KATA
PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalh ini tepat pada waktunya yang berjudul
“POPULASI DAN KOMUNITAS MAKHLUK
HIDUP”
Dengan selesainya makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang telah memberikan masukan-masukan kepada penulis. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terimakasih.
Penulis
menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini, baik dari materi
maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman
penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis
harapkan demi tercapainya kesempurnaan dari makalah ini.
Binjai , September 2013
Binjai , September 2013
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
BAB
II PEMBAHASAN
A. Populasi
B.Sifat-Sifat
Yang Dimiliki Populasi
C Komunitas
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
B.
SARAN
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Ekologi adalah cabang ilmu
pengetahuan yang mempelajari tentang hubungan makluk hidup dan lingkungannya.
Bumi memiliki banyak sekali jenis-jenis mahkluk hidup, mulai dari tumbuhan dan
binatang yang sangat kompleks hingga organisme yang sederhana seperti jamur,
amuba dan bakteri. Meskipun demikian semua mahkluk hidup tanpa kecuali, tidak
bisa hidup sendirian. Masing-masing tergantung pada mahkluk hidup yang lain
ataupun benda mati di sekelilinganya.
Ruang
Lingkup Kajian Ekologi adalah untuk memahami batas-batas ruang lingkup kajian
ekologi terlebih dahulu perlu dipahami bagaimana sistem kehidupan di muka ini
tersusun dari sistem kehidupan terbesar (biosfer) sampai ke dalam sistem
kehidupan terkecil. Antara makhluk hidup satu dengan yang lain akan selalu
terjadi interaksi. Ekosistem tersusun atas komponen-komponen yang saling
berinteraksi satu dengan yang lainnya. Komponen itu membentuk satuan-satuan
organism kehidupan. Antara individu yang satu dengan lainnya dalam satu
daerah akan membentuk populasi. Selanjutnya, antara populasi yang satu
dengan yang lainnya dalam satu daerah akan terjadi interaksi membentuk komunitas.
Hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya akan membentuk ekosistem.
Kumpulan ekosistem di dunia akan membentuk biosfer. Urutan satuan -
satuan makhluk hidup dalam ekosistem dari yang kecil sampai yang besar adalah
Individu, Populasi, Komunitas, Ekosistem dan Biosfer. namun pada sekian banyak
susunan ekologi tersebut, pada kesempatan ini penulis akan menyajikan makalah
tentang Populasi dan Komunitas.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas diharapkan makalah ini dapat memberikan kita imformasi
tentang :
a. Pengertian dari polulasi
b. Sifat –
sifat yang dimiliki populasi
c. Komunitas
d. Nama
Komunitas
e. Macam-macam
Komunitas
BAB II
PEMBAHASAN
A. Populasi
Populasi berasal dari bahasa latin yaitu populous =
rakyat, berarti penduduk. Didalam pelajaran ekologi, populasi adalah sekelompok
individu yang sejenis. Apabila kita membicarakan populasi, haruslah disebut
jenis individu yang dibicarakan dengan menentukan batas – batas waktunya serta
tempatnya. Jadi, populasi adalah Kumpulan individu sejenis yang hidup pada
suatu daerah dan waktu tertentu.
Populasi adalah sekelompok makhluk hidup
dengan spesies yang sama, yang hidup pada suatu wilayah yang sama dalam kurun
waktu yang sama pula. Misalnya saja tanaman padi di persawahan begitu juga
dengan perumputan atau serangga yang ada.
Ahli
ekologi memastikan dan menganalisis jumlah dan pertumbuhan dari populasi serta
hubungan antara masing-masing spesies dan kondisi lingkungan.
B.
Sifat – sifat yang dimiliki populasi
1.
Kerapatan atau kepadatan.
Kerapatan
lazim digunakan pada tumbuhan, sedangkan kepadatan biasanya digunakan pada
manusia. Populasi organisme pada suatu daerah tidak akan tetap dari waktu ke
waktu berikutnya. Jika jumlah populasi suatu jenis berubah, kepadatan
populasinya juga akan berubah. Ada dua hal yang mempengaruhi perubahan
kepadatan populasi organisme pada suatu daerah.
·
Adanya individu yang datang, yaitu
individu yang lahir dan yang datang dari tempat lain atau imigrasi.
·
Adanya individu yang pergi, yaitu
individu yang mati daan yang pergi pindah ke tampat lain atau emigrasi.
Apabila luas suatu daerah tetap dan
jumlahnya individu yang datang lebih besar daripada yang pergi maka kepadatan
populasi akan mengecil. Pada suatu daerah yang tersedia cukup ruang dan makanan
akan cenderung mendorong bertambahnya jumlah individu. Hal itu akan
meningkatkan jumlah populasi sekaligus meningkatkan kepadatan populasi.
