Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya yang berjudul
“MANUSIA
, KERAGAMAN DAN KESETARAAN”
Dengan selesainya makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang telah memberikan masukan-masukan kepada penulis. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terimakasih
Penulis
menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini, baik dari materi
maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman
penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis
harapkan demi tercapainya kesempurnaan dari makalah ini.
Binjai , Oktober 2013
Binjai , Oktober 2013
Bab ini tentang
“manusia, keragaman dan kesetaraan” yakni dapat menyadarkan kepada manusia
bahwa keragaman merupakan keniscayaan hidup manusia, termasuk di indonesia. Dalam
paham multikulturalisme, kesederajadan, dan atau kesetaraan sangat dihargai
untuk semua budaya yang ada dalam masyarakat. Paham ini sebetulnya merupakan
bentuk akomodasi dari budaya arus utama (besar) terhadap munculnya
budaya-budaya kecil yang datang dari berbagai kelompok. Itulah sebabnya,
penting sekarang ini membahas keragaman dan kesetaraan dalam hidup manusia.
Untuk konteks indonesia sebagai masyarakat
majemuk, sehubungan dengan pentingnya ketiga hal tersebut : manusia, keragaman,
dan kesetaraan, tatkala berbicara tentang keragaman, hal itu mesthi dikaitkan
dengan kesetaraan. Mengapa? Karena keragaman tanpa kesetaraan akan memunculkan
diskriminasi : kelompok etnis yang satu bisa memperoleh lebih dibanding yang
lain; atau kelompok umur tertentu bisa mempunyai hak-hak khusus atas yang
lainnya. Keragaman yang didasarkan pada kesetaraan akan mampu mendorong
munculnya kreativitas, persaingan yang sehat dan terbuka, dan pada akhirnya
akan memacu kesaling-mengertian.
Perkembangan
pembangunan yang terjadi dalam dua dekade terakhir di indonesia menjadikan
pertemuan antar orang dari berbagai kelompok suku dan budaya sangat mudah
terjadi. Hal itu tentu saja akan menimbulkan banyak goncangan dan persoalan.
Karena itu sebelum menjadi sebuah konflik yang keras, indonesia sudah
selayaknya mempersiapkan masyarakatnya mengenai adanya keragaman.
Keragaman itu supaya menghasilkan manfaat besar harus diletakkan dalam bingkai
kebersamaan dan kesetaraan.
B. Rumusan
masalah
1. Bagaimana
manusia dan kedudukannya?
2. Bagaimana
hakekat keragaman dan kesetaraan manusia?
3. Bagaimana
hubungan keragaman dalam dinamika sosial dan budaya?
4. Bagaimanakah
hubungan manusia, keragaman, dan kesetaraan di imdonesia?
manusia dan masyarakat
tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Manusia adalah individu (makhluk
tunggal) yang mampu menjalani hidupnya dalam sebuah konteks yang disebut
masyarakat.
masyarakat
itu sendiri konsep yang didalamnya manusia menjadi unsur penting. Sebab
didlam masyarakat juga ada unsur lain seperti peraturan, norma dan sistem
(pendekatan secara sosiologis), kebudayaan sebagai cara hidup (pendekatan
etnografik), ruang sebagai tempat kehidupan, baik ruang dalam tataran
pengertian sebagai gagasan (pendekatan kualitatif), maupun sebagai unit
(spatial) yang nyata dengan batas-batasnya (pendekatan ekologis).
manusia mulai mengenal
dirinya sebagai subyek ketika rene descartes mengumandangkan pendekatan
ego-cogito (cogito ergosum : saya berpikir maka saya ada). Keberadaan manusia
ditentukan oleh cara berpikirnya, atau manusia menjadi manusia karena cara
berpikirnya. Disamping kemampuan berpikir dan hidup saling berdampingan,
manusia hidup dalam dimensi rentang waktu dan sejarah, yang membawanya kedalam
alam kesadaran kelampauan, kekinian, maupun kemasadepanan. Martin buber (1958)
menolong manusia melihat bahwa ada pihak lain yang justru lebih
berkuasa yaitu tuhan. Bahwa pendekatan ego-cogito tidaklah cukup.
