PEMBAGIAN PERENCANAAN
Perencanaan
adalah suatu proses berkesinambungan yang mencakup keputusan-keputusan atau
pilihan pelbagai alternatif penggunaan sumber untuk mencapai tujuan-tujuan
tertentu pada masa yang akan datang.
Perencanaan
dapat dibedakan berdasarkan waktu, sifat, sektor, luas jangkauan, wewenang
pembuatnya dan obyeknya.
1. Pembagian Perencanaan Berdasarkan
Waktu
Berdasarkan kriteria waktu ada tiga macam perencanaan yaitu;
perencanaan jangka panjang, perencanaan jangka menengah dan perencanaan jangka
pendek. Dalam menyusun suatu rencana, perlu terlebih dahulu ditetapkan apakah
yang akan disusun itu termasuk perencanaan jangka pendek atau lainnya, sehingga
langkah-langkah kegiatan dapat tersusun dan tujuan kegiatan tercapai sesuai
dengan yang diharapkan.
a. Perencanaan Jangka Panjang
Perencanaan jangka panjang biasanya
mempunyai jangka waktu 10, 20 atau 25 tahun. Karena demikian panjangnya siklus
perencanaan ini, maka perencanaan jangka panjang memuat rencana-rencana yang
bersifat umum, global dan belum terperinci.
Perencanaan jangka panjang bersifat
perspektif, yaitu memberikan arah yang jelas bagi perencanaan yang berjangka
waktu lebih pendek. Perencanaan jangka panjang masih perlu dijabarkan lagi
menjadi perencanaan jangka menengah dan seterusnya dijabarkan menjadi
perencanaan jangka pendek.
Perencanaan jangka panjang
menetapkan sasaran misalnya sampai 20 tahun yang akan datang dan menetapkan
harapan-harapan yang akan dicapai pada tahun tersebut serta mengemukakan
langkah kebijaksanaan secara umum untuk mencapai sasaran tadi. Sebagai contoh
misalnya, “Pendidikan di Indonesia Pada Tahun 2020”. Digambarkan misalnya
perkiraan jumlah murid setiap jenjang pendidikan pada tahun 2020, demikian juga
tentang kualitas lulusan pada tahun tersebut, kemudian disarankan langkah
kebijaksanaan yang akan ditempuh untuk mencapai sasaran tadi, baik yang
menyangkut pengadaan fisik, perangkat lunaknya seperti kurikulum, pengelolaan
pengawasan dan penelitian serta pengembangannya.
b. Perencanaan Jangka Menengah
Perencanaan jangka menengah biasanya
mempunyai 4 sampai dengan 7 tahun. Perencanaan jangka menengah disusun
berdasarkan perencanaan jangka panjang yang selanjutnya perlu dijabarkan lagi
menjadi perencanaan jangka pendek. Repelita termasuk jenis perencanaan jangka
menengah yang kemudian dijabarkan ke dalam perencanaan tahunan yaitu
perencanaan jangka pendek yang bersifat operasional.
Perancanaan jangka menengah seperti
repelita adalah yang paling efisien ditinjau dari segi pelaksanaannya. Di
dalamnya dicantumkan tujuan dan target secara lebih jelas sehingga memberikan
dasar-dasar yang pasti bagi kegiatan yang direncanakan. Oleh karena itu,
tidaklah mengherankan banyak memilih perencanaan jangka menengah dengan sistem
berkelanjutan. Dalam pendekatan seperti ini, rencana tersebut diperpanjang satu
tahun pada suatu waktu sambil memperbaiki sasaran-sasaran berdasarkan
pengalaman pelaksanaan. Artinya, prestasi yang dicapai pada pelaksanaan yang
lalu dijadikan umpan balik bagi perbaikan rencana yang selanjutnya.
c. Perencanaan Jangka Pendek
Perencanaan jangka pendek biasanya
mempunyai jangka waktu kurang dari 4 tahun. Salah satu perencanaan jangka
pendek yang sering kita temui adalah perencanaan tahunan. Perencanaan tahunan
atau disebut juga perencanaan operasional di Negara kita ini pada prakteknya
merupakan suatu siklus yang selalu berulang setiap tahun yaitu mulai dari awal
April sampai dengan akhir bulan Maret.
