TENTANG
"AKHLAK SEBAGAI LANDASAN ISLAM"
KATA
PENGANTAR
Rasa syukur kami panjatkan kehadirat tuhan YME yang telah mengijinkan dan memberi nikmat kemudahan kepada saya dalam menyusun dan
menulis makalah ini yang berjudul “AKHLAK SEBAGAI LANDASAN ISLAM”.
Hal yang paling mendasar yang mendorong kami menyusun makalah
ini adalah tugas dari mata kuliah Agama , untuk mencapai nilai yang memenuhi syarat
perkuliahan.
Pada kesempatan ini kami semua mengucapkan banyak terimakasih
yang tak terhingga atas bimbingan dosen dan semua pihak sehingga makalah ini dapat
saya selesaikan dengan baik
Andai ada kekurangan dalam makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Sekian
dan terimakasih.
Binjai,
November 2013
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR.............................................................................................. i
DAFTAR
ISI............................................................................................................ ii
BAB
I PENDAHULUAN....................................................................................... 1
A.
Latar
Belakang Masalah............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................... 2
A.
Pengertian
Akhlak......................................................................................... 2
B.
Dasar dan Sumber Pendidikan Akhlak Islam............................................... 4
C. Akhlak Terhadap Sesama Manusia............................................................... 7
BAB III PENUTUP ............................................................................................... 13
A. Kesimpulan.................................................................................................. 13
B. Saran ........................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 14
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Akhlak
Islam bagaikan garam yang dibutuhkan bagi tiap macam makanan, maka ia
dibutuhkan untuk penenang hati dalam setiap lapisan masyarakat umat manusia,
sepanjang zaman. Akhlak dibutuhkan dalam menjalin hubungan dengan Sang Kholik
(Allah SWT), dengan diri sendiri, dengan sesama manusia, dan dengan makhluk
lain ciptaan Allah SWT.
Landasan
Pendidikan Akhlak Islam adalah bersifat religius yaitu Al-qur’an dan Hadits.
Berikut ini ada beberapa bagian dari landasan-landasan yang ada didalam Hadits
dan Al-Qur’an yaitu sebagai berikut:
1.
Akhlak merupakan salah satu tujuan diutusnya Rasulullah.
“Sesungguhnya aku diutus oleh Allah
untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.” (HR. Bukhori dan Malik).
2.
Akhlak yang bagus sebagai standar atau berpengaruh untuk kesempurnaan
iman seseorang.
“Sesempurna-sempurna iman seseorang
di antara kamu adalah yang paling baik akhlaknya.” (HR. Muslim, Ahmad, dan Abu Dawud).
3.
Akhlak yang baik dapat memperberat timbangan kebajikan.
“Tidak ada sesuatu yang lebih berat
timbangannya di mizan kecuali kusnul khuluq/baiknya akhlak.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud).
B.
Rumusan Masalah
Adapun yang akan dibahas dalam
makalah ini yaitu mencakup sebagai berikut:
1.
Bagai
mana pengertian akhlak ?
2.
Dasar
Pendidikan Akhlak Islam
3.
Sumber
Pendidikan Akhlak Islam
4.
Seperti
apa akhlak dalam pendidikan islam ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Akhlak
Akhlak
(Ar.: al-akhlak, jamak dari al-khulq = kebiasaan, perangai, tabiat, dan agama).
Tingkah laku yang lahir dari manusia dengan sengaja, tidak dibuat-buat, dan
telah menjadi kebiasaan. Kata akhlak dalam pengertian ini disebut dalam
Al-Quran dengan bentuk tunggalnya, khulq, pada firman Allah SWT yang merupakan
konsiderans pengangkatan Muhammad sebagai Rasul Allah[1][1]. Dijelaskan dalam
Al-Quran sebagai berikut :
والك لعلر حلق عطلم(المملع. ٦٨:٤)
Artinya
“Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berbudi pengerti yang agung (QS Al-Qalam, 68 :4)
Beberapa istilah yang bekaitan dengan akhlak. Menurut jamil salibah (ahli bahasa arab kontemporer asal suriah), adalah akhlak yang baik dan ada yang buruk. Akhlak yang baik disebut adab (adab). Kata adab juga digunakan dalam arti etika yaitu tata cara sopan santun dalam masyarakat guna memelihara hubungan baik antar mereka.