Sebagaimana dialami manusia jawa, dalam kesadaran penuhnya akan eksistensi
kelampauan, kekinian, maupun kemasadepanan yang direnungkan dalam filsafat
sangkanparaning dumadi, mereka senantiasa berupaya mencari jawab : “darimana
aku berasal, apa tugas dalam hidupku kini, dan kemana aku menuju kelak di akhir
hayat?”.
manusia dalam
masyarakat bukanlah manusia yang pasif. Manusia itu bertindak, yang karenanya
tindakan sosial manusia menjadi penting. Berkaitan dengan tindakan sosial
inilah, keberadaan orang lain merupakan prasyarat mutlak, karena tidak ada
tindakan sosial yang terarah pada dirinya sendiri. Oleh karena itu manusia
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari masyarakatnya, maka pertanyaan
mengenai “siapa aku” (who am i) sangat terkait erat juga dengan pertanyaan
“siapa kita” (who we are).
menurut hebermas,
tindakan manusia tidak cukup hanya direduksi pada aspek kerja, baik yang
didasarkan pada rasionalitas (weber), atau pada lingkungan material yang
mengitarinya (marx) yang mencakup pada soal mencipta, berpikir maupun kerja
praktis lainnya, namun juga aspek komunikatif, yang menekankan relasi antar
orang yang dilaksanakan melalui bahasa.
Melalui pendekatan praktis komunikatif inilah ada dua fungsi penting
yang perlu diperankan seorang manusia dalam membentuk identitas diri dan
masyarakatnya.
yaitu fungsi yang
berkaitan erat dengan dimensi deskriptif manusia. Fungsi ini mencakup kegiatan
yang berada di wilayah kebudayaan dan pikiran yang bersifat instrumental,
berkaitan dengan relasi bersama orang lain. Misalnya, bagaimana membangun
sistem keamanan desa yang baiksecara partisipatif; atau bagaimana mengembangkan
budaya dan lingkungan yang membuat anak-anak muda merasa nyaman bergaul satu
sama lain; atau bagaimana menciptakan kesenian yang baik dan bisa diterima oleh
semua pihak.
berkaitan erat dengan
fungsi etika, moral, kewajiban dan hak dari setiap orang sebagai individu dan
juga sebagai bagian dari masyarakat. Tujuan dri responsibility adalah bagaimana
tujuan hidup dan hidup manusia bis dilaksanakan atau terlaksana tanpa gangguan
orang lain dalam masyarakat. Responsibility berusaha untuk membangun pemahaman
yang menuju pada terciptanya sebuah masyarakat yang berkeadilan. Oleh karena
itu hak asasi manusia (ham) menjadi bagian dari fungsi responsibility orang
dalam masyarakat.
pada fungsi atau aspek
responsivity tekanan diletakkan dalam konteks bagaimana orang dapat melakukan
tindakan yang berkaitan dengan aspek pemikiran dan kebudayaan.
Sementara aspek reponsibility menjaga supaya kegiatan pemikiran dan
kebudayaan tidak melanggar atau memunculkan ketidakadilan terhadap pihak lain.
Melalui dua fungsi ini diharapkan manusia dalam bermasyarakat dapat
mengembangkan kegiatan yang mendukung identitas individunya secara bebas,
tetapi semua itu harus diletakkan dalam konteks membangun kehidupan manusia
yang lebih bermartabat, berguna dan berkeadilan.
Sudah menjadi fakta social dan fakta sejarah
kehidupan. sehingga pernah muncul penindasan, perendahan, penghancuran dan
penghapusan rasa atau etnis tertentu. dalam sejarah kehidupan manusia pernah
tumbuh ideology atau pemahaman bahwa orang berkulit hitam ladalah berbeda,
mereka lebih rendah dan dari yang berkulit putih. contohnya di indonesia, etnis
tionghoa memperoleh perlakuan diskriminatif, baik secara social dan politik
dari suku-suku lain di indonesia. dan ternyata semua yang telah terjadi adalah
kekeliruan, karena perlakuan merendahkan martabat orang atau bangsa lain adalah
tindakan tidak masuk akal dan menyesatkan, sementara semua orang dan semua
bangsa adalah sama dan sederajat.