Dewasa ini di Indonesia kita kenal
dua macam perencanaan tahunan yaitu perencanaan tahunan pembangunan yang dituangkan
ke dalam Daftar Isian Proyek (DIP) dan perencanaan tahunan kegiatan rutin yang
dituangkan dalam Daftar Isian Kegiatan (DIK). Kedua rencana ini saling
melengkapi dalam arti bahwa anggaran pembangunan akan mendukung pelaksanaan
kegiatan yang anggarannya dari biaya rutin belum mencukupi. Perencanaan tahunan
di atas merupakan penahapan dari REPELITA dan diadaptasikan terhadap sumber
pembiayaan yang tersedia.
Fungsi
pembuatan dari ketiga rencana tersebut di tandai dengan:
1. Suatu usaha untuk menghasilkan
pembangunan secara seimbang pada setiap aspek dalam sistem pendidikan dan juga
keseimbangan antara sistem pendidikan dengan sistem lainnya di dalam
masyarakat.
2. Korelasi usaha pendidikan dengan
kebijaksanaan nasional pembangunan sosial dan ekonomi.
3. Ketentuan yang menjamin bahwa
investasi dalam pendidikan memberikan keuntungan baik nagi masyarakat maupun
individu.
2. Pembagian Perencanaan Berdasarkan
Sifat
Ditinjau dari segi sifatnya maka perencanaan dapat dibedakan
pada perencaaan kuantitatif dan perencanaan kualitatif.
Perencanaan dikatakan bersifat kuantitatif apabila
target-target yang ingin dicapai ditetapkan secara tegas kuantitasnya.
Misalnya: pada tahun 1986 repelita anak usia 7-12 tahun yang jumlahnya
diperkirakan 25 juta dapat tertampung di Pendidikan Dasar. Sedangkan
perencanaan kualitatif, sasarannya tidak dapat dikuantifikasikan. Misalnya,
peningkatan mutu lulusan pendidikan kepada taraf tertentu.
Perencanaan bukan hanya merencanakan pertumbuhan pendidikan
tapi juga perubahan atau pembaharuan pendidikan. Untuk itu, maka Perencanaan
Pendidikan selalu dibarengi oleh penelitian uji coba dan evaluasi. Sehingga
perencanaan harus melihat sistem pendidikan sebagai suatu organisasi yang hidup
dan memiliki potensi yang bukan saja untuk tumbuh tapi juga untuk pembaharuan,
penyempurnaan, serta penyesuaian arah terhadap situasi yang berubah.
Perencanaan Pendidikan di Indonesia lebih banyak memperhatikan hal-hal yang
kuantitatif dan kurang memperhatikan segi kualitatif.
Proses Perencanaan
Perencanaan sebagai suatu proses berlangsung sepanjang waktu
dan berulang kembali membentuk suatu lingkaran. Langkah-langkah yang diikuti
dalam proses ini pada umumnya adalah sama pada pelbagai unit dari pelbagai
tingkatan.
Langkah I- Pengumpulan dan
Pengolahan Data.
Kegiatan pokok dalam langkah ini meliputi kompilasi data
pendidikan, pengorganisasian data supaya mudah untuk didiagnosis, menyusun
indikator yang perlu, menghimpun hasil penelitian serta hasil evaluasi dan
monitoring rencana dan program yang lalu.
Langkah 2-Analisis Dan Diagnosis
Pada tahap ini dilakukan analisis (membandingkan data yang
sejenis) atas data dan informasi berikut indikator yang telah disusun.
Langkah3- Perumusan Kebijaksanaan
Dalam manajemen kita mengenal tiga kata penting yaitu
keputusan, kebijaksanaan, dan strategi. Kebijaksanaan merupakan suatu
pembatasan gerak tentang apa yang akan dijadikan keputusan oleh orang lain.