Ulamah akhlak brbeda pendapat tentang apa kah akhlak yang lahir dari manusia merupakan hal pendidikan dan latihan ataukah pembawah sejak lahir. Sebagian mengatakan bahwa akhlak merupakan pembawah sejak lahir orang yang bertingkah laku baik atau buruk karena pembawanya sejak lahir. Karenanya, akhlak tidak bisa diubah melalui pendidikan atau latihan. Pandangan ini dipegang oleh kaum jabariah, salah satu aliran dalam teologi islam. Sebagian lain berpendapat bahwa akhlak merupakan hasil pendidikan. Karenanya, akhlak bisa diubah melalui pendidikan, dan itulah sebabnya mengapa Rasulullah SAW “diutus untuk menyempurnakan akhlak” (HR. Malik). Pendapat ini dipegang oleh kebanyakan ulamah. Ibnu maskawaih, ketika mengeritik pandangan pertama, mengatakan bahwa pandangan negatif tersebut antara lain akan memebuat segalah bentuk normal dan bimbingan jadi tertolak, orang jadi tunduk pada kekejaman dan kelaliman, serta nak-anak jadi liar karena tubuh dan perkembangan tanpa nasihat dan pendidikan.
والك لعلر حلق عطلم(المملع. ٦٨:٤)
Artinya
“Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berbudi pengerti yang agung (QS Al-Qalam, 68 :4)
Beberapa istilah yang bekaitan dengan akhlak. Menurut jamil salibah (ahli bahasa arab kontemporer asal suriah), adalah akhlak yang baik dan ada yang buruk. Akhlak yang baik disebut adab (adab). Kata adab juga digunakan dalam arti etika yaitu tata cara sopan santun dalam masyarakat guna memelihara hubungan baik antar mereka.
Ulamah akhlak brbeda pendapat tentang apa kah akhlak yang lahir dari manusia merupakan hal pendidikan dan latihan ataukah pembawah sejak lahir. Sebagian mengatakan bahwa akhlak merupakan pembawah sejak lahir orang yang bertingkah laku baik atau buruk karena pembawanya sejak lahir. Karenanya, akhlak tidak bisa diubah melalui pendidikan atau latihan. Pandangan ini dipegang oleh kaum jabariah, salah satu aliran dalam teologi islam. Sebagian lain berpendapat bahwa akhlak merupakan hasil pendidikan. Karenanya, akhlak bisa diubah melalui pendidikan, dan itulah sebabnya mengapa Rasulullah SAW “diutus untuk menyempurnakan akhlak” (HR. Malik). Pendapat ini dipegang oleh kebanyakan ulamah. Ibnu maskawaih, ketika mengeritik pandangan pertama, mengatakan bahwa pandangan negatif tersebut antara lain akan memebuat segalah bentuk normal dan bimbingan jadi tertolak, orang jadi tunduk pada kekejaman dan kelaliman, serta nak-anak jadi liar karena tubuh dan perkembangan tanpa nasihat dan pendidikan.
Menurut
Quraish Shihab, meskipun kedua potensi ini terdapat dalam diri manusia, ada
issyarat dalam Al-Quran bahwa manusia pada dasarnya cendrung pada kebajikan.
Didalam Al-Qurandiuraikan bahwa iblis menggoda Adam, lalu adam durhaka kepada
Tuhan. Sebelum digoda iblis, Adam tidak durhaka artinya ia tidak melakukan
sesuatu yang buruk akibat godaan itu, adam menjadi sesat, tetapi kemudian
bertobat kepada tuhan sehingga kembali kepada kesuciannya.
Ukuran Baik dan Bururk. Ulama berbeda pendapat tentang ukuran baik dan buruk akhlak. Mereka terbagi menjadi tiga golongan
Sasaran Ahlak. Dalam Islam, secara garis besar akhlak manusia mencangkup tiga sasaran, yaitu terhadap Allah SWT, terhadap bersama manusia, dab terhadap lingkungannya.