Martin buber (1985)
menjelaskan pada pendekatan “saya-engkau” bahwa manusia menjadi memahami
identitasnya ketika berhadapan dengan tuhan sebagai engkau, bahwa manusia itu
lemah dihadapan tuhan. dengan kata lain, keberadaan manusia satu dengan yang
lain menjadi setara, karena mereka adalah sama-sama ciptaan tuhan. seringkali
manusia tidak mampu mentransformasikan kontradiksi di dalam dirinya bahwa
dirinya adalah menjadi dirinya sendiri ketika berhadapan dengan orang lain yang
sama. kontradiksi dalam pikiran, perkataan, dan tindakan inilah yang melahirkan
konflik antar orang. seharusnya hubungan manusia dengan tuhan yang bertujuan
memulihkan jiwanya menjadi manusia utuh, menjadi sumber dan kerangka membangun
hubungan antar manusia. melalui relasi tersebut, manusia yang utuh membagi
makna absolute yang tidak akan dipahami melalui diri sendiri.
Perspektif ham yang
sejalan dengan perspektif agama, merupakan dasar secara hukum, politik, social
budaya, ekonomi, dan moral mengenai pernyataan bahwa pada dasarnya adalah
setara dan sederajat, walau ada perbedaan di antara mereka. dokumen ham
merupakan dasar yang diakui oleh hampir semua bangsa di dunia bahwa –tidak ada
pengecualian- semua manusia adalah sama dan sederajat. oleh karena itu segala bentukbentuk
perendahan, penindasan, dan tindakan lain yang bertujuan mendeskriminasi perlu
dihilangkan dan dilawan.
Dari uraian diatas
secara jelas menyebutkan bahwa manusia pada hakekatnya adalah sama dan
sederajat. perbedaan secara fisik tidak dapat menjadi dasar atau legitimasi
bagi munculnya tindakan yang bertujuan meniadakan keberadaan orang lain. sebab,
dengan beertindak meniadakan atau menghancurkaan orang lain, sebet ulnya pada
saat yang sama sedang terjadi pengingkaran terhadap dirinya sendiri sebagai
makhluk yang juga berharga. Justru
keragaman itu menjadi penanda bahwa seharusnya dalam kehidupan bersama satu
sama lain bisa saling melengkapi. seperti mozaik yang terdiri dari banyak macam
kaca dan bisa membentuk sebuah gambar yang bagus, demikian juga keragaman
seharusnya saling mengisi untuk membentuk sebuah kehidupan masyarakat yang
penuh keindahan dan harmoni.
Keragaman atau
kemajemukan dalam masyarakat selalu
membawa perubahan dan perkembangan atau dinamika sehingga masyarakat menjadi
dinamis. Kemajemukan dalam masyarakat dibedakan ke dalam dua hal yang saling
berkaitan, yaitu:
Kemajemukan social,
berkaitan dengan relasi antar orang atau antar kelompok dalam masyarakat.
Misalnya : perbedaan jenis kelamin, asal usul keluarga atau kesukuan, perbedaan
ideology atau wawasan berpikir, perbedaan kepemilikan barang-barang atau
pendapatan ekonomi.
Kemajemukan social dapat dibedakan dalam 3 hal penting :
Gender merupakan
kerangka social yang diciptakan manusia untuk membedakan laki-laki dan dan
perempuan. Kerangka social ini tidak dibangun secara ilmiah tetapi dibangun
berdasarkan prasangka yang berkembang dalam masyarakat, misalnya perempuan
selalu diidentikkan dengan manusia yang lemah dan cengeng, oleh karenanya wajar
jika perempuan tidak diperbolehkan menjadi pemimpin dalam masyarakat. Padahal,
tidak selalu setiap perempuan adalah seperti yang dibuat dalam kerangka gender
tersebut. Sementara itu seksualitas adalah pembeda karena jenis kelamin. Karena
perbedaan seks bersifat kodrati, maka yang bisa melahirkan dan menyusui
hanyalah perempuan.
Dalam masyarakat kuno
nama seseorang kadang menunjukkan derajat kebangsawanan mereka. Tetapi
masyarakat modern sekarang ini tidak lagi mengaitkan nama dengan nama desa
asal, tapi tergantung dari keluarga masing-masing pemilik nama. Sekarang banyak
orang mengambil nama dari suku lain, bahkan bangsa lain yang tidak punya ikatan
sama sekali. Terlepas dari perubahan apapun yang terjadi, etnisitas, kesukuan,
dan asal-usul keluarga merupakan cirri pembeda seseorang, kendatipun
kemurniannya mulai menipis lantaran frekuensi perkawinan campur antar antarsuku
mulai meningkat.