Langkah 4- Perkiraan Kebutuhan yang
Akan Datang
Berdasarkan kebijaksanaan yang telah digariskan dan
disahkan, perencana pendidikan harus menjabarkan ke dalam kebutuhan- kebutuhan.
Langkah 5- Penetapan Sasaran
Setelah diperkirakan segala kebutuhan maka perlu ditetapkan
sasaran atau target baik kuantitatif maupun kualitatif. Perlu diusahakan supaya
sedapat mungkin sasaran yang ditetapkan dapat dikuantifikasikan sehingga mudah
untuk diukur.
Langkah 6- Penyusunan Alternatif
Strategi Layak
Langkah-langkah yang telah dibicarakan tersebut di atas
dalam kenyataanya tidak dapat dipisahkan antara yang satu dengan yang lainnya
secara tegas. Selesai penetapan sasaran pada langkah kelima, perlu dilanjutkan
dengan penyusunan atau pemilihan strategi yang layak untuk dilaksanakan.
Strategi merupakan alternatif dari langkah-langkah yang akan diambil.
Langkah 7- Perumusan Rencana
Perumusan ini meliputi usaha merumuskan tujuan, kegiatan,
dan sasaran yang akan dicapai dalam waktu tertentu, perkiraan biaya yang
diperlukan, unsur pelaksanaan, serta jadwal kegiatannya.
Langkah 8- Penganggaran
Pada waktu menganalisis data untuk tujuan penyusunan rencana,
para perencana pendidikan perlu juga mengetahui sumber dana untuk pembangunan
pendidikan, sehingga dibutuhkan adanya penganggaran.
Langkah 9-Rincian Rencana
Rencana yang telah ditetapkan dan disetujui anggarannya itu
belum bersifat operasional karena biasanya masih berupa uraian singkat, karena
itu sebelum rencana tadi dapat dilaksanakan maka harus dirinci terlebih dahulu
sehingga setiap satuan kegiatan menjadi jelas baik menganai sasaran, pelaksana,
hasil yang diharapkan, waktu, sarana yang diperlukan, tahap pelaksanaan dan
biaya.
Langkah 10- Pelaksanaan Rencana
Suatu rencana pendidikan dilaksanakan apabila masing-Masing
proyek sudah disahkan untuk dilaksanakann
Langkah 11- Evaluasi Rencana Dan
Pelaksanaan
Evaluasi rencana membantu kegiatan pengambilan keputusan
yang bertujuan mengusahakan supaya pelaksanaan kegiatan berjalan sesuai dengan
rencana dan menyimpang dapat segera diadakan tindak korektif.
3. Pembagian Perencanaan Berdasarkan
Sektor dan Regional
Perencanaan dapat dibagi juga menurut perencanaan sektoral
dan perencanaan regional. Perencanaan Sektoral adalah perencanaan
menurut sektor-sektor sosial, umpamanya sektor ekonomi, pendidikan, pertanian
dan lainnya. Sedangkan perencanaan Regional adalah perencanaan yang
berorientasi pada wilayah atau kepentingan wilayah. Perencanaan regional
bersifat lintas sektoral artinya mempertimbangkan adanya keterpaduan antara
pelbagai sektor pembangunan dalam suatu wilayah.
4. Pembagian Perencanaan Berdasarkan
Luas Jangkauan
Pembagian ini dibedakan menjadi perencanan makro (atau
disebut juga perencanaan institusional) dan perencanaan mikro. Perencanaan
Makro adalah perencanaan yang bersifat menyeluruh, umum dan bersifat
nasional. Contohnya perencanaan provinsi, kabupaten yang disebut perencanaan
daerah yang bersifat makro. Perencanaan Mikro adalah perencanaan yang
mempunyai lingkup yang terbatas, yaitu perencanaan suatu institusi, misal
universitas atau sekolah. Perencanaan mikro ini lebih terinci karenanya menjadi
lebih konkrit.
5. Pembagian Perencanaan Berdasarkan
Wewenang Pembuatannya.