Akhlah terhadap Allah SWT. Menurut Muhammad Quraish Shihab, akhlak manusia terhadap Allah SWT bertitik tolak dari pengakuan dan kesadaran bahwa tidak ada Tuhan selain Allah SWT yang memiliki segalah sifat terpuji dan sempurna.
a. Mensucikan Allah SWT dan memuji-nya.
b. Bertaqwa (berserah diri) kepada Allah SWT setelah berbuat atau berusaha lebih dahulu.
c. Berbaik sangka kepada Allah SWT
Ukuran Baik dan Bururk. Ulama berbeda pendapat tentang ukuran baik dan buruk akhlak. Mereka terbagi menjadi tiga golongan
Sasaran Ahlak. Dalam Islam, secara garis besar akhlak manusia mencangkup tiga sasaran, yaitu terhadap Allah SWT, terhadap bersama manusia, dab terhadap lingkungannya.
Akhlah terhadap Allah SWT. Menurut Muhammad Quraish Shihab, akhlak manusia terhadap Allah SWT bertitik tolak dari pengakuan dan kesadaran bahwa tidak ada Tuhan selain Allah SWT yang memiliki segalah sifat terpuji dan sempurna.
a. Mensucikan Allah SWT dan memuji-nya.
b. Bertaqwa (berserah diri) kepada Allah SWT setelah berbuat atau berusaha lebih dahulu.
c. Berbaik sangka kepada Allah SWT
B. Dasar dan Sumber Pendidikan Akhlak
Islam
Akhlak
dalam banyak bebudayaan selain Islam ditentukan oleh kondisi-kondisi setempat
dan karenanya dapat berubah. Menurut W.G. Summer, “Dari berbagai kebutuhan yang
berulang muncullah kebiasaan-kebiasaan individu dan adat istiadat kelompok,
tetapi hasil-hasil ini merupakan konsekwensi
Akhlak
dan adat istiadat Islami bukan hal tidak sadar. Mereka berasal dari dua sumber
utama, yaitu al-Qur’an dan Sunnah, perbuatan, perkataan dan perintah tidak
langsung kehendak Nabi, dan oleh karena itu, dalam pengertian yang sangat tepat
merupakan wahyu Ilahi.
Kelahiran
Islam di Semenanjung Arabia menandai datangnya suatu era, alam fikiran, dan
pendidikan baru. Tujuan utama Islam, baik ditinjau dari aspek agama, risalah,
maupun filsafat, ialah memberi manusia petunjuk dan pendidikan baru yang dasar,
esensi, serta isinya berbeda dari pola-pola yang digunakan masyarakat Arab jahiliyah
selama berabad-abad.
Islam
tidak muncul di dalam ruang hampa, tetapi di tengah-tengah kondisi sosial yang
penuh dengan pertentangan antar lapisan sosial, perwujudan berfikir dan
kekacauan alam fikiran, terutama mengenai hubungan antara individu dan
penciptanya. Kondisi tersebut berdampak pada tingkah laku sehari-hari individu
serta aspek-aspek kehidupan material dan mental masyarkat jahiliyah. Dengan
kata lain, Islam pada esensinya merupakan pendidikan baru bagi masyarakat
jahiliyah. Pendidikan tersebut pada gilirannya membuat masyarakat Islam menjadi
masyarakat terdidik yang secara sadar dengan fikiran terbuka, kebijaksanaan,
dan pelajaran yang baik mampu melepaskan diri dari faktor-faktor penyebab
keterbelakangan, kemudian berupaya membangun kebudayaan yang memberi landasan
kekuatan dan kemajuan bagi diri mereka sendiri dan masyarakat sekitar.
1. Sumber Pendidikan Akhlak Islam
Islam
dengan dua sumber yaitu Al-Quran dan As-Sunnah yang menjadi pegangan dalam
menentukan segala urusan dunia dan akhirat. Kedua sumber itulah yang menjadi
sumber akhlak Islamiah. Prinsip-prinsip dan kaedah ilmu akhlak Islam semuanya
didasarkan kepada wahyu yang bersifat mutlak dan tepat neraca timbangannya.
