BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Sebah istilah yang sangat kompleks
dimana memaknai sebuah kata tersebut melalui kaca mata yang di gunakan. Sebelum
isltilah ini muncul tentunya ada sebuah Disiplin ilmu yang menyebabkan istilah
tersebut muncul yaitu Psikologi, atau lebih Simpleks lagi Psikologi
kepribadian.
Selain itu ada jugak yang mempunyai pendapat bahwa, Munculnya istilah kepribadian itu dari ilmu jiwa agama, dimana istilah itu pengambilanya di sesuaikan dengan ruang metafisik yaitu Jiwa. kepribadian mewakili karakteristik individu yang terdiri dari pola-pola pikiran, perasaan dan perilaku yang konsisten.
Dalam teori-teori kepribadian, kepribadian terdiri dari antara lain trait dan tipe (type). Trait sendiri dijelaskan sebagai konstruk teoritis yang menggambarkan unit/dimensi dasar dari kepribadian. Trait menggambarkan konsistensi respon individu dalam situasi yang berbeda-beda.
Sedangkan tipe adalah pengelompokan bermacam-macam trait. Dibandingkan dengan konsep trait, tipe memiliki tingkat regularity dan generality yang lebih besar daripada trait.
Dari pembahasan di atas sangat menarik bila di bahas lebih detail tentang bagaimana ruang lingkup sebuah tema tersebut.
Selain itu ada jugak yang mempunyai pendapat bahwa, Munculnya istilah kepribadian itu dari ilmu jiwa agama, dimana istilah itu pengambilanya di sesuaikan dengan ruang metafisik yaitu Jiwa. kepribadian mewakili karakteristik individu yang terdiri dari pola-pola pikiran, perasaan dan perilaku yang konsisten.
Dalam teori-teori kepribadian, kepribadian terdiri dari antara lain trait dan tipe (type). Trait sendiri dijelaskan sebagai konstruk teoritis yang menggambarkan unit/dimensi dasar dari kepribadian. Trait menggambarkan konsistensi respon individu dalam situasi yang berbeda-beda.
Sedangkan tipe adalah pengelompokan bermacam-macam trait. Dibandingkan dengan konsep trait, tipe memiliki tingkat regularity dan generality yang lebih besar daripada trait.
Dari pembahasan di atas sangat menarik bila di bahas lebih detail tentang bagaimana ruang lingkup sebuah tema tersebut.
B.
Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakan diatas diharapkan kita akan mengetahui
tentang :
a.
Konsep
kepribadian
b.
Pengertian
keperibadian
c.
Manfaat
mempelajari teori- teori keperibadian
C.
Tujuan
Diharapkan
makalah ini dapat membantu kita untuk
lebih mengetahui tentang teori
kepribadian.
BAB
II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Kepribadian
Kepribadian dalam bahasa
Inggris disebut "personality",
yang berasal
dari bahasa latin "persona",
yang berarti topeng. Koswara (1991) dalam pengertian sehari-hari
kepribadian adalah "Bagaimana individu menampilkan dan menimbulkan kesan
bagi individu lain".Allport (1937) sebagaimana dikutip oleh Gunarsa.S.D
dan Ny. Gunarsa S.D (1989) Kepribadian adalah "Suatu organisasi yang
dinamis dari sistem psikofisis di dalam individu yang menentukan penyesuaian
yang khas terhadap lingkungannya".Maramis (1999)-Kepribadian adalah
"Keseluruhan pola pikiran, perasaan, dan perilaku yang sering digunakan
oleh seseorang dalam usaha adaptasi yang terus-menerus terhadap
hidupnya". Freud yang dikutip oleh Koswara (1991)-Kepribadian adalah
"Suatu struktur yang terdiri dari tiga sistem, yakni id, ego, dan
superego".
Kepribadian adalah ciri atau
karakteristik atau gaya atau sifat- sifat khas diri kita yang bersumber dari
bentukan-bentukan yang kita terima dari lingkungan, misalnya, keluarga pada
masa kecil kita dan juga bawaan-bawaan kita sejak lahir. Jadi yang disebut
kepribadian itu sebetulnya adalah campuran dari hal-hal yang bersifat
psikologis kejiwaan dan juga yang bersifat fisik. Kepribadian adalah semua corak perilaku dan kebiasaan individu
yang terhimpun dalam dirinya dan digunakan untuk bereaksi serta menyesuaikan
diri terhadap segala rangsangan baik dari luar maupun dari dalam. Corak
perilaku dan kebiasaan ini merupakan kesatuan fungsional yang khas pada
seseorang.