Perencanaan ini dibedakan dalam dua macam, yaitu perencanaan
sentralisasi dan perencanaan desentralisasi. Perencanaan Sentralisasi
adalah suatu sistem perencanaan di mana seluruh rencana baik rencana untuk
pusat maupun untuk daerah disusun oleh pusat. Dalam perencanaan ini daerah
tidak diberi wewenang untuk menyusun perencanaannya sendiri. Perencanaan
Desentralisasi adalah kebalikan dari perencanaan sentralisasi di mana
perencanaan daerah dibuat sendiri oleh daerah itu sendiri.
6. Pembagian Perencanaan Berdasarkan
Obyek Yang Direncanakan
Perencanaan ini dibagi menjadi dua, yaitu perencanaan rutin
dan perencanaan pembangunan. Perencanaan Rutin merupakan proses
mempersiapkan kegiatan atau suatu kumpulam pekerjaan yang bersifat terus-menerus
dalam rangka mencapai hasil akhir suatu program yang bersangkutan. Perencanaan
rutin hanya berjangka satu tahun. Sedangkan perencanaan Pembangunan
dapat menjangkau jangka panjang, sedang, dan pendek.
Perencanaan rutin berbeda dengan perencanaan pembangunan
terutama dalam hal-hal berikut:
§ Kegiatan dalam perencanaan rutin
merupakan pekerjaan yang bersifat terus menerus.
§ Kegiatan dalam perencanaan rutin
tidak dibatasi hanya untuk waktu tertentu.
§ Proyek dibatasi dalam jangka waktu
tertentu, apakah satu tahun, dua tahun, dan seterusnya.
7. Pembagian Perencanaan Berdasarkan
Jenjang
Berdasarkan jenjang perencanaan dibedakan menjadi:
§ Perencanaan tingkat pusat
Unit perencanaan di pusat sesuai dengan SK Menteri
Pendidikan dan kebudayaan No.0222/0/80 dan di sekretariat jenderal Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan terdapat biro perencanaan dan di Sekretariat Jenderal
Unit-Unit Utama terdapat bagian perencanaan.
§ Perencanaan tingkat provinsi
Perencanaan pada tingkat pusat menggunakan sebagian besar
bahan-bahan masukan perencanaan dari provinsi. Unit pusat sendiri tidak mungkin
menyusun perencanaan tanpa adanya masukan yang dimaksud. Sehingga di tingkat
propinsi pada Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan kebudayaan dibentuk
bagian perencanaan yang akan menangani kegiatan perencanaan rutin dan
pembangunan pendidikan dan kebudayaan di provinsi yang bersangkutan.
Secara
rinci tugas bagian perencanaan adalah sebagai berikut:
a. Menyusun program kerja tahunan
bagian
b. Mengumpulkan, mengadakan survey,
mengolah dan menyajikan data yang menyangkut pendidikan dalam dan luar sekolah.
c. Mengurus kamar data mengenai
pendidikan dalam dan luar sekolah.
d. Membukukan dan menggandakan data
tahunan yang bersangkutan dan melakukan pelayanan data pada unit kerja yang memerlukan.
e. Menganalisis dan mengumpulkan
informasi tentang keadaan pendidikan dalam dan luar sekolah.
f. Mengumpulkan rencana sektoral
tahunan sekretariat, bagian perencanaan, dan bidang di lingkungan kantor
wilayah.
g. Menyusun rencana tahunan pendidikan
dan kebudayaan di lingkungan kantor wilayah.
h. Memonitor perkembangan
pelaksanaan kegiatan rutin dan pembangunan.
§ Perencanaan tingkat kabupaten/
kotamadya
Unit perencanaan di kabupaten/ kotamadya yang di sebut sub
bagian penyusunan rencana dan program mempunyai tugas mengumpulkan, mengolah
dan menyajikan data, menyusun rencana dan program, serta memonitor perkembangan
pelaksanaan rencana dan program.