Dari
berbagai kebutuhan yang berulang muncullah individu dan adat istiadat kelompok
tetapi hasil ini merupakan konsekwensi yang tidak pernah disadari dan tidak
diduga sebelumnya ataupun Akhlak dan adat istiadat Islami bukan hal tidak
sadar. Mereka berasal dari dua sumber utama yaitu alQuran dan Sunnah perbuatan
perkataan dan perintah tidak langsung kehendak Nabi dan oleh karena itu dalam
pengertian yang sangat tepat merupakan wahyu Islam di Semenanjung Arabia
menandai datangnya suatu era alam fikiran dan pendidikan baru Tujuan utama
Islam ialah memberi manusia petunjuk dan pendidikan baru yang dasar esensi
serta isinya berbeda dari polapola yang digunakan masyarakat.
Arab
jahiliyah selama Islam tidak muncul di dalam ruang hampa tetapi di kondisi
sosial yang penuh dengan antar lapisan sosial kewujudan berfikir dan
kekacauan alam fikiran terutama mengenai hubungan antara individu dan Kondisi
tersebut berdampak pada tingkah laku sehari-hari individu kehidupan dan
masyarkat jahiliyah. Dengan kata lain Islam pada esensinya merupakan pendidikan
baru bagi masyarakat jahiliyah Pendidikan tersebut pada gilirannya membuat
masyarakat Islam menjadi masyarakat terdidik yang secara sadar dengan fikiran
terbuka dan pelajaran yang baik mampu melepaskan diri dari penyebab kemudian
berupaya membangun kebudayaan yang memberi landasan kekuatan dan kemajuan bagi
diri mereka sendiri dan masyarakat sekitar Islam dengan dua sumber yaitu
AlQuran dan AsSunnah yang menjadi pegangan dalam menentukan segala urusan dunia
dan sumber itulah yang menjadi sumber akhlak Islamiah dan kaedah ilmu akhlak
Islam semuanya didasarkan kepada wahyu yang bersifat mutlak dan tepat neraca.
Apabila
melihat pembahasan bidang akhlak Islamiah sebagai satu ilmu berdasarkan kepada
dua sumber yang mutlak ini dapatlah sebagai berikut Satu ilmu yang membahas
tatanilai hukumhukum dan tertentu untuk mengenal sifat-sifat keutamaan untuk
dihayati dan diamalkan dan mengenal sifat-sifat tercela untuk dijauhi dengan
tujuan jiwa berdasarkan wahyu Ilahi untuk mencapai keridhaan Allah swt Akhlak
juga dapat di rumuskan sebagai satu sifat atau sikap kepribadian yang
melahirkan perbuatan manusia dalam usaha membentuk kehidupan yang sempurna
berdasarkan yang telah ditetapkan Allah Swt Dengan kata lain akhlak ialah suatu
sistem yang menilai perbuatan lahir dan batin manusia baik secara individu kelompok
dan masyarakat dalam interaksi antara manusia dengan Allah manusia dengan
sesama manusia manusia dengan hewan dengan malaikat dengan jin dan juga dengan
alam sekitar
2. Dasar Pendidikan Akhlak Islam
Apabila
melihat pembahasan bidang akhlak Islamiah sebagai satu ilmu berdasarkan kepada
dua sumber yang telah dijelaskan diatas, dapatlah didefinisikan sebagai
berikut:
”Satu ilmu yang membahas tatanilai,
hukum-hukum dan prinsip-prinsip tertentu untuk mengenal sifat-sifat keutamaan
untuk dihayati dan diamalkan dan mengenal sifat-sifat tercela untuk dijauhi
dengan tujuan membersihkan jiwa berdasarkan wahyu Ilahi untuk mencapai
keridhaan Allah swt”.
Akhlak
juga dapat di rumuskan sebagai satu sifat atau sikap kepribadian yang
melahirkan perbuatan manusia dalam usaha membentuk kehidupan yang sempurna
berdasarkan prinsip-prinsip yang telah ditetapkan Allah. Swt.
Dengan
kata lain, akhlak ialah suatu sistem yang menilai perbuatan lahir dan batin
manusia baik secara individu, kelompok dan masyarakat. dalam interaksi antara
manusia dengan Allah, manusia dengan sesama manusia, manusia dengan hewan,
dengan malaikat, dengan jin dan juga dengan alam sekitar.
Adapun
konsep Islam tentang dasar pendidikan akhlak Islam adalah sebagai berikut:
1. Pandangan Islam tentang hakikat pendidikan
akhlak Islam bersifat mendalam dan menyeluruh, tidak terikat pada pada suatu
pandangan tertentu dan tidak bertentangan dengan teori atau filsafat pendidikan
manapun.