Meningkatnya jumlah populasi organisme pada suatu daerah akan menyebabkan
terjadinya pertumbuhan populasi. Pertumbuhan populasi akan terus berlangsung
selama lingkungan mampu menunjang kehidupan. Apabila populasi sudah mencapai
titik maksimum atau melebihi daya dukung lingkungan akan menurun.
Kecepatan pertumbuhan populasi pada
dasarnya bergantung pada rasio antara natalitas dengan mortalitas. Apabila
natalitas lebih besar dari pada mortalitas, pertumbuhan populasinya meningkat.
Apabila natalitas lebih kecil dari pada mortalitas, pertumbuhan populasinya
menurun.
2. Natalitas
(angka Kelahiran)
Natalitas
atau angka kelahiran adalah angka yang menunjukkan jumlah individu baru yang
menyebabkan populasi bertambah per satuan waktu. Dengan demikan, meningkatnya
natalitas merupakan faktor pendorong meningkatnya pertumbuhan populasi.
3. Mortalitas (angka Kematian)
Mortalitas
atau angka kematian adalah angka yang menunjukkan jumlah pengurangan individu
per satuan waktu. Terjadinya kematian merupakan salah satu faktor utama yang
mengontrol ukuran suatu populasi. Populasi organisme pada suatu ekosistem
senantiasa mengalami perubahan. Perubahan tersebut ada yang tampak jelas dan
ada pula yang tidak jelas.
4. Bentuk pertumbuhan,
Penyebaran umur dan perkembangan populasi.
Penyebaran umur merupakan cirri atau
sifat penting populasi yang mempengaruhi natalitas dan mortalitas. Karena itu
suatu populasi menentukan status reproduktif yang sedang berlansung dari
populasi dan menyatakan apa yang dapat diharapkan pada masa mendatang. Biasanya
populasi yang sedang berkembang cepat mengandung sebagian besar individu –
individu muda, populasi yang stasioner memiliki umur yang lebih merata dan
populasi yang menurun akan mengandung sebagian besar individu –individu yang
berumur tua. Jika dikaji lebih dalam maka terdapat tiga umur ekologi yaitu
prereproduktif, reproduktif dan posreproduktif.
5. Perluasan atau penyebaran
populasi.
Perluasan atau penyebaran
populasi adalah gerakan individu – individu atau anak – anaknya kedalam
atau keluar darerah dari populasi. Ada tiga bentuk penyebaran populasi yaitu
sebagai berikut:
Emigrasi yaitu gerakan keluar atau kepergian
individu keluar dari batas – batas tempat populasi sehingga populasinya
berkurang.
Imigrasi
yaitu gerakan kedalam batas – batas
tempat populasi, sehingga populasi bertambah.
Migrasi
yaitu berangkat (pergi) dan dating
(kembai) secara periodic.
6. Mempunyai sifat – sifat
genetic yang berhubungan secara lansung dengan ekologi, yaitu : beradaptasi,
keserasian, reproduktif dan ketahanan.
C. Komunitas
Komunitas ialah kumpulan dari
berbagai populasi yang hidup pada suatu waktu dan daerah tertentu yang saling
berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain. Komunitas memiliki derajat
keterpaduan yang lebih kompleks bila dibandingkan dengan individu dan
populasi.
Dalam tingkatan komunitas ciri,
sifat dan kemampuannya lebih tinggi dari populasi misalnya dalam hal interaksi.
Dalam komunitas bisa terjadi interaksi antar populasi, tidak hanya antar
individu-spesies seperti pada populasi. Hubungan antar populasi ini menggambarkan
berbagai keadaan yaitu bisa saling menguntungkan sehingga terwujud sutau
hubungan timbal balik yang positif bagi kedua belah pihak (mutualisme).
Sebaliknya bisa juga terjadi hubungan salah satu pihak dirugikan (parasitisme).
Yang harus diperhatikan bila suatu
komunitas sudah terbentuk, maka populasi-populasi yang ada haruslah hidup
berdampingan atau bertetangga satu sama lainnya. Dalam biosistem komunitas ini
berasosiasi dengan komponen non hidup (abiotik) membentuk suatu ekosistem.
v Nama Komunitas
Nama komunitas harus dapat
memberikan keterangan mengenai sifat-sifat komunitas tersebut. Cara yang paling
sederhana, memberi nama itu dengan menggunakan kata-kata yang dapat menunjukkan
bagaimana wujud komunitas seperti padang rumput, padang pasir, hutan jati. Cara
yang paling baik untuk menamakan komunitas itu adalah dengan mengambil beberapa
sifat yang jelas dan mantap, baik hidup maupun tidak. Ringkasannya pemberian
nama komunitas dapat berdasarkan :
1. Bentuk atau struktur utama
seperti jenis dominan, bentuk hidup atau indikator lainnya seperti hutan pinus,
hutan agathis, hutan jati, atau hutan Dipterocarphaceae, dapat juga berdasarkan
sifat tumbuhan dominan seperti hutan sklerofil
2. Berdasarkan habitat fisik
dari komunitas, seperti komunitas hamparan lumpur, komunitas pantai pasir,
komunitas lautan, dll
3.