Dalam penjelasan lain ada yang membagi perencanaan menurut:
Ø Menurut besaran atau magnitude,
yang dibagi menjadi:
Perencanaan Makro, yakni perencanaan yang memiliki
telaah nasional, yang menetapkan kebijakan yang akan ditempuh, tujuan yang
ingin dicapai, dan cara yang dipakai dalam mencapai tujuan tersebut.
Perencanaan Meso, yakni kebijakan yang ditetapkan
dalam perencanaan makro, kemudian dijabarkan lebih rinci ke dalam program dalam
dimensi yang lebih kecil.
Perencanaan mikro, diartikan sebagai perencanaan
tingkat institusional dan merupakan jabaran lebih spesifik dari perencanaan
tingkat meso.
Ø Menurut telaahnya, dibagi menjadi:
Perencanaan Strategis, yaitu perencanaan yang berkaitan
dengan penetapan tujuan, pengalokasian sumber dalam mencapai tujuan dan
kebijakan yang dipakai sebagai pedoman.
Perencanaan Manajerial, yaitu perencanaan yang ditujukan
untuk mengarahkan proses pelaksanaan agar tujuan dapat dicapai secara efektif
dan efisien.
Perencanaan Operasional, memusatkan perhatian pada apa yang
akan dikerjakan pada tingkat pelaksnaan di lapangan dari rencana manajerial.
Dalam perkembangan untuk saat ini
pada pokoknya ada 6 bentuk organisasi yang perlu diperhatikan. Bentuk
organisasi tersebut adalah:
1. ORGANISASI LINI (LINE
ORGANIZATION)
- Diciptakan oleh Henry Fayol, Organisasi lini adalah suatu bentuk organisasi yang menghubungkan langsung secara vertical antara atasan dengan bawahan, sejak dari pimpinan tertinggi sampai dengan jabatan-jabatan yang terendah, antara eselon satu dengan eselon yang lain masing-masing dihubungkan dengan garis wewenang atau komando. Organisasi ini sering disebut dengan organisasi militer. Organisasi Lini hanya tepat dipakai dalam organisasi kecil. Contohnya; Perbengkelan, Kedai Nasi, Warteg, Rukun tetangga.
Memiliki ciri-ciri:
- Hubungan antara atasan dan bawahan masih bersifat langsung dengan satu garis wewenang
- Jumlah karyawan sedikit
- Pemilik modal merupakan pemimpin tertinggi
- Belum terdapat spesialisasi
- Masing-masing kepala unit mempunyai wewenang & tanggung jawab penuh atas segala bidang pekerjaan
- Struktur organisasi sederhana dan stabil
- Organisasi tipe garis biasanya organisasi kecil
- Disiplin mudah dipelihara (dipertahankan)
Keuntungan-keuntungan penggunaan
organisasi tipe garis adalah :
- Ada kesatuan komando yang terjamin dengan baik
- Disiplin pegawai tinggi dan mudah dipelihara (dipertahankan)
- Koordinasi lebih mudah dilaksanakan
- Proses pengambilan keputusan dan instruksi-instruksi dapat berjalan cepat
- Garis kepemimpinan tegas, tidak simpang siur, karena pimpinan langsung berhubungan dengan bawahannya sehingga semua perintah dapat dimengerti dan dilaksanakan
- Rasa solidaritas pegawai biasanya tinggi
- Pengendalian mudah dilaksanakan dengan cepat
- Tersedianya kesempatan baik untuk latihan bagi pengembangan bakat-bakat pimpinan.
- Adanya penghematan biaya
- Pengawasan berjalan efektif
Kelemahan-kelemahan organisasi garis
:
- Tujuan dan keinginan pribadi pimpinan seringkali sulit dibedakan dengan tujuan organisasi
- Pembebanan yang berat dari pejabat pimpinan , karena dipegang sendiri
- Adanya kecenderungan pimpinan bertindak secara otoriter/diktaktor, cenderung bersikap kaku (tidak fleksibel).