2. Dalam dasar akhlak pendidikan Islam
terlihat arah pandang yang komprehensif, mencakup semua aspek positif
perkembangan integral: Intelektual, spiritual, fisik, dan aspek-aspek
perkembangan lainnya.
3. Konsep tersebut menghendaki
penggunaan segala metode dan sarana pendidikan: tidak terpusat pada satu metode
atau sarana tertentu, tidak pula mengutamakan sebagian atas sebagian yang lain.
Sehubungan
dengan akhlak Islami, Drs. Sahilun A. Nasir menyebutkan bahwa akhlak Islami
berkisar pada:
1. Tujuan
hidup setiap Muslim, ialah menghambakan dirinya kepada Allah untuk mencapai
keridhaan-Nya, hidup sejahtera lahir dan batin, dalam kehidupan masa kini dan
masa yang akan datang.
2.
Dengan keyakinannya terhadap kebenaran wahyu Allah dan Sunnah Rasul-Nya,
membawa konsekwensi logis, sebagai standar dan pedoman utama bagi setiap moral
muslim. Ia memberi sangsi terhadap moral dalam kecintaan dan kekuatannya kepada
Allah swt. tanpa perasaan adanya tekanan-tekanan dari luar.
3.
Keyakinannya akan hari kemudian/pembalasan, mendorong manusia berbuat baik dan
berusaha menjadi manusia sebaik mungkin, dengan segala pengabdiannya kepada
Allah.
4. Islam
bukan moral yang baru yang bertentangan dengan ajaran jiwa Islam, berasaskan
dari al-Qur’an dan al-Hadits, diinterpretasikan oleh para ulama mujtahid.
5. Ajaran
akhlak Islam meliputi segala segi hidup dan kehidupan manusia berdasarkan asas
kebaikan dan bebas dari segala kejahatan. Islam tidak hanya mengajarkan tetapi
menegakannya, dengan janji dan sangsi Ilahi yang maha adil. Tuntunan moral
sesuai dengan bisikan hati nurani, yang menurut kodratnya cenderung kepada
kebaikan dan benci pada keburukan.
C. Akhlak Terhadap Sesama Manusia
a. Akhlak terhadap Oran Tua diantaranya sebagai berikut :
1. Memelihara keridaan orang tua
2. Berbakti kepada orang tua
3. Memelihara etika pergaulan kepada orang tua
b. Akhlak terhadap kaum kerabat. Akhlak yang paling utama terhadap kaum kerabat ialah mengadakan hubungan silaturahmi dan berbuat ihsan (baik) terhadap mereka, seperti mencintai mereka serta turut merasakan suka dan duka mereka. Diatara ayat-ayat yang berbicara tentang akhlak ini ialah surah an-Nisa (4) ayat 1 dan 36, surah ar-ra’d (13) ayat 25, surah al-israh (17) ayat 26, dan surah Muhammad (47) ayat 22. Diantara hadist Nabi SAW yang berbicara tentang akhlak ini ialah “Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhirmaka hendaklah ia mengadakana hubungan silaturrahmi” (HR. al-Bukhari dan Muslim).
c. Akhlak terhadap tantangan. Diantara akhlak seseorang terhadap tantangannya ialah sebagai berikut.
1. Tidak menyakiti tetangganya. Baik dengan perbuatan maupun denga perkataan
2. Berbuat ihsan (kebaikan) kepada tentangga diataranya ialah melakukan *takziah ketika tetangganya mendapatkan musibah, melakukan *tahnia ketika tetanggany mendapat kegembiraan, menjenguknya ketika sakit, menolongnya ketika dimintai tolong.
Ahklah terhadap Lingkungan. Dimaksudkan dengan lingkungan disini ialah segalah sesuatu yang berada disekitar manusia, seperti binatang, tumbuhan-tumbuhan dan benda-benda yang tak bernyawa.
Pembahasan tentang petunjuk-petunjuk tersebut banyak dimuat dalam kitab tasawuf dan akhlak antara lain sebagai berikut.