Kepribadian adalah penampilan
dan tingkah laku (cara bicara, cara berjalan, dll) yang menggambarkan perilaku
(pengetahuan, sikap, dan ketrampilan, beauty and behavior) seseorang yang dapat
diamati secara langsung maupun tak langsung, yang dapat diamati secara langsung
maupun tak langsung, yang dapat dijadikan sebagai tolok ukur kualitas diri yang
bersangkutan.
Dari pengertian diatas dapat
disimpulkan bahwa kepribadian merupakan bawaan dari setiap individu sejak lahir
(kejiwaan, dan fisik), dan kepribadian dapat berubah seiring pertumbuhan
seseorang. Dimana seseorang tersebut dalam perjalanan hidupnya akan menerima
rangsangan baik dari luar maupun dari dalam, dan orang tersebut akan menanggapi
rangsang itu dan kemungkinan akan berpengaruh pada sikapnya.
Kepribadian memiliki beberapa unsur antara lain :
- Penampilan
Penampilan menyangkut raut muka,
cara berdiri, cara berjalan, dan keluar masuk ruang. Penampilan akan memberikan
kesan pertama terhadap orang lain yang memandang atau memperhatikan.
- Hubungan antar pribadi
Hubungan antar pribadi menyangkut
sikap dan atau perilaku saat berkomunikasi, baik komunikasi langsung maupun
tidak langsung.
- Etika pergaulan
Dapat diartikan sebagai tata
pergaulan atau aturan-aturan yang berkaitan dengan norma perilaku disekitarnya,
yang membuat disukai atau tidak disukai oleh lingkungan sekitarnya.
B. Teori Kepribadian
Dewasa
ini dikenal tiga teori utama yakni teori kepribadian Psikoanalisa (Freud),
teori kepribadian Behaviorisme (Skinner), dan teori kepribadian Humanistik
(Maslow)
Psikoanalisa
Dalam
teori psikoanalitik, struktur kepribadian manusia itu terdiri dari id, ego dan superego. Id adalah komponen kepribadian
yang berisi impuls agresif dan libinal, dimana sistem kerjanya dengan prinsip
kesenangan “pleasure principle”.
Ego adalah bagian
kepribadian yang bertugas sebagai pelaksana, dimana sistem kerjanya pada dunia
luar untuk menilai realita dan berhubungan dengan dunia dalam untuk mengatur
dorongan-dorongan id
agar tidak melanggar nilai-nilai superego. Superego adalah bagian
moral dari kepribadian manusia, karena ia merupakan filter dari sensor baik-
buruk, salah- benar, boleh- tidak sesuatu yang dilakukan oleh dorongan ego.
Konsep
psikolanalisis yang menekankan pengaruh masa lalu (masa kecil) terhadap
perjalanan manusia. Walaupun banyak para ahli yang mengkritik, namun dalam
beberapa hal konsep ini sesuai dengan konsep pembinaan dini bagi anak-anak
dalam pembentukan moral individual. Dalam sistem pemebinaan akhlak individual,
Islam menganjurkan agar keluarga dapat melatih dan membiasakan anak-anaknya
agar dapat tumbuh berkembang sesuai dengan norma agama dan sosial. Norma-norma
ini tidak bisa datang sendiri, akan tetapi melalui proses interaksi yang
panjang dari dalam lingkungannya. Bila sebuah keluarga mampu memberikan
bimbingan yang baik, maka kelak anak itu diharapkan akan tumbuh menjadi manusia
yang baik.
Behaviorisme
Skinner
menyatakan bahwa faktor-faktor penentu tingkah laku tersebut berasal dari
stimulus-stimulus eksternal. Skinner berpendapat bahwa tingkah laku manusia
tidak digerakkan oleh agen-agen internal yang disebut naluri, melainkan
ditentukan oleh kekuatan-kekuatan eksternal.