Perbedaan ini paling
mudah dilihat, yang dalam terminology marxisme tampak sebagai perbedaan kelas
social (golongan kaya-miskin), yang sering menimbulkan ketegangan dan konflik
antar golongan.
Kemajemukan budaya,
berkaitan dengan kebiasaan-kebiasaan dalam menjalani hidup. Misalnya: cara
memandang dan menyelesaikan persoalan, cara beribadah, perbedaan dalam menerapkan
pola pengelolan keluarga; atau singkatnya dapat disebutkan bagaimana seseorang
memandang dunia, masyarakat dan kehidupan di dalamnya.
Merupakan kenyataan
sekaligus keniscayaan dalam kehidupan di masyarakat. Keragaman merupakan salah
satu realitas utama yang dialami masyarakat dan kebudayaan di masa silam, kini
dan di waktu-waktu mendatang sebagai fakta, keragaman sering disikapi
secara berbeda. Di satu sisi diterima sebagai fakta yang dapat memperkaya
kehidupan bersama, tetapi di sisi lain dianggap sebagai faktor penyulit.
Kemajemukan bisa mendatangkan manfaat yang besar, namun bisa juga menjadi
pemicu konflik yang dapat merugikan masyarakat sendiri jika tidak dikelola
dengan baik.
Dengan
kebiasaan-kebiasaan dalam menjalani hidup semisalnya cara menjalani hidup, cara
memandang dan menyelesaikan persoalan, cara beribadah sebagai ekspresi
keyakinan kepada tuhan, cara memandang dunia, masyarakat beserta kehidupan di
dalamnya. Contohnya : mengapa ada orang yang percaya dan memilih dukun untuk
mengatasi masalah kesehatan, bukannya mencari dokter. Demikian pula dalam hal
mendidik anak dalam keluarga. Ada yang menekankan bahwa berselisih pendapat
dengan orang lain itu dianggap tidak sopan dan mengggangu ketentraman.
Karena itu, ada keluarga yang mendidik untuk tidak membantah orang lain.
Keluarga ini ketika mendapat seorang aak kecil berdepat dengan orang tuanya
merasa bahwa anak tersebut tidak sopan, kurang pendidikan, bahkan nakal dan
kuarang ajar. Hal ini menimbulkan persoalan bagi keluarga yang tidak menekankan
pendidikan bahwa anak harus penurut.
Keragaman budaya juga menjadi persoalan ketika
Munculah pandangan
stereotip yaitu pandangan tentang sekelompok orang yang didefinisikan
karakternya kedalam grup. Pandangan tersebut bisa bersifat positif atau
negatif. Sebagai contoh, suatu bangsa dapat distereotipkan sebagai bangsa yang
ramah atau tidak ramah.
Biasanya ciri-ciri
dalam stereotip kebanyakan negatif, seperti cara bicara dan perilaku orang
batak kasar, cara bicara dan perilaku orang jawa lamban, orang cina pelit dan
orang madura suka berkelahi. Sejarah juga menjelaskan bahwa perbedaan budaya
dan stereotip telah menimbulkan banyak persoalan. Sindiran atau pelecehan
tehadap budaya pernah terjadi dalam sejarah kehidupan manusia seperti budaya
atau orang tertentu sudah di cap buruk. Karena
itu dalam sejarah pernah terjadi pertobatan budaya. Penginjilan dan atau dakwah
dari agama tertentu pada masa lampau mencerminkan pandangan yang menganggap
bahwa suatu budaya tertentu lebih rendah dari budaya lain misalnya dalam
konteks kekristenan sejarah pengijilan selalu terkait dengan perendahan dan
pelecehan budaya bahwa semua orang harus bertobat dan masuk agama kristen yang
baru dan menyelamatkan. Istilah budaya yang tinggi merupakan milik keraton yang
dipertentagkan dengan kebudayaan rakyat, milik orang biasa dan miskin merupakan
bentuk upaya membedakan sekaligus sindiran dan pelecehan antara suatu budaya
dengan yang lain. Sekarang ini muncul budaya global yang datang dari barat dan
negara maju berhadapan dengan budaya lokal. Budaya global tersebut
memberikan dampak positif dan negatif bagi budaya lokal.