1. Ar-Risalah Al-Qusyairiyyah (risalah karya Qusyairi). Karya Abu Qasim Abdul Karim bin Hawazin bin Abdul Malik bin Talha bin Muhammad Al-Qusyairi (376 H/986 M-465 H/1074 M). kitab ini membahas antara lain tingkah laku, prinsif dan sifat sufi, serta kode etika para pelajar.
2. Ihya Ulum Ad-Din (Menghidupkan Ilmu-Ilmu Agama), karya Imam al-gazali. Kitab yang terdiri atas 4 jilid ini dibagi menjadi 4 bagian. Bagian pertama mengupas masalah ibadah dengan segala rahasianya. Bagian kedua membahas masalah adat dan muamalah. Bagian ketiga menyajikan hal-hal yang dapat merusak diri, termasuk akhlak-akhlak tercela. Bagian keempat menguraikan hal-hal yang menyelamatkan manusia dalam berbagai kerusakan, termasuk akhlak terpuji.
3. Al-Azkar (Zikir-zikir), karya imam an-Nawawi, kitab ini berkumpulan hadist dan doa tentang aktivitas sehari-hari, latihan rohani, etika umum, dan lain-lain yang mempererat hubungan manusia dengan Tuhan dan sesamanya.
4. Al-Akhlaq al-Islamiyyah wa Ususuha (Akhlak Islamdan dasar-dasarnya). Karya Ayekh Abdurrahman Hasan Habnakah al-Maidani (ahli ilmu akhlak konteporer asal Suriah). Materinya antara lain dasarnya akhlak yang digalidari Al-Quran dan hadis petunjuk praktis penerapan akhlak, dan pendidikan akhlak[8][8].
B. Pendidikan Islam
Pendidikan islamadalah usaha yang diarahkan kepada pembentukan kepribadian yang sesuai dengan ajaran islam atau suatu upaya dengan ajaran islam memiliki nilai-nilai islam serta bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai islam.
Sebagai aktivitas yang bergerak dalam bidang pendidikan dan pembinaan keperibadian tentunya pendidikan islam memerlukan landasan kerja untuk member arah bagi programnya sebab dengan adanya dasar juga berfungsi sebagai sumber semua peraturan yang akan diciptakan sebagai pegangan lengah pelaksanaan dan sebagai jalur langkah menentukan arah usaha sersebut.
Urutan prioritas pendidikan islam dalam upayah pembentukan kepribadian muslim, sebagaimana di ilustrasikan berturut-turut dalam al-quran surat Lugman mulai ayat 3 dan seterusnya adalah
1. Pendidikan keimanan kepada Allah SWT
Artinya :
Dan (Ingatlah) ketika Luqman Berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya : “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”. (Luqman ayat 13)
Pendidikan yang pertama dan utama untuk dilakukan adalah pembentuka keyakinan kepada Allah yang diharapkan dapat melandasi sikap, tingkah laku dan kepribadian.
a. Akhlak terhadap Oran Tua diantaranya sebagai berikut :
1. Memelihara keridaan orang tua
2. Berbakti kepada orang tua
3. Memelihara etika pergaulan kepada orang tua
b. Akhlak terhadap kaum kerabat. Akhlak yang paling utama terhadap kaum kerabat ialah mengadakan hubungan silaturahmi dan berbuat ihsan (baik) terhadap mereka, seperti mencintai mereka serta turut merasakan suka dan duka mereka. Diatara ayat-ayat yang berbicara tentang akhlak ini ialah surah an-Nisa (4) ayat 1 dan 36, surah ar-ra’d (13) ayat 25, surah al-israh (17) ayat 26, dan surah Muhammad (47) ayat 22. Diantara hadist Nabi SAW yang berbicara tentang akhlak ini ialah “Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhirmaka hendaklah ia mengadakana hubungan silaturrahmi” (HR. al-Bukhari dan Muslim).
c. Akhlak terhadap tantangan. Diantara akhlak seseorang terhadap tantangannya ialah sebagai berikut.
1. Tidak menyakiti tetangganya. Baik dengan perbuatan maupun denga perkataan
2. Berbuat ihsan (kebaikan) kepada tentangga diataranya ialah melakukan *takziah ketika tetangganya mendapatkan musibah, melakukan *tahnia ketika tetanggany mendapat kegembiraan, menjenguknya ketika sakit, menolongnya ketika dimintai tolong.