Berdasarkan sifat-sifat atau tanda-tanda fungsional misalnya tipe metabolisme
komunitas. Berdasarkan sifat lingkungan alam seperti iklim, misalnya terdapat
di daerah tropik dengan curah hujan yang terbagi rata sepanjang tahun, maka
disebut hutan hujan tropik.
v Macam-macam Komunitas
Di alam terdapat bermacam-macam
komunitas yang secara garis besar dapat dibagi dalam dua bagian yaitu:
1.
Komunitas akuatik, misalnya yang terdapat di laut, danau, sungai, parit
atau kolam.
2.
Komunitas terestrial, yaitu kelompok organisme yang terdapat di
pekarangan, di hutan, di padang rumput, di padang pasir, dll.
v Struktur Komunitas
1.
Kualitatif, seperti komposisi, bentuk hidup, fenologi dan vitalitas.
Vitalitas menggambarkan kapasitas pertumbuhan dan perkembangbiakan organisme.
Vitalitas menggambarkan kapasitas pertumbuhan dan perkembangbiakan organisme.
2. Kuantitatif, seperti
Frekuensi, densitas dan densitas relatif. Frekuensi kehadiran merupakan nilai
yang menyatakan jumlah kehadiran suatu spesies di dalam suatu habitat.
Densitas
(kepadatan) dinyatakan sebagai jumlah atau biomassa per unit contoh, atau
persatuan luas/volume, atau persatuan penangkapan
3. Sintesis adalah proses
perubahan dalam komunitas yang berlangsung menuju ke satu arah yang berlangsung
lambat secara teratur pasti terarah dan dapat diramalkan. Suksesi-suksesi
terjadi sebagai akibat dari modifikasi lingkungan fisik dalam komunitasnya dan
memerlukan waktu. Proses ini berakhir dengan sebuah komunitas atau ekosistem
yang disebut klimas. Dalam tingkat ini komunitas sudah mengalami homoestosis.
Menurut konsep mutahir suksesi merupakan pergantian jenis-jenis pioner oleh
jenis-jenis yang lebih mantap yang sangat sesuai dengan lingkungannya.
Suksesi dapat dibagi menjadi dua, yaitu
:
Suksesi
primer yaitu
bila ekosistem mengalami gangguan yang berat sekali, sehingga komunitas awal
(yang ada) menjadi hilang atau rusak total, menyebabkan ditempat tersebut tidak
ada lagi yang tertinggal dan akhirnya terjadilah habitat baru.
Suksesi sekunder yaitu prosesnya sama dengan yang
terjadi pada suksesi primer, perbedaannya adalah pada keadaan kerusakan
ekosistem atau kondisi awal pada habitatnya. Ekologi tersebut mengalami
gangguan, akan tetapi tidak total, masih ada komunitas yang tersisa.
v Interaksi
Dalam komunitas, semua organisme merupakan bagian dari
komunitas dan antara komponennya saling berhubungan melalui keragaman
interaksinya. Interaksi antarkomponen ekologi dapat merupakan interaksi
antarorganisme, antarpopulasi, dan antarkomunitas.
ü Interaksi
antar organisme
Semua makhluk hidup selalu
bergantung kepada makhluk hidup yang lain. Tiap individu akan selalu
berhubungan dengan individu lain yang sejenis atau lain jenis, baik individu
dalam satu populasinya atau individu-individu dari populasi lain. Interaksi
demikian banyak kita lihat di sekitar kita. Interaksi antar organisme dalam
komunitas ada yang sangat erat dan ada yang kurang erat. Interaksi
antarorganisme dapat dikategorikan sebagai berikut.
Netral
adalah hubungan
tidak saling mengganggu antarorganisme dalam habitat yang sama yang bersifat
tidak menguntungkan dan tidak merugikan kedua belah pihak, disebut netral.
Predasi
adalah hubungan
antara mangsa dan pemangsa (predator). Hubungan ini sangat erat sebab tanpa
mangsa, predator tak dapat hidup. Sebaliknya, predator juga berfungsi sebagai
pengontrol populasi mangsa.
Parasitisme adalah hubungan antarorganisme yang
berbeda spesies, bilasalah satu organisme hidup pada organisme lain dan
mengambil makanan dari hospes/inangnya sehingga bersifat merugikan inangnya
Komensalisme
adalah merupakan
hubunganantara dua organisme yang berbeda spesies dalam bentuk kehidupan
bersama untuk berbagi sumber makanan; salah satu spesies diuntungkan dan
spesies lainnya tidak dirugikan.