- Kesempatan pegawai untuk berkembang agak terbatas karena sukar untuk mengabil inisiatif sendiri
- Organisasi terlalu tergantung kepada satu orang, yaitu pimpinan
- Kurang tersedianya saf ahli
Contoh bagan Organisasi Line :
Organisasi Lini
2. ORGANISASI LINI DAN STAF (LINE
AND STAFF ORG)
- Merupakan kombinasi dari organisasi lini, asaz komando dipertahankan tetapi dalam kelancaran tugas pemimpin dibantu oleh para staff, dimana staff berperan memberi masukan, bantuan pikiranm saran-saran, data informasi yang dibutuhkan:
Memiliki ciri-ciri:
- Hubungan atasan dan bawahan tidak bersifat langsung
- Pucuk pimpinan hanya satu orang dibantu staff
- Terdapat 2 kelompok wewenang yaitu lini dan staff
- Jumlah karyawan banyak
- Organisasi besar, bersifat komplek
- Adanya spesialisasi
Keuntungan penggunaan bentuk
organisasi garis dan staf:
- Asas kesatuan komando tetap ada. Pimpinan tetap dalam satu tangan.
- Adanya tugas yang jelas antara pimpian staf dan pelaksana
- Tipe organisasi garis dan staf fleksibel (luwes) karena dapat ditempatkan pada organisasi besar maupun kecil.
- Pengembalian keputusan relatif mudah, karena mendapat bantuan/sumbangn pemikiran dari staf.
- Koordinasi mudah dilakukan, karena ada pembagian tugas yang jelas.
- Disiplin dan moral pegawai biasanya tinggi, karena tugas sesuai dengan spesialisasinya
- Bakat pegawai dapat berkembang sesuai dengan spesialisasinya.
- Diperoleh manfaat yang besar bagi para ahli
Kelemahan-kelemahan dari bentuk
Organisasi garis dan staf:
- Kelompok pelaksana terkadang bingung untuk membedakan perintah dan bantuan nasihat
- Solidaritas pegawai kurang, karena adanya pegawai yang tidak saling mengenal
- Sering terjadi persaingan tidak sehat, karena masing-masing menganggap tugas yang dilaksanakannyalah yang penting
- Pimpinan lini mengabaikan advis staf
- Apabila tugas dan tanggung jawab dalam berbagai kerja antara pelajat garis dan staf tidak tegas, maka akan menimbulkan kekacauan dalam menjalankan wewenang
- Penggunaan staf ahli bisa menambah pembebanan biaya yang besar
- Kemungkinan pimpinan staf melampaui kewenangan stafnya sehingga menimbulkan ketidaksenangan pegawai lini
- Kemungkinan akan terdapat perbedaan interpretasi antara orang lini dan staf dalam kebijakan dan tugas-tugas yang diberikan sehingga menimbulkan permasalahan menjadi kompleks.
Contoh bagan organisasi garis dan
staf :
Organisasi Garis dan Staff
3. ORGANISASI FUNGSIONAL (FUNCTIONAL
ORG)
- Diciptakan oleh Frederick W. Taylor, Organisasi ini disusun berdasarkan sifat dan macam pekerjaan yang harus dilakukan, masalah pembagian kerja merupakan masalah yang menjadi perhatian yang sungguh-sungguh.
Memiliki ciri-ciri:
- Pembidangan tugas secara tegas dan jelas dapat dibedakan
- Bawahan akan menerima perintah dari beberapa atasan
- Pekerjaan lebih banyak bersifat teknis
- Target-target jelas dan pasti
- Pengawasan ketat
- Penempatan jabatan berdasarkan spesialisasi
Keuntungan-keuntungan menggunakan
organisasdi fungsional :
- Spesialisasi dapat dilakukan secara optimal
- Para pegawai bekerja sesuai ketrampilannya masing-masing
- Produktivitas dan efisiensi dapat ditingkatkan
- Koordinasi menyeluruh bisa dilaksanakan pada eselon atas, sehingga berjalan lancar dan tertib
- Solidaritas, loyalitas, dan disiplin karyawan yang menjalankan fungsi yang sama biasanya cukup tinggi.