Ahklah terhadap Lingkungan. Dimaksudkan dengan lingkungan disini ialah segalah sesuatu yang berada disekitar manusia, seperti binatang, tumbuhan-tumbuhan dan benda-benda yang tak bernyawa.
Pembahasan tentang petunjuk-petunjuk tersebut banyak dimuat dalam kitab tasawuf dan akhlak antara lain sebagai berikut.
1. Ar-Risalah Al-Qusyairiyyah (risalah karya Qusyairi). Karya Abu Qasim Abdul Karim bin Hawazin bin Abdul Malik bin Talha bin Muhammad Al-Qusyairi (376 H/986 M-465 H/1074 M). kitab ini membahas antara lain tingkah laku, prinsif dan sifat sufi, serta kode etika para pelajar.
2. Ihya Ulum Ad-Din (Menghidupkan Ilmu-Ilmu Agama), karya Imam al-gazali. Kitab yang terdiri atas 4 jilid ini dibagi menjadi 4 bagian. Bagian pertama mengupas masalah ibadah dengan segala rahasianya. Bagian kedua membahas masalah adat dan muamalah. Bagian ketiga menyajikan hal-hal yang dapat merusak diri, termasuk akhlak-akhlak tercela. Bagian keempat menguraikan hal-hal yang menyelamatkan manusia dalam berbagai kerusakan, termasuk akhlak terpuji.
3. Al-Azkar (Zikir-zikir), karya imam an-Nawawi, kitab ini berkumpulan hadist dan doa tentang aktivitas sehari-hari, latihan rohani, etika umum, dan lain-lain yang mempererat hubungan manusia dengan Tuhan dan sesamanya.
4. Al-Akhlaq al-Islamiyyah wa Ususuha (Akhlak Islamdan dasar-dasarnya). Karya Ayekh Abdurrahman Hasan Habnakah al-Maidani (ahli ilmu akhlak konteporer asal Suriah). Materinya antara lain dasarnya akhlak yang digalidari Al-Quran dan hadis petunjuk praktis penerapan akhlak, dan pendidikan akhlak[8][8].
B. Pendidikan Islam
Pendidikan islamadalah usaha yang diarahkan kepada pembentukan kepribadian yang sesuai dengan ajaran islam atau suatu upaya dengan ajaran islam memiliki nilai-nilai islam serta bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai islam.
Sebagai aktivitas yang bergerak dalam bidang pendidikan dan pembinaan keperibadian tentunya pendidikan islam memerlukan landasan kerja untuk member arah bagi programnya sebab dengan adanya dasar juga berfungsi sebagai sumber semua peraturan yang akan diciptakan sebagai pegangan lengah pelaksanaan dan sebagai jalur langkah menentukan arah usaha sersebut.
Urutan prioritas pendidikan islam dalam upayah pembentukan kepribadian muslim, sebagaimana di ilustrasikan berturut-turut dalam al-quran surat Lugman mulai ayat 3 dan seterusnya adalah
1. Pendidikan keimanan kepada Allah SWT
Artinya :
Dan (Ingatlah) ketika Luqman Berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya : “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”. (Luqman ayat 13)
Pendidikan yang pertama dan utama untuk dilakukan adalah pembentuka keyakinan kepada Allah yang diharapkan dapat melandasi sikap, tingkah laku dan kepribadian.
2. Pendidikan
Akhlaqul Karimah
Sejalan dengan usaha membentuk dasar keyakinan atau keimanan maka diperlukan juga usaha membentuk akhlak yang mulia. Berakhlak yang mulia adalah merupakan modal bagi setiap orang dalam menghadapi pergaulan antar sesamanya.
Akhlak termasuk diantara makana yang terpenting dalam hidup ini tingkatnya berada sesudah keimanan atau kepercayaan kepada Allah, Malaikatnya, Rasul-rasulnya, hari akhir yang terkandang hasyar, hisab, balasan akhirat dan qada dan qadar Allah. Apabila beriman kepada Allah dan beribadah kepadanya pertama-tama berkaitan rapat antar hubungan hamba dan Tuhannya, maka akhlak pertama sekali berkaitan dengan hubungan Muamalah Manusia dan orang-orang lain, baik secara individu maupun kolektif. Tetapi perlu diingat bahwa akhlak tidak terbatas pada penyusunan hubungan antara manusia dengan manusia yang lainnya, tetapi melebihi itu, juga mengatur hubungan manusia dengan segalah yang terdapat dalam wujud dan kehidupan ini malah melampawi itu yaitu mengatur hubungan antar hamba denga Tuhannya
Artinya :
Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. (Luqman 18)
Selanjutnya, tentang pendidikan (Pendidikan Islam) Al-Quran, antra lain berbicara mengenai : karakteristik sejarah dan medan pendidikan.