Freud dengan psikoanalisanya percaya
bahwa misteri manusia akan bisa diungkap seluruhnya melalui upaya-upaya ilmiah,
karena pada dasarnya tubuh manusia mengikuti hukum-hukum fisika, Skinner dan
segenap behavioris memiliki anggapan yang sama dengan Freud.
Psikologi Stimulus-Response (S-R)
mempelajari rangsangan yang menimbulkan respon dalam bentuk perilaku,
mempelajari ganjaran dan hukuman yang mempertahankan adanya respon itu, dan
mempelajari perubahan perilaku yang ditimbulkan karena adanya perubahan pola
ganjaran dan hukuman.
Humanistik
Psikolog
yang berorientasi humanistic mempunyai satu tujuan, mereka ini memanusiakan
psikologi. Mereka ingin membuat pskologi sebagai studi tentang “apa makna hidup
sebagai seorang manusia”. Mereka berasal dari berbagai latar belakang dan keyakinan
yang beragam. Sebagian besar psikolog yang berorientasi humanistic mempunyai
sikap yang sama, yaitu :
- Para ilmuwan seharusnya tidak melupakan bahwa tugas utama mereka ialah melayani sesama, sekalipun mereka memang mempunyai tugas mengumpulkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Psikolog seharusnya dapat menolong orang lain sedemikian rupa sehingga orang tersebut mampu lebih mengenal dirinya secara baik serta mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya secara maksimal. Psikolog harus mengarahkan tugasnya untuk memperkaya kehidupan seseorang.
- Ilmuwan perilaku seharusnya mempelajari makhluk hidup sebagai satu keseluruhan yang utuh, tanpa mengkotak-kotakkan ke dalam penggolongan fungsi seperti misalnya persepsi, belajar, dan kepribadian (lihat adanya pengaruh psikologi Gestalt).
- Tugas psikolog adalah mempelajari tujuan hidup, keterkaitan diri, pemenuhan kebutuhan, kreativitas, spontanitas, dan nilai-nilai yang dianutnya. Ini semua adalah persoalan manusia yang sepenuhnya menjadi tanggungjawabnya pribadi.
- Ilmuwan perilaku seharusnya memusatkan perhatiannya pada kesadaran subyektif (bagaimana seseorang memandang pengalaman pribadinya) karena interpretasi yang dia lakukan mempunyai arti yang amat penting dan mendasar bagi semua kegiatan manusia (pemikiran ini juga mencerminkan pengaruh psikologi Gestalt).
- Ilmuwan perilaku harus belajar untuk memahami manusia sebagai individu yang mempunyai perkecualian serta tidak dapat diramalkan sebelumnya, namun tetap sebagai makhluk yang umum dan universal. Kebalikannya, justru psikolog psikoanalitik, neobehavioristik, dan kognitif lebih memusatkan perhatiannya untuk mempelajari sifat umum.
- Metode-metode ilmiah khusus yang hendak dipakai oleh ilmuwan perilaku seyogyanya bersifat sekunder. Hal ini karena persoalan yang mereka pilih untuk dipelajari adalah yang utama. Oleh karena itu, psikologi humanistic menggunakan bermacam-macam stategi penelitian ilmiah : metode obyektif, studi kasus individual, teknik-teknik introspeksi informal, bahkan menganalisis karya tulisnya. Hal ini karena para psikolog humanistic yakin bahwa kesadaran naluriah merupakan sumber informasi yang amat penting, maka mereka tidak ragu-ragu untuk mengandalkan dan percaya sepenuhnya pada perasaan subyektif mereka, serta kesan-kesan mereka secara psibadi
Teori
humanistik memperlihatkan komitmen yang tinggi terhadap anggapan dasar tentang
manusia sebagai makhluk bebas. Maslow sepaham dengan William James
(1842-1910), seorang filsuf dan tokoh psikologi terkemuka Amerika, bahwa
manusia tidak akan bisa diungkap sepenuhnya hanya melalui upaya-upaya ilmiah.