Mendorong perubahan
yang besar dalam bentuk dan pola tata kerja. Pada saat ini ada kecenderungan
orang untuk tidak bekerja lagi di kantor, tetapi bekerja di rumah dengan
menggunakan fasilitas teknologi komunikasi, seperti internet. Pada saat ini
kesuksesan tiap-tiap individu dalam mendapatkan pekerjaan harus didukung oleh
keterampilan dan pengetahuan yang luas terutama dalam penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Contohnya :
A. Masuknya budaya
barat yang bertolak belakang dengan budaya timur yang sederhana, sopan, dan
santun.
B. Fenomena anak
melawan kepada orang tua
C. Murid yang
mengancam guru
D. Perkelahian
antara pelajar
E. Model
pakaian yang tidak sesuai
F. Pemakaian
perhiasan wanita oleh laki-laki merupakan perilaku menyimpang sebagai dampak
negatif dari era globalisasi dan arus informasi yang tidak terbendung.
Seperti globalisasi
melawan lokalisasi atau kebudayan lokal, tetapi juga bisa pada tingkat fisik
seperti penghancuran gedung kembar di amerika serikat. Berbagai keragama yang
bersifat sosial maupun budaya membawa dampak pada masyarakat, yaitu berupa
perubahan sosial yang terjadi secara cepat karena adanya keragaman dan dimanika
sosial. Segala perubahan sosial bisa membawa dampak negatif sekaligus positif.
Keragaman sekarang muncul secara cepat akibatnya adalah perubahan dan dinamika
sosial terjadi cepat.
1. Kemajemukan sebagai
kekayaan bangsa indonesia
Kemajemukan bangsa terutama karena adanya kemajemukan etnik,
disebut juga suku bangsa atau suku. Beragamnya etnik di indonesia menyebabkan
banyak ragam budaya, tradisi, kepercayaan, dan pranata kebudayaan lainnya
karena setiap etnis pada dasarnya menghasilkan kebudayaan. Masyarakat indonesia
adalah masyarakat yang multikultur artinya memiliki banyak budaya.
Etnik atau suku merupakan identitas sosial budaya seseorang.
Artinya identifikasi seseorang dapat dikenali dari bahasa, tradisi, budaya,
kepercayaan, dan pranata yang dijalaninya yan gbersumber dari etnik dari mana
ia berasal.
Namun dalam perkembangan berikutnya, identitas sosial budaya
seseorang tidak semata-mata ditentukan dari etniknya. Identitas seseorang
mungkin ditentukan dari golongan ekonomi, status sosial, tingkat pendidikan,
profesi yang digelutinya, dan lain-lain. Identitas etnik lama-kelamaan bisa
hilang, misalnya karena adanya perkawinan campur dan mobilitas yang tinggi.
Kemajemukan adalah karakteristik sosial budaya indonesia.
Selain kemajemukan, karakteristik indonesia yang lain adalah sebagai berikut
(sutarno, 2007) :
A. Jumlah penduduk yang
besar;
B. Wilayah yang luas;
C. Posisi hilang;
D. Kekayaan alam dan daerah
tropis;
E. Jumlah pulau yang
banyak;
F. Persebaran pulau;
2. Kesetaraan sebagai warga
bangsa indonesia
Pengakuan akan prinsip kesetaraan dan kesedarajatan itu
secara yuridis diakui dan dijamin oleh negara melalui uud’45. Warga negara
tanpa dilihat perbedaan ras, suku, agama, dan budayanya diperlakukan sama dan
memiliki kedudukan yang sama dalam hukum dan pemerintahan negara indonesia
mengakui adanya prinsip persamaan kedudukan warga negara. Hal ini dinyatakan
secara tegas dalam pasal 27 ayat (1) uud’45 bahwa “segala warga negara
bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum
dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya”.
Dinegara demokrasi, kedudukan dan perlakuan yang sama dari
warga negara merupakan ciri utama sebab demokrasi menganut prinsip persamaan
dan kebebasan. Persamaan kedudukan di antara warga negara, misalnya dalam bidang
kehidupan seperti persamaan dalam bidang politik, hukum, kesempatan, ekonomi,
dan sosial.