- Pembidangan tugas menjadi jelas
Kelemahan-kelemahan organisasi
fungsional:
- Pekerjaan seringkali sangat membosankan
- Sulit mengadakan perpindahan karyawan/pegawai dari satu bagian ke bagian lain karena pegawai hanya memperhatikan bidang spesialisasi sendiri saja
- Sering ada pegawai yang mementingkan bidangnya sendiri, sehingga koordinasi menyeluruh sulit dan sukar dilakukan
Contoh Bagan Organisasi Bentuk
Fungsional
Organisasi Bentuk Fungsional
4. ORGANISASI LINI & FUNGSIONAL
(LINE & FUNCTIONAL ORG)
- Suatu bentuk organisasi dimana wewenang dari pimpinan tertinggi dilimpahkan kepada perkepala unit dibawahnya dalam bidang pekerjaan tertentu dan selanjutnya pimpinan tertinggi tadi masih melimpahkan wewenang kepada pejabat fungsional yang melaksanakan bidang pekerjaan operasional dan hasil tugasnya diserahkan kepada kepala unit terdahulu tanpa memandang eselon atau tingkatan.
Memiliki ciri-ciri:
- Tidak tampak adanya perbedaan tugas-tugas pokok dan tugas-tugas yang bersifat bantuan.
- Terdapat spesialisasi yang maksimal
- Tidak ditonjolkan perbedaan tingkatan dalam pemabagian kerja
Kebaikan organisasi Lini dan
fungsional :
- Solodaritas tinggi
- Disiplin tinggi
- Produktifitas tinggi karena spesialisasi dilaksanakan maksimal
- Pekerjaan – pekerjaan yang tidak rutin atau teknis tidak dikerjakan
Sedangkan keburukannya adalah :
- Kurang fleksibel dan tour of duty
- Pejabat fungsional akan mengalami kebingungan karena dikoordinasikan oleh lebih dari satu orang
- Spesiaisasi memberikan kejenuhan
Contoh bagan organisasi Lini dan
Fungsional
Organisasi Lini dan Fungsional
5. ORGANISASI LINI, FUNGSIONAL DAN
STAF (LINE, FUNCTIONAL AND STAFF ORG)
- Organisasi ini merupakan perkembangan lebih lanjut dari organisasi berbentuk lini dan fungsional.
Memiliki ciri-ciri:
- Organisasi besar dan kadang sangat ruwet
- Jumlah karyawan banyak.
- Mempunyai 3 unsur karyawan pokok:
- Karyawan dengan tugas pokok (line personal)
- Karyawan dengan tugas bantuan (staff personal)
- Karyawan dengan tugas operasional fungsional (functional group)
6. ORGANISASI KOMITE (COMMITE ORG)
- Suatu organisasi dimana tugas kepemimpinan dan tugas tertentu lainnya dilaksakan secara kolektif.
Organisasi komite terdiri dari :
- Executive Committee ( Pimpinan Komite), yaitu para anggotanya mempunyai wewenang lini
- Staff Committee, yaitu orang – orang yang hanya mempunyai wewenang staf
Memiliki ciri-ciri :
- Adanya dewan dimana anggota bertindak secara kolektif
- Adanya hak, wewenang dan tanggung jawab sama dari masing-masing anggota dewan.
- Asas musyawarah sangat ditonjolkan
- Organisasinya besar & Struktur tidak sederhana
- Biasannya bergerak dibidang perbankan, asuransi, niaga.
Kebaikan Organisasi komite :
- Pelaksanaan decision making berlangsung baik karena terjadi musyawarah dengan pemegang saham maupun dewan
- Kepemimpinan yang bersifat otokratis yang sangat kecil
- Dengan adanya tour of duty maka pengembangan karier terjamin
Sedangkan keburukannya :
- Proses decision making sangat lambat
- Biaya operasional rutin sangat tinggi
- Kalau ada masalah sering kali terjadi penghindaran siapa yang bertanggung jawab
masukan sumbernya ya mba
BalasHapusperencnaan bertujuan jamak dan bertujuan tunggal itu apa ya mbak?
BalasHapus