Mutualisme
adalah hubungan
antara dua organisme yang berbeda spesies yang saling menguntungkan kedua belah
pihak.
ü Interaksi
Antarpopulasi
Antara populasi yang satu dengan
populasi lain selalu terjadi interaksi secara langsung atau tidak langsung
dalam komunitasnya.Contoh interaksi antarpopulasi adalah sebagai berikut.
Alelopati merupakan interaksi antarpopulasi,
bila populasi yang satu menghasilkan zat yang dapat menghalangi tumbuhnya
populasi lain. Contohnya, di sekitar pohon walnut (juglans) jarang ditumbuhi
tumbuhan lain karena tumbuhan ini menghasilkan zat yang bersifat toksik.
Pada mikroorganisme istilah
alelopati dikenal sebagai anabiosa.Contoh, jamur Penicillium sp. dapat
menghasilkan antibiotika yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri tertentu.
Kompetisi merupakan interaksi antarpopulasi,
bila antarpopulasi terdapat kepentingan yang sama sehingga terjadi persaingan
untuk mendapatkan apa yang diperlukan. Contoh, persaingan antara populasi
kambing dengan populasi sapi di padang rumput.
ü Interaksi
Antar Komunitas
Komunitas adalah kumpulan populasi
yang berbeda di suatu daerah yang sama dan saling berinteraksi. Contoh
komunitas, misalnya komunitas sawah dan sungai. Komunitas sawah disusun oleh
bermacam-macam organisme, misalnya padi, belalang, burung, ular, dan gulma.
Komunitas sungai terdiri dari ikan, ganggang, zooplankton, fitoplankton, dan
dekomposer. Antara komunitas sungai dan sawah terjadi interaksi dalam bentuk
peredaran nutrien dari air sungai ke sawah dan peredaran organisme hidup dari
kedua komunitas tersebut.
Interaksi
antarkomunitas cukup komplek karena tidak hanya melibatkan organisme, tapi juga
aliran energi dan makanan. Interaksi antarkomunitas dapat kita amati, misalnya
pada daur karbon. Daur karbon melibatkan ekosistem yang berbeda misalnya laut
dan darat.
ü Interaksi
Antarkomponen Biotik dengan Abiotik
Interaksi antara komponen biotik
dengan abiotik membentuk ekosistem. Hubunganantara organisme dengan
lingkungannya menyebabkan terjadinya aliran energi dalam sistem itu. Selain
aliran energi, di dalam ekosistem terdapat juga struktur atau tingkat trofik,
keanekaragaman biotik, serta siklus materi.
Dengan adanya interaksi-interaksi
tersebut, suatu ekosistem dapat mempertahankan keseimbangannya. Pengaturan
untuk menjamin terjadinya keseimbangan ini merupakan ciri khas suatu ekosistem.
Apabila keseimbangan ini tidak diperoleh maka akan mendorong terjadinya
dinamika perubahan ekosistem untuk mencapai keseimbangan baru.
BAB III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan, maka penulis dapat
menyimpulkan bahwa:
·
Populasi adalah semua individu
sejenis yang menempati suatu daerah tertentu.
Suatu organisme disebut sejenis bila
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
ü Menempati
daerah atau habitat yang sama
ü Mempunyai
persamaan bentuk, susunan tubuh, dan aktifitas
ü Mampu
menghasilkan keturunan yang subur, yaitu yang mampu berkembang biak.
· Komunitas adalah sebagai seluruh
populasi yang menempati daerah yang sama. Di daerah tersebut, antar jenis
makhluk hidup yang satu dengan yang lainnya akan terjadi interaksi. Kemudian
interaksi itu membentuk suatu kumpulan, di mana di dalamnya setiap individu
menemukan lingkungan yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
3.2.
Saran
Dalam penulisan makalah ini penulis
berharap adanya masukan serta kritik dan saran dari kawan- kawan demi
kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Adnan Kasry, Dkk. 2008. Buku Ajar Ekologi Perairan.
Laboratorium Universitas Riau: Pekanbaru
Sastrawijaya, A.T., 2000, Pencemaran
Lingkungan, Cet. II, Rineka Cipta : Jakarta.
Soeriaatmadja, R.E., 1989, Ilmu
Lingkungan, Edisi ke-IV, ITB : Bandung.
Sipardi, I, 2003, Lingkungan Hidup dan
Kelestariannya, Cet. II, Alumni : Jakarta.
Slamet Ryadi. 1981. Ekologi. Usaha Nasional: Surabaya
Zoer’aini Djamal Irawan. 1996. Prinsip – Prinsip Ekologi
Ekosistem. Sinar Grafika Offset: Jakarta
0 komentar:
Posting Komentar