Demikian juga dengan
perubahan sosial kerena munculnya perbedaan dan keragaman tidak selalu dimaknai
secara negatif. Contohnya saja di dunia sepak bola sekarang ini banyak sekali
klub bola yang memasukan pemain asing untuk memperkuat klubnya. Di eropa
khususnya liga inggris dan spanyol keragaman menjadi ciri khasnya. Bahkan klub
sepak bola yang beragam menjadi juara di di liga masing-masing negara misalnya
barcelona di spanyol, Manchester
United (MU), dan inter milan di italia. Bahkan di indonesia sendiri juga cukup
banyak pemain asing seperti di persipura ada bio dari negro, di sriwijaya fc
ada kayamba dan di persib bandung ada gonzales. Klub mu yang merupakan klub
paling beragam ada dari berbagai kebagsaan dan warna kulit mengisi klub ini
seperti dari afrika, asia, eropa, amerika dan australia. Keragaman itu yang
membuat mu selalu tampil segar ketika bertanding.
Terlepas dari semua mu
merupakan paduan yang luar biasa dari berbagai orang dengan segala talenta dari
belahan bumi untuk menghadirka sebuah sepak bola yang mampu menyerang dan
bertahan dan maju terus untuk menjadi juara. Banyak keuntungan yang mereka
peroleh tetapi juga menjadi salah satu contoh mengenai bagaimana memadukan
berbagai perbedaan menjadi sebuah kekayaan yang saling menguntungkan bagu semua
pihak yaitu: pemilik klub, pengelola, pemain, sponsor, negara asal pemain
bahkan penonton atau fans.
Bercermin pada klub
sepakbola mu, jika sebuah masyarakat memiliki kemampuan mengelola segala
perbedaan yang ada dalam konteks dan mekanisme yang demokratis niscaya
masyarakat tersebut akan menjadi masyarakat yang kuat. Indonesia merupakan
negara yang memilki banyak keragaman budaya yang sangat tinggi berdasarka
keberadaan kesukuan beserta agama yang dipeluk. Indonesia juga memilki
sumberdaya yang bertalenta dalam berbagai bidang sebagai modal
intelektual (human intectual capital) utama bagi pembangunan kekuatan
bangsa dan negara. Indonesia membutuhkan meneger atau pelatih betangan dingin
untuk meracik segala perbedaan menjadi sebagai sebuah modal utama pembangunan
ssebuah neraga-bangsa yang kuat dan maju di segala bidang. Dengan
mempertimbangankan segala persoalan yang dihadapi, kepemimpinan yang mampu
mensinergikan segala perbedaan merupakan kebutuhan mutlak dan kunci kemajuan.
Dalam menganalisis problematika dan solusi ada 2 hal yang menjadi
2 pertanyaan dasar yaitu :
1. Apa contoh
problematika dalam fakta keragaman kehidupan masyarakat sekarang ini?
2. Apa
persoalaan yang muncul ketika keragaman mesti mendasari perkembangan masa depan
indonesia kearah perwujudannya menjadi sebuah bangsa yang kuat dan kokoh?
Dalam bermasyarakat kasus yang paling banyak terjadi adalah tentang
kehidupan sex. Setiap orang pasti memiliki aneka ragam pemikiran baik negative
maupun positif tentang sex di kawula muda. Dari sini kita akan mencoba menelaah
lebih jauh tentang pandangan orang tentang sex tersebut.
Menurut sigmund freud,
dalam kajian psikologis maupun trajektoris(riwayat hidup) seseorang,
seks merupakan aspek dasar dimana seseorang bisa menemukan identitas diri,
sekaligus keinginan berkuasa. Banyak hal – hal negative yang terjadi akibat
dari seks ini antara lain pemerkosaan, aborsi yang bersifat negatif, prostitusi,
dan mungkin masih banyak lagi. Dan sebagian orang mengkambinghitamkan media
komunikasi yang cepat(televisi,internet,dll), kurangnya kehidupan beragama yang
menjalani kehidupan seks secara negative tersebut. Kasus yang sangat ironis
adalah tentang bagaimana tokoh masyarakat dan tokoh agama justru terlibat dalam
penyimpangan tersebut.