Teori Dalam Psikologi Kognitif
Manusia
menurut visi beberapa teori di atas berbeda satu sama lain, bahkan ada yang
tampak saling bertentangan antara yang satu dengan yang lainnya. Mereka ada
yang tampak saling menjatuhkan, meskipun apabila disadari secara bijak, tidak
ada satu teori pun yang benar-benar ingin atau bertujuan merobohkan teori
lainnya. Hakekat adanya teori sebenarnya saling melengkapi satu sama lain. Hal
ini demikian karena tidak ada satu buah teori yang bisa berlaku umum di semua
situasi dan kondisi dan semua bidang masalah. Yang ada hanyalah bahwa
teori yang satu lebih cocok dan sesuai untuk diterapkan dalam bidang
permasalahan tertentu, sedangkan teori lainnya lebih cocok untuk aplikasi
bidang tertentu lainnya, misalnya.
Sebelum sampai kepada masalah
pokoknya, kita perlu paham lebih dahulu akan konsep dasarnya, bahwa manusia
secara psikologis bisa dianggap sebagai makhluk yang berciri sebagai berikut
(Lihat Bigge, 1984):
(1) Manusia mempunyai instink dan kebutuhan. Pandangan ini mendasari
banyak teori tentang konsep manusia itu sendiri sebagai
makhluk yang berinteraksi dengan lingkungannya.
Karena dasarnya instink dan kebutuhan, maka segala hal yang bergerak atau
digerakkan oleh kedua dasar itulah yang akan menjadi kenyataannya. Orang
melakukan sesuatu itu atas dasar instink, atau atas dasar kebutuhan untuk
memenuhinya. Jelasnya hal ini merupakan pandangan aktualisasi diri. Juga
pandangan-pandangan humanisme psikedelik dan apersepsi yang
dikembangkan oleh Herbart seperti di bagian lalu
sudah dibicarakan. Pandangan- pandangan ini mengarah kepada
perbuatan-perbuatan manusia yang bisa diterka melalui teori introspeksi. Dengan
merenung dan mengamati pola kerja dan pola pikir yang ada pada diri sendiri,
kemudian direfleksikan untuk kejelasan-kejelasan sebuah gagasan, termasuk untuk
menjelaskan tentang manusia lainnya dalam perilaku kehidupannya.
(2) Pandangan kedua adalah bahwa manusia dianggap sebagai organisme yang
pasif-reaktif terhadap lingkungannya. Segala
perilaku kehidupannya banyak
dipengaruhi oleh lingkungan tempat
tinggalnya. Orang berbuat itu sebenarnya ia
sedang mereaksi suatu stimulus yang datang
dari luar. Jadi perubahan perilaku yang
terjadi pada manusia sebenarnya merupakan adanya hubungan
yang lancar antara stimulus dan respons (S-R bond). Konsep ini diawali oleh
Pavlov; dan teorinya dikenal dengan
behaviorisme Pavlovian, yang tampak dalam cabang
dan pengembangannya seperti koneksionisme, pembiasaan
klasik, dan pembiasaan berinstrumen. Untuk ini pandangan filsafatnya adalah realisme saintifik atau empirikisme logis.
(3) Pandangan yang ketiga adalah bahwa
manusia itu mempunyai kemauan, berinteraksi dengan
lingkungannya secara aktif. Ia tidak dianggap sebagai makhluk yang
secara utuh dipengaruhi oleh lingkungannya,
akan tetapi justru ia
berusaha untuk membentuk lingkungannya sesuai
dengan kemauannya dan seleranya. Ia berusaha untuk memahami
lingkungannya, dan oleh karena itu ia
berpikir (homo
sapiens). Pandangan ini dikenal dengan
kognitif; dan teorinya disebut dengan
psikologi kognitif. Pandangan filsafatnya adalah pragmatisme atau relativisme ruang kognitif
Belajar
kognitif memang menekankan kepada fungsi-fungsi psikologis. Ini artinya
bahwa yang dilihat adalah dunia psikologis, bukan dunia fisik. Orang melihat
dunia melalui kacamata orang lain (komunikan, sasaran),
serta pola-pola hubungan interaksi antar
manusia dengan lingkungannya, harus dilihat secara psikologis.
Memang agak sulit melihat dunia manusia secara psikologis, karena pada dasarnya
setiap manusia itu unik. Tidak ada satu manusia pun di dunia yang mempunyai
rupa fisik yang sama dengan orang lain. Juga mentalnya. Baik secara fisik
maupun mental, manusia mempunyai kesendiriannya sendiri, mempunyai
kepribadiannya sendiri, yang tentu berbeda dengan orang lain. Bahkan dalam diri
seorang manusia, terdapat bermacam aspek yang setiap saat
berubah kekuatannya dalam mempengaruhi manusia.