Sejalan dengan usaha membentuk dasar keyakinan atau keimanan maka diperlukan juga usaha membentuk akhlak yang mulia. Berakhlak yang mulia adalah merupakan modal bagi setiap orang dalam menghadapi pergaulan antar sesamanya.
Akhlak termasuk diantara makana yang terpenting dalam hidup ini tingkatnya berada sesudah keimanan atau kepercayaan kepada Allah, Malaikatnya, Rasul-rasulnya, hari akhir yang terkandang hasyar, hisab, balasan akhirat dan qada dan qadar Allah. Apabila beriman kepada Allah dan beribadah kepadanya pertama-tama berkaitan rapat antar hubungan hamba dan Tuhannya, maka akhlak pertama sekali berkaitan dengan hubungan Muamalah Manusia dan orang-orang lain, baik secara individu maupun kolektif. Tetapi perlu diingat bahwa akhlak tidak terbatas pada penyusunan hubungan antara manusia dengan manusia yang lainnya, tetapi melebihi itu, juga mengatur hubungan manusia dengan segalah yang terdapat dalam wujud dan kehidupan ini malah melampawi itu yaitu mengatur hubungan antar hamba denga Tuhannya
Artinya :
Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. (Luqman 18)
Selanjutnya, tentang pendidikan (Pendidikan Islam) Al-Quran, antra lain berbicara mengenai : karakteristik sejarah dan medan pendidikan.
·
Karakteristik Pendidikan Islam
Pendidikan islam bukannya hanya pendidikan akhlak aqiqah dan ibadah saja, melaikan lebih luas, yakni :
a. Pendidikan Islam mencakup seluruh aspek manusia
b. Pendidikan Islam mencakup kepentingan hidup dunia dan akhirat.
c. Pendidikan Islam berlangsung terus-menerus sejak masih dalam kandungan ibu sampai masuk liang lahat, setiap orang selalu terlebit dalam proses pendidikan baik sebagai terdidik maupun pendidik.
d. Sistem Pendidikan islam menuju keselarasan kehidupan dunia dan kehidupan akhirat. Segi-segi pendidikan islam diatas pada satu perinsip :
Al-Quran dan pendidikan islam mempelihara dan memperhatikan Fitnah Manusia, pada islam sengaja direncanakan oleh Allah intik selaras, relevan dan sesuai dengan fitnah tersebut. Sehingga dikatakan bahwa fungsi pendidikan menurut Al-Quran adalah : usaha dan upaya manusiakan manusia. Dan oleh karena itu fitnah manusia itu selalu cendrung kepada Al-Haq atau Al-Islam, maka pendidikan menurut Al-Quran adalah menuju terbentuknya pribadi Muslim Paripurna. (Ali Khalil Abu Al-Ainain, 1980 : 147-148)
Pendidikan islam bukannya hanya pendidikan akhlak aqiqah dan ibadah saja, melaikan lebih luas, yakni :
a. Pendidikan Islam mencakup seluruh aspek manusia
b. Pendidikan Islam mencakup kepentingan hidup dunia dan akhirat.
c. Pendidikan Islam berlangsung terus-menerus sejak masih dalam kandungan ibu sampai masuk liang lahat, setiap orang selalu terlebit dalam proses pendidikan baik sebagai terdidik maupun pendidik.
d. Sistem Pendidikan islam menuju keselarasan kehidupan dunia dan kehidupan akhirat. Segi-segi pendidikan islam diatas pada satu perinsip :
Al-Quran dan pendidikan islam mempelihara dan memperhatikan Fitnah Manusia, pada islam sengaja direncanakan oleh Allah intik selaras, relevan dan sesuai dengan fitnah tersebut. Sehingga dikatakan bahwa fungsi pendidikan menurut Al-Quran adalah : usaha