Kita ambil saja kasus
syekh puji yang menikahi anak dibawah umur karena dia mempunyai harta berlebih
dengan aneka macam dalih yang dia kemukakan. Dan dari banyak kasus yang terjadi
akan muncul norma yang berlaku dalam masyarakat antara lain cemoohan, sindiran,
sampai pengucilan. Dari kasus – kasus seksual tersebut solusinya antara lain :
1. Menyelenggarakan
pendidikan seks yang benar supaya tidak terjadi penyimpangan seks untuk kaum
muda.
2. Membuat
peraturan dan pembatasan terhadap program – program yang berdampak pada
pemahaman mengenai kekerasan dan kebebasan seksual.
3. Membongkar
masyarakat mengenai seks dan seksualitas.
Dari contoh
problematika tersebut terlihat solusi tersebut dihasilkan dengan keputusan
bersama yang menguntungkan berbagai pihak. Dan solusi tersebut bisa menjadi
wadah aneka ragam pemikiran tentang seksualitas
Dalam kehidupan
bernegara, indonesia di hadapkan permasalahan keragaman yaitu tentang perbedaan
suku dan budaya. Hal tersebut sudah terjadi sejak indonesia berdiri dan sudah
menjadi cirri khas bangsa indonesia. Perbedaan tentang suku dan budaya akan
menjadi persoalan besar jika tidak ada nilai yang mengikatnya. Dan di indonesia
nilai yang ada adalah demokrasi.
Tujuan di terapkannya
demokrasi di indonesia adalah untuk keadilan dan kesejahteraan masyarakat. Jika
dalam kehidupan bernegara kedua hal tersebut tidak terwujud berarti demokrasi
tidak diterapkan secara mendasar.
Bapak soekarno,presiden
pertama indonesia merumuskan demokrasi dalam bentuk konsep nasakom(nasionalisme,
agama , dan komnunisme). Gagasan tersebut merupakan upaya membangun konsep
kebersamaan diantara 3 aliran politik yang berkembang saat itu. Dengan konsep
nasakom diharapkan para nasionalis , tokoh agama , dan komunis dapat saling
mendukung dan memperkuat. Namun konsep tersebut tidak membuahkan hasil yang
baik dikarenakan kesejahteraan rakyat belum terpenuhi.
Konsep demokrasi yang
masih bertahan di indonesia adalah tentang pancasila. Sejak pemikiran tersebut
di kemukakan oleh soekarno, pancasila merupakan salah satu dasar yang
menjadikan indonesia bersatu sejak hari kemerdekaan hingga saat ini.
Dalam bidang ekonomi,
muhammad hatta mengemukakan konsep koperasi sebagai salah satu pilar penting
dalam memajukan dan menyejaterakan masyarakat indonesia. Koperasi adalah bentuk
demokrasi ekonomi di karenakan usaha tersebut di kelola secara terbuka dan
adil.
Imbas negatif yang
muncul ketika demokrasi tidak di jalankan secara mendasar yaitu pemberontakan.
Indonesia banyak mencatatkan rekor pemberotakan antara lain pemberontakan pki,
pemberontakan di-tii, pemberontakan di timor leste, dan yang saat ini paling
disoroti adalah tentang pemberontakan rms.
Adanya demokrasi bukan
untuk menghilangkan konflik akan tetapi untuk mengelola perbedaan yang ada
supaya potensi konflik teredam dan intensitas konflik terkendali sehingga bisa
diperkecil.
Yang ada di indonesia
antara lain gaya hidup, cara hidup serta budaya. Jika masyarakat tidak siap dan
menerima keragaman tersebut,maka akan berdampak pada perilaku menyimpang,
kekerasaan, perkelahian politik massa, kecurangan dan kemunafikan. Demokrasi
sebagai falsafah kehidupan yang bukan sekedar mekanisme legal formal dalam
prosedur pengambilan keputusan sangat diperlukan saat ini. Demokrasi juga
merupakan falsafah pemberi nafas dan roh kehidupan sosial-budaya yang menjiwai
pandangan bahwa setiap orang adalah sama dan sederajat. Orang diberikan
kebebasan yang sama sekaligus juga diberi tanggungjawab yang sama untuk
memelihara kebebasan bersama. Demokrasi akan cidera ketika terjadi pelanggaran
kebebasan.
Didalam kehidupan
kebebasan ada batasnya yaitu ketika kebebasan seseorang merampas kebebasan
orang lain atau kebebasan seseorang bertemu dan bertumpang tindih dengan
kebebasan orang lain. Dialog sebagai proses demokrasi adalah sebagai aturan
main untuk menengahi tercideranya kebebasan seseorang. Kebebasan dalam keragaman
masyarakat adalah kebebasan yang dirumuskan bersama.
Indonesia adalah suatu
negara yang memiliki banyak keragaman. Indonesia punya banyak etnis, suku, ras,
agama, dll. Maka perlu ada satu nilai yang dapat mengikat semua aspek
tersebut.pada masa pemerintahan presiden soekarno, beliau membentuk satu konsep
yang menurut beliau dapat mempersatukan bangsa indonesia, konsep beliau adalah
nasakom yaitu nasionalisme agama dan komunis. Namun harapan tersebut lain
dari kenyataan yang ada, akhirnya muncullah pancasila sebagai dasar negara yang
dipandang lebih dapat mempersatukan bangsa indonesia dan oleh beberapa kalangan
disebut sebagai upaya membumikan demokrasi secara local dan khas indonesia.
Demokrasi adalah paham
yang bebas, sederajad, dan tidak diskriminatif. Sehingga keragaman yang ada di
indonesia yang mempunyai bahaya perpecahan dan konflik dapat berubah
menjadi potensi yang luar biasa. Demokrasi hadir bukan untuk menghilangkan
konflik, tetapi untuk mengelola perbedaan yang ada supaya potensi konflik teredam
dan intensitas konflik terkendali sehingga bisa diperkecil. Selain itu
demokrasi memberi ruang yang bebas bagi semua orang untuk berpendapat dan
memutuskan yang terbaik bagi dirinya dan kota (negara) tempat mereka tinggal
sehingga konflik yang ada tidak dihilangkan tapi dikelola secara bersama supaya
tidak menimbulkan bahya bagi semua orang.
Di indonesia sekarang
ini, keragaman tidak hanya datang dari factor internal tapi juga factor
eksternal. Factor eksternal tersebut adalah globalisasi. Banyak masyarakat yang
belum siap menerima dan hidup berdampingan secara damai dengan orang lain yang
punya gaya hidup serta budaya yang berbeda. Ketidaksiapan tersebut membuat
orang berperilaku menyimpang untuk menunjukkan bahwa dia kuat, namun dengan
sikap yang demikian dapat pula menunjukkan kelemahan dan kerapuhan jiwanya.
Oleh karenanya, demokrasi sebagai falsafah kehidupan, yang bukan hanya sekedar
prosedur dalam pengambilan keputusan. Demokrasi
adalah falsafah yang membuat semua orang punya pandangan bahwa semua orang
adalah sama dan sederajad. Demokrasi bisa terjadi kalau adanya dialog bukan
monolog, dimana dialog memampukan seseorang mengutarakan pendapatnya.
Yang terpenting di sini adalah paham bahwa indonesia terdiri dari banyak
sara, budaya, dll, sehingga rakyat sadar bahwa arti kebebasan bukan tanpa
batas, tapi batasanya adalah ketika kebebasan seseorang merampas kebebasan
oranglain. Kebebasan yang ada adalah kebebasan yang dirumuskan bersama,
kebebasan konsensual hasil consensus.
BAB III
PENUTUP
Sebagai individu yang
menjalani hidup di tengah masyarakat, fungsi dan peran manusia dalam membentuk
identitas diri dan masyarakatnya, yaitu responsivity dan responsibility.
Melalui dua fungsi tersebut pengembangan kreativitas social budaya dan
pembangunan keadilan social budaya, diharapkan manusia dalam bermasyarakat
dapat mengembangkan kegiatan yang mendukung identitas individunya secara bebas,
bermartabat, berguna, dan berkeadilan. Keragaman pernah merendahkan martabat
manusia, namun dari perspektif ham dan agama, jelas bahwa manusia pada
hakekatnya adalah sama dan sederajad.
B.
SARAN
Makalah
ini masih jauh dari kata sempurna untuk
itu kritik dan saran yang membangun dari
para pembaca sekalian sangat kami harapkan demi tercapainya kesempurnaan dari
makalah kami ini.
DAFTAR PUSTAKA
Giri Wiloso,
Pamerdi, dkk. 2010. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, Salatiga: Widya Sari
Setiadi, Elly M.
dkk. 2005. Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar. Jakarta: Prenada Media
Group
0 komentar:
Posting Komentar