikan sumbangan perubahan pemikiran pada waktu itu adalah:
1.
Anaximander, langit yang kita lihat adalah setengah saja, langit dan isinya
beredar mengelilingi bumi dan Ia juga mengajarkan membuat jam dengan tongkat.
2.
Anaximenes, mengatakan unsur-unsur pembentukan semua benda adalah air, seperti
pendapat Thales yang mengatakan bahwa air adalah salah satu bentuk benda bila
merenggang menjadi api dan bila memadat menjadi tanah.
3.
Herakleitos, pengkoreksi pendapat Anaximenes, justru apilah yang menyebabkan
transmutasi, tanpa ada api benda-benda akan seperti apa adanya.
4.
Pythagoras, mengatakan semua unsur benda adalah tanah, api, udara, dan air. Ia
juga mengungkapkan dalil Pythagoras C² = A² + B², sehubungan dengan alam
semesta Ia mengatakan bahwa bumi adalah bulat dan seolah-olah benda lain
mengitari bumi termasuk matahari.
5.
Demokritos, bila benda dibagi terus maka pada suatu saat akan sampai pada
bagian terkecil yang disebut atom yang tetap dipakai sampai saat ini namun ada
perubahan konsep.
6.
Empedokles, menyempurnakan pendapat Pythagoras, Ia memperkenalkan tentang
tenaga penyekat atau daya tarik-menarik dan data tolak-menolak. Kedua tenaga
ini dapat mempersatukan atau memisahkan unsur-unsur.
7.
Plato, yang mempunyai pemikiran yang brbeda dengan orang sebelumnya, Ia
mengatakan bahwa keanekaragaman yang tampak ini sebenarnya hanya satu duplikat
saja dari semua yang kekal dan immatrial. Seperti serangga yang beranekaragam
itu merupakan duplikat yang tidak sempurna, yang benar adalah idea serangga.
8.
Aristoteles merupakan ahli pikir, Ia membuat intisari dari ajaran orang
sebelumnya Ia membuang ajaran yang tidak masuk akan dan memasukan pendapatnya
sendiri. Ia mengajarkan unsur dasar alam yang disebut hule. Zat ini
tergantung kondisi sehingga dapat berwujud tanah, air, udara, atau api. Terjadi
transmutasi disebabkan oleh kondisi, angin, lembab, panas, dan kering.
9.
Ptolomeus, mengatakan bahwa bumi adalah pusat tata surya ( goesentris),
berbentuk bulat diam seimbang tanpa tiang penyangga.
10. Avicenna merupakan ahli
dibidang kedokteran, selain itu ahli lain dari dunia islam yaitu Al-Biruni
seorang ahli ilmu pengetahuan asli dan komtemporer.
Perkembangan pola pikir manusia berevolusi secara bertahap mengikuti berbagai
kejadian dan pengalaman yang setiap hari silih berganti. Di Indonesia pola
pikir nenek moyang kita mengalami perubahan seiring dengan per-kembangan zaman,
ilmu, dan pengetahuan. Agama-agama yang berkembang, seperti adanya animisme dan
dinamisme. Suatu kepercayaan terhadap roh-roh nenek moyang dan para penguasa
alam jagat raya ini dengan wilayahnya masing-masing.
4. Sejarah, Penalaran, dan Cara Memperoleh Ilmu
Pengetahuan Pada Manusia
4.1. Sejarah Manusia
Secara umum, ada berbagai perdebatan tentang apakah manusia modern sekarang
ini berkembang di Afrika, dan kemudian menyebar ke seluruh dunia atau
berkembang dari manusia Neanderthal di Eropa. Dalam hal ini, berhadapan dengan
suatu periode waktu yang sangat panjang dan tidak bisa begitu saja dipastikan.
Para peneliti pernah menemukan lukisan gua di Perancis Selatan yang
diperkirakan sudah ada sejak 30.000 tahun sebelum Masehi. Paparan tersebut
menyatakan bahwa terdapat problem fundamental di dalam penelitian ilmiah
tentang asal usul manusia, yakni bahwa suatu bukti fisik yang kecil seringkali
dijadikan suatu pondasi bagi teori besar tentang perkembangan dan proses
migrasi manusia purba. Sehingga dapat dikatakan, satu batu kecil bisa jadi
titik awal bagi suatu teori masif tentang asal usul manusia. Berikut merupakan
jenis-jenis manusia:
1.
Homo Sapiens
Homo sapiens adalah makhluk yang berfikir sehingga merupakan makhluk yang
cerdas dan bijaksana. Dengan daya pikirnya manusia dapat berfikir apakah
sebaiknya dilakukan pada masa lalu yang merupakan pengalaman. Pemikiran yang
sifatnya abstrak merupakan salah satu wujud budaya manusia yang kemudian
diikuti wujud budaya lain, berupa tindakan atau perilaku, ataupun kemampuan
mengerjakan suatu tindakan
2.