Artinya dalam diri manusia terdapat variabel individu
yang sangat kompleks.
Orang
dipengaruhi oleh variabel ruang dan waktu,
juga usia, pendidikan, kecerdasan, lingkungan, sosial,
dan aspek-aspek lain yang menyertainya. Dengan demikian, sikap orang pun
berbeda pada setiap saat jika menghadapi objek-objek yang berbeda. Yang jelas
kondisi manusia atau orang sangat sulit dijabarkan dengan kata-kata karena
sangat kompleks.
Dalam
konsep kognitif, ada pemahaman
khusus yang menerangkan pada
situasi kesejamanan (contemporaneity).
Konsep ini dilihat secara psikologis, bukan secara fisik, karena tidak mungkin
orang secara fisik berada di dua jaman atau lebih sekaligus. Namun pada
konsepnya secara psikologis, hal itu bisa terjadi.
Prinsip kesejamanan ini diartikan
sebagai semua pada satu waktu (all at
one time). Dunia masa lalu, atau sebuah peristiwa yang telah terjadi,
dan dunia masa sekarang atau yang sedang berlangsung, serta dunia yang masih
belum terjadi atau masa yang akan datang, semua diangkat ke dalam konsep
sekarang. Kalau orang berbicara tentang masa lalu, maka masa lalu itu sedang
dibicarakannya sekarang. Juga dunia yang akan datang, semua diangkat ke dalam
dunia sekarang
Penjelasan-penjelasannya
dilangsungkan pada satu waktu, yaitu sekarang. Itulah yang dimaksud dengan
prinsip kesejamanan dalam hal ini.
Jadi
situasi psikologis masa lalu maupun masa sekarang, merupakan bagian dari dunia
yang sedang terjadi pada masa sekarang, tepatnya pada suatu saat di masa
sekarang. Memang dunia fisik masa lalu maupun masa sekarang.
C.
Perkembangan kepribadian
Menurut
Gardner Murfy mencakup:
1. Fase
Keseluruhan Tanpa Diferensiasi
Terjadi pada bayi dan kanak-kanak, potensi fisik maupun temperamen
sudah dimiliki tetapi aktualisasinya tergantung pada perkembangan dan
kematangan
2. Fase Diferensiasi
Fungsi-fungsi
khusus mulai muncul dan mengalami diferensiasi
3. Fase Integrasi
Fungsi yg sudah
mengalami diferensiasi
diintegrasikan dalam suatu unit yg berkoordinasi dan terorganisasi
D. Manfaat Pengetahuan Tentang Psikologi
Kepribadian
Tentu saja yang paling dapat merasakan betapa manfaat mengetahui pribadi seseorang, pertama-tama dan terutama, adalah orang atau pribadi itu sendiri. Caranya ialah dengan berintropeksi, yaitu dengan melihat kepada diri sendiri. Dengan demikian ia akan dapat selalu mengoreksi kekeliruan-kekeliruan yang telah diperbuatnya, sehingga ia sendiri segera dapat merubah sebelum orang lain merubahnya, tanpa member kesempatan kepada orang lain untuk juga berbuat yang sama. Orang kedua yang seyogyanya mengenal pribadi seseorang adalah para pendidik. Baik itu orang tua, guru-guru, atau para pemimpin masyarakat. Dengan mengenal diri seseorang, maka ia akan bertindak dengan tepat. Misalnya bagaimana dia harus berbicara, bagaimana ia harus bersikap, bagaimana cara yang disenangi, bilamana ia berada ddalam kesempatan yang boleh diajak membicarakan sesuatu, bilamana ia harus beristirahat lebih dahulu, dan sebagainya. Didalam pergaulan sehari-haripun orang sedapat mungkin meletakkan setiap pribadi itu tepat pada tempatnya sehingga dapat dihindarkan sesuatu tindakan yang tidak dikehendaki. Dan inilah sebenarnya apa yang dimaksud dengan kunci pergaulan ataupun kunci pendidikan. Orang tua misalnya, dengan mengetahui sifat, bakat, hobi, dan kegemaran tiap-tiap anaknya, paling sedikit akan dapat menghindari perasaan-perasaan tidak puas bagi anak maupun bagi orang tua itu sendiri dan ini adalah salah satu kunci kebahagiaan keluarga. Saling mengenal pribadi antara suami dengan isteri demikian pula, keduanya akan saling dapat memenuhi kebutuhan, memenuhi keinginan, mengenal kegemaran dan sebagainya, sehingga masing-masing akan benar-benar mendapat hati antara mereka, sehingga benar-benar akan hidup dengan kemesraan yang wajar sebagaimana yang seharusnya dihayati anak-anaknya dan antara mereka sendiri, sehingga tidak akan mudah tergoyahkan oleh factor-faktor luar.
Salah satu sebab mengapa antara suami dan atau isteri yang tidak senang dirumah sendiri hanyalah disebabkan oleh hal-hal yang kadang-kadang sangat kecil, misalnya karena kegemaran makannya kurang diperhatikan oleh isterinya. Kegemaran berpakaiannya kurang diperhatikan oleh si-suami sehingga si-isteri mencoba sendiri mencarinya, dan sebagainya. Kalau sesuatu keluarga sudah mulai retak semacam itu maka percekcokan akan mudah sekali timbul dan mungkin akan menjadi makin meruncing dan kebahagiaan tidak akan lagi dapat dicapainya. Hal ini berpengaruh negative bagi pertumbuhan pribadi anak-anaknya.
Saling mengenal antara para tetanggapun perlu. Sebab tetangga adalah saudara yang terdekat. Sebelum orang lain dapat dimintai pertolongan untuk sesuatu keperluan, baiasanya tetangga dapat dimintai tolong seperlunya lebih dahulu. Untuk itu kiranya perlu pula mengenal pribadinya, agar jangan sampai terjadi keliru menempatkannya. Demikian letak kunci pergaulan dengan tetangga.
Tentu saja yang paling dapat merasakan betapa manfaat mengetahui pribadi seseorang, pertama-tama dan terutama, adalah orang atau pribadi itu sendiri. Caranya ialah dengan berintropeksi, yaitu dengan melihat kepada diri sendiri. Dengan demikian ia akan dapat selalu mengoreksi kekeliruan-kekeliruan yang telah diperbuatnya, sehingga ia sendiri segera dapat merubah sebelum orang lain merubahnya, tanpa member kesempatan kepada orang lain untuk juga berbuat yang sama. Orang kedua yang seyogyanya mengenal pribadi seseorang adalah para pendidik. Baik itu orang tua, guru-guru, atau para pemimpin masyarakat. Dengan mengenal diri seseorang, maka ia akan bertindak dengan tepat. Misalnya bagaimana dia harus berbicara, bagaimana ia harus bersikap, bagaimana cara yang disenangi, bilamana ia berada ddalam kesempatan yang boleh diajak membicarakan sesuatu, bilamana ia harus beristirahat lebih dahulu, dan sebagainya. Didalam pergaulan sehari-haripun orang sedapat mungkin meletakkan setiap pribadi itu tepat pada tempatnya sehingga dapat dihindarkan sesuatu tindakan yang tidak dikehendaki. Dan inilah sebenarnya apa yang dimaksud dengan kunci pergaulan ataupun kunci pendidikan. Orang tua misalnya, dengan mengetahui sifat, bakat, hobi, dan kegemaran tiap-tiap anaknya, paling sedikit akan dapat menghindari perasaan-perasaan tidak puas bagi anak maupun bagi orang tua itu sendiri dan ini adalah salah satu kunci kebahagiaan keluarga. Saling mengenal pribadi antara suami dengan isteri demikian pula, keduanya akan saling dapat memenuhi kebutuhan, memenuhi keinginan, mengenal kegemaran dan sebagainya, sehingga masing-masing akan benar-benar mendapat hati antara mereka, sehingga benar-benar akan hidup dengan kemesraan yang wajar sebagaimana yang seharusnya dihayati anak-anaknya dan antara mereka sendiri, sehingga tidak akan mudah tergoyahkan oleh factor-faktor luar.
Salah satu sebab mengapa antara suami dan atau isteri yang tidak senang dirumah sendiri hanyalah disebabkan oleh hal-hal yang kadang-kadang sangat kecil, misalnya karena kegemaran makannya kurang diperhatikan oleh isterinya. Kegemaran berpakaiannya kurang diperhatikan oleh si-suami sehingga si-isteri mencoba sendiri mencarinya, dan sebagainya. Kalau sesuatu keluarga sudah mulai retak semacam itu maka percekcokan akan mudah sekali timbul dan mungkin akan menjadi makin meruncing dan kebahagiaan tidak akan lagi dapat dicapainya. Hal ini berpengaruh negative bagi pertumbuhan pribadi anak-anaknya.
Saling mengenal antara para tetanggapun perlu. Sebab tetangga adalah saudara yang terdekat. Sebelum orang lain dapat dimintai pertolongan untuk sesuatu keperluan, baiasanya tetangga dapat dimintai tolong seperlunya lebih dahulu. Untuk itu kiranya perlu pula mengenal pribadinya, agar jangan sampai terjadi keliru menempatkannya. Demikian letak kunci pergaulan dengan tetangga.
Yang
seharusnya paling dapat memanfaatkan pengetahuan psikologi kepribadian adalah
guru. Oleh karena itu, psikologi kepribadian ini dimasukan sebagai salah satu
Psikologi Khusus, yang harus dipelajari oleh setiap guru. Manfaatnya antara
lain ialah:
1. Agar guru dapat mengenal sifat anak-anaknya masing-masing sehingga pelayanannya dapat mudah diterima oleh si anak.
2. Guru mendapat kesempatan seluas-luasnya, untuk memberikan pembinaan lebih jauh dan mendalam terhadap bakat, hobi dan kegemaran anak-anaknya, yang itu adalah demi kehidupan anak dikemudian hari.
3. Dengan mengenal sifat anak itu, si Guru akan dapat mencegah kemungkinan timbulnya frustasi bagi anak, dan itu berarti suatu sukses besar didalam proses belajar mengajar.
4. Dengan mengetahui keadaan pribadi sianak, guru akan dapat dengan tepat memperlakukannya, menolongnya dan sebagainya sehingga dengan demikian, maka dapat diharapkan sianak segera dapat diserahi tanggungjawab sendiri, yang berarti dapat dalam waktu singkat mencapai kedewasaannya.
5. Dengan mengenal anak-anaknya itu siguru akan terhindar dari kemungkinan timbul konflik dengan anak-anaknya sendiri, yang berarti bahwa guru telah kehilangan wibawa dimata murid-muridnya, dan apakah yang akan diharapkan dengan hasil pendidikan semacam itu?
1. Agar guru dapat mengenal sifat anak-anaknya masing-masing sehingga pelayanannya dapat mudah diterima oleh si anak.
2. Guru mendapat kesempatan seluas-luasnya, untuk memberikan pembinaan lebih jauh dan mendalam terhadap bakat, hobi dan kegemaran anak-anaknya, yang itu adalah demi kehidupan anak dikemudian hari.
3. Dengan mengenal sifat anak itu, si Guru akan dapat mencegah kemungkinan timbulnya frustasi bagi anak, dan itu berarti suatu sukses besar didalam proses belajar mengajar.
4. Dengan mengetahui keadaan pribadi sianak, guru akan dapat dengan tepat memperlakukannya, menolongnya dan sebagainya sehingga dengan demikian, maka dapat diharapkan sianak segera dapat diserahi tanggungjawab sendiri, yang berarti dapat dalam waktu singkat mencapai kedewasaannya.
5. Dengan mengenal anak-anaknya itu siguru akan terhindar dari kemungkinan timbul konflik dengan anak-anaknya sendiri, yang berarti bahwa guru telah kehilangan wibawa dimata murid-muridnya, dan apakah yang akan diharapkan dengan hasil pendidikan semacam itu?
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kepribadian
adalah ciri atau karakteristik atau gaya atau sifat- sifat khas diri kita yang
bersumber dari bentukan-bentukan yang kita terima dari lingkungan, misalnya,
keluarga pada masa kecil kita dan juga bawaan-bawaan kita sejak lahir. Jadi
yang disebut kepribadian itu sebetulnya adalah campuran dari hal-hal yang
bersifat psikologis kejiwaan dan juga yang bersifat fisik.