Homo Faber
Homo faber adalah manusia yang dapat membuat alat-alat dan mempergunakannya
atau disebut sebagai manusia kerja dengan salah satu tindakan atau wujud
budayanya berupa manusia (artifact). Manusia menciptakan alat-alat kerena
menyadari kemampuan inderanya terbatas, sehingga diupayakan membuat peralatan
sebagai sarana pembantu untuk mencapai tujuan.
3. Homo Languens
Homo languens adalah manusia yang dapat berbicara sehingga apa yang menjadi
pemikiran dalam otaknya dapat disampaikan melalui bahasa kepada manusia lain.
Bahasa sebagai ekspresi dalam tingkat biasa adalah bhasa lisan.
4.
Homo Socius
Homo socius adalah manusia yang dapat hidup bermasyarakat, bukan bergerombol
seperti binatang yang hanya mengenal hukum rimba, yaitu yang kuat yang
berkuasa. Manusia bermasyarakat diatur dengan tata tertib demi kepentingan
bersama.
5.
Homo Ecconomicus
Homo ecconomicus adalah manusia yang dapat mengadakan usaha atas dasar
perhitungan ekonomi. Salah satu prinsip dalam hukum ekonomi adalah bahwa semua
kegiatan harus atas dasar untung dan rugi. Dalam tingkat sederhana manusia
mencukupi kebutuhannya sendiri, kemudian atas dasar jasa maka dikembangkan
sistem pasar sehingga hasil produksinya dijual dipasaran.
6.
Homo Religius
Homo religius adalah manusia yang menyadari adanya kekuatan gaib yang memiliki
kemampuan lebih hebat daripada kemampuan manusia, sehingga menjadikan
manusia berkepercayaan atau beragama.
7.
Homo Humanus dan Homo Aesteticus
Homo humanus
adalah manusia yang berbudaya, sedangkan homo aesteticus adalah manusia yang
tahu akan keindahan. Dari perbedaan- perbedaan yang sedemikian banyak
makin nyata bahwa manusia memang memiliki
sifat-sifat yang unik, jauh berbeda dari pada hewan apalagi tumbuhan. Sehingga
manusia tidak dapat disamakan dengan binatang atau tumbuhan.
Sekitar empat juta tahun yang lalu muncul suatu spesies di Afrika yang
merupakan percabangan dari kera. Spesies inilah yang nantinya berkembang
menjadi homo sapiens, atau manusia sekaran ini.
4.2. Penalaran Manusia
Penalaran merupakan suatu proses berpikir dalam menarik sesuatu kesimpulan yang
berupa pengetahuan. Manusia pada hakikatnya merupakan makhluk yang berpikir,
merasa, bersikap, dan bertindak. Sikap dan yang bersumber pada pengetahuan yang
didapatkan lewat kegiatan merasa atau berpikir. Penalaran menghasilkan
pengetahuan yang diartikan dengan kegiatan berpikir dan bukan dengan perasaan,
meskipun seperti dikatakan Pascal, hati pun mempunyai logika tersendiri. Meskipun
demikian patut kita sadari bahwa tidak semua manusia kegiatan berpikir
menyandarkan diri pada penalaran. Jadi penalaran merupakan kegiatan berpikir
yang mempunyai karakteristik tertentu dalam menemukan kebenaran.
Berpikir merupakan suatu kegiatan untttk menemukan pengetahuan yang benar. Apa
yang disebut benar bagi tiap orang adalah tidak sama maka oleh sebab itu
kegiatan proses berpikir untuk menghasilkan pengetahuan yang benar itu pun juga
berbeda-beda. Dapat dikatakan bahwa tiap jalan pikiran mempunyai apa yang
disebut sebagai kriteria kebenaran, dan kriteria kebenaran ini merupakan
landasan bagi proses penemuan kebenaran tersebut. Penalaran merupakan suatu
proses penemuan kebenaran di mana tiap-tiap jenis penalaran mempunyai kriteria
kebenarannya masing-masing. Sebagai suatu kegiatan berpikir maka penalaran
mempunyai ciri-ciri tertentu:
1. Pertama
ialah adanya suatu pola berpikir yang secara luas dapat disebut logika. Dalam
hal ini maka dapat kita katakan bahwa tiap bentuk penalaran
mempunyai logikanya tersendiri. Atau dapat juga disimpulkan bahwa kegiatan penalaran merupakan satu
proses berpikir logis, di mana berpikir logis di sini harus
diartikan sebagai kegiatan berpikir menurut
suatu pola tertentu, atau dengan perkataan lain, menurut logika
tertentu. Hal ini patut kita sadari bahwa berpikir logis itu mempunyai
konotasi yang bersifat jamak (plurar) dan bukan tunggal (singular). Suatu
kegiatan berpikir bisa disebut logis ditinjau dari suatu
logika tertentu, dan mungkin tidak Iogis bila ditinjau dari sudut logika yang
lain. Hal ini scring menimbulkan gejala apa yang dapat kita sebut
sebagai kekacauan penalaran
yang tidak konsistennya kita dalam mernpergunakan pola berpikir tertentu.
2. Kedua dari
penalaran adalah sifat anaditik dari proses berpikirnya penalaran
merupakan suatu kegiatan berpikir yang menyandarkan diri kepada suatu analisis dan kerangka
berpikir yang dipergunakan untuk analisis tersebut adalah logika penalaran yang
bersangkutan. Artinya penalaran
ilmiah merupakan suatu kegiatan analisis yarg mempergunakan logika ilmiah, dari demikian juga penalaran
lainnya yang mempergunakan logikanya tersendiri pula. Sifat analitik ini, kalau
kita kaji lebih jauh, merupakan konsekuensi dari adanya suatu pola berpikir
tanpa adanya pola berpikir tersebut maka tidak akan ada kegiatan, sebab pada
hakikatnya merupakan suatu kegiatan berpikir
berdasarkan langkah-langkah tertentu.
4.3. Cara Manusia Memperoleh Ilmu Pengetahuan
Pada zaman dahulu kemampuan manusia masih terbatas baik peralatan maupun
pemikiran. Keterbatasan itu menyebabkan pengamatan menjadi kurang
seksama, dan cara pemikiran yang sederhana menyebabkan hasil pemecahan masalah
memberikan kesimpulan yang kurang tepat. Dengan demikian, pengetahuan yang
terkumpul belum memberikan kepuasan terhadap rasa ingin tahu manusia dan masih
jauh dari kebenaran. Berbagai pengetahuan baru yang bermunculan dan merupakan
gabungan dari pengalaman dan kepercayaan. Rasa ingin tahu manusia ternyata
tidak dapat terpuaskan atas dasar pengamatan maupun pengalamannya saja untuk
memuaskan alam pikirannya. Menurut Auguste Comte (1798-1857 M), dalam sajarah
perkembangan jiwa manusia baik sabagai individu maupun sebagai keseluruhan yang
berlangsung tiga tahap, yaitu:
1. Tahap teologi atau fiktif.
2. Tahap filsafat atau metafisik.
3. Tahap positif atau ilmiah
ril.
Dalam manusia curiosity (rasa ingin tahu) yang merupakan pikiran manusia
berkembang dari waktu kewaktu. Rasa ingin tahunya atau pengetahuannya selalu
bertambah sehingga terjadi timbunan pengetahuan. Rasa ingin tahu manusia
berasal dari ingin mengenal dirinya sendiri, yang akhirnya disadari bahwa
dirinya terdiri atas dua unsur yaitu rohani dan jasmani. Perkembangan
selanjutnya adalah keingintahuan manusia pada alam sekitanya. Dengan kemampuan
bahasa, manusia berkomunikasi dan bertukar pengalaman tentang segala hal yang
ada di alam serta kegunaan bagi manusia.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manusia adalah makhluk yang lemah dibandingkan
makhluk lain, namun dengan akal budi dan kemauannya yang sangat kuat maka
manusia dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk dapat hidup
dengan lebih baik lagi.
Menurut
kodratnya manusia selalu ingin tahu terhadap seluruh kehidupan yang
dilakoninya. Banyak mitos yang berkembang merupakan metode untuk memahami
segala sesuatu yang ada dan terjadi di alam jagat raya ini, berbagai pertanyaan
atas ketidaktahuan atau rasa penasaran manusia atas eksistensi jagat raya ini
hanya dijawab dengan mitos.
Manusia
mampu menggunakan pengetahuan lama untuk dikombinasikan dengan pengetahuan baru
menjadi pengetahuan yang lebih baru lagi, selain untuk kepuasan manusia juga
keperluan praktis agar hidup manusia lebih mudah dan menyenangkan.
Dalam
sejarah manusia dapat berfikir bagaimana sumber keingintahuannya tidak terbatas
pada keadaan diri manusia sendiri ataupun keadaan sekelilingnya.
B. Saran
Demikian
yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah
ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahan karena terbatasnya
pengetahuan dan kekurangan rujukan atau referensi yang
ada hubungannya dengan judul makalah yang kami susun tersebut.
Kami selaku
penulis banyak berharap para pembaca sudi memberika kritik dan saran yang
tentunya membangun kepada kami, demi mencapainya kesempurnaan dalam makalah ini.
Semoga makalah ini dapat berguna bagi
kami dan pada khususnya seluruh pembaca makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Herabudin. 2010. Ilmu Alamiah Dasar. Pustaka
Setia: Bandung.
Jablonski dan Choplin. 2000. Catatan Teratur
Evolusi Manusia.
Leakey, Richard. 2003. Asal Usul Manusia.
Kepustakaan Populer Gramedia:
Jakarta.
Darmo,
Hendro dan Yeni Kaligis.2004. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta :
Universitas Terbuka
Hudiyono,
Sumi. 2004. Alam Pikiran Manusia dan Perkembangannya. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.
Jasin,
Maskoeri. 2006. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
tidak sukasb tidak ada fffootnonenya.......
BalasHapusMba yg pengertian hakikat manusia diambil dari buku yang mana ya? Saya mau cari bukunya. Terimakasih
BalasHapusmakalah nya mantul banget dah
BalasHapus