Kepribadian
memiliki beberapa unsur antara lain :
v Penampilan
Penampilan menyangkut raut muka,
cara berdiri, cara berjalan, dan keluar masuk ruang. Penampilan akan memberikan
kesan pertama terhadap orang lain yang memandang atau memperhatikan.
v Hubungan
antar pribadi
Hubungan antar pribadi menyangkut
sikap dan atau perilaku saat berkomunikasi, baik komunikasi langsung maupun
tidak langsung.
v Etika
pergaulan
Dapat diartikan sebagai tata
pergaulan atau aturan-aturan yang berkaitan dengan norma perilaku disekitarnya,
yang membuat disukai atau tidak disukai oleh lingkungan sekitarnya.
Teori
Kepribadian yaitu Psikoanalisa,Behaviorisme,Humanistik,Teori Dalam Psikologi
Kognitif
Yang
seharusnya paling dapat memanfaatkan pengetahuan psikologi kepribadian untuk guru adalah :
1. Agar guru dapat mengenal sifat anak-anaknya masing-masing sehingga pelayanannya dapat mudah diterima oleh si anak.
2. Guru mendapat kesempatan seluas-luasnya, untuk memberikan pembinaan lebih jauh dan mendalam terhadap bakat, hobi dan kegemaran anak-anaknya, yang itu adalah demi kehidupan anak dikemudian hari.
3. Dengan mengenal sifat anak itu, si Guru akan dapat mencegah kemungkinan timbulnya frustasi bagi anak, dan itu berarti suatu sukses besar didalam proses belajar mengajar.
4. Dengan mengetahui keadaan pribadi sianak, guru akan dapat dengan tepat memperlakukannya, menolongnya dan sebagainya sehingga dengan demikian, maka dapat diharapkan sianak segera dapat diserahi tanggungjawab sendiri, yang berarti dapat dalam waktu singkat mencapai kedewasaannya.
5. Dengan mengenal anak-anaknya itu siguru akan terhindar dari kemungkinan timbul konflik dengan anak-anaknya sendiri, yang berarti bahwa guru telah kehilangan wibawa dimata murid-muridnya, dan apakah yang akan diharapkan dengan hasil pendidikan semacam itu?
1. Agar guru dapat mengenal sifat anak-anaknya masing-masing sehingga pelayanannya dapat mudah diterima oleh si anak.
2. Guru mendapat kesempatan seluas-luasnya, untuk memberikan pembinaan lebih jauh dan mendalam terhadap bakat, hobi dan kegemaran anak-anaknya, yang itu adalah demi kehidupan anak dikemudian hari.
3. Dengan mengenal sifat anak itu, si Guru akan dapat mencegah kemungkinan timbulnya frustasi bagi anak, dan itu berarti suatu sukses besar didalam proses belajar mengajar.
4. Dengan mengetahui keadaan pribadi sianak, guru akan dapat dengan tepat memperlakukannya, menolongnya dan sebagainya sehingga dengan demikian, maka dapat diharapkan sianak segera dapat diserahi tanggungjawab sendiri, yang berarti dapat dalam waktu singkat mencapai kedewasaannya.
5. Dengan mengenal anak-anaknya itu siguru akan terhindar dari kemungkinan timbul konflik dengan anak-anaknya sendiri, yang berarti bahwa guru telah kehilangan wibawa dimata murid-muridnya, dan apakah yang akan diharapkan dengan hasil pendidikan semacam itu?
B. Saran
Makalah
kami ini masih jauh dari kata sempurna untuk itu kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca sekalian
sangat kami harapakan demi tercapainya kesempurnaan dari makalah kami ini
kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Alwisol. (2005)
Psikologi Kepribadian. Malang : Penerbit Universitas Muhammadyah Malang.
Boeree, CG. (1997) .Personality Theories :Melacak Kepribadian Anda Bersama Psikolog Dunia. (Alih bahasa: Inyiak Ridwan Muzir). Yogyakarta : Primasophie.
Boeree, CG. (1997) .Personality Theories :Melacak Kepribadian Anda Bersama Psikolog Dunia. (Alih bahasa: Inyiak Ridwan Muzir). Yogyakarta : Primasophie.
Yusuf, Syamsu.2007. Teori
Kepribadian.Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Fauzi, Ahmad. 1997. Psikologi
Umum. Bandung : CV Pustaka Setia.
Index.php.htm
0 komentar:
Posting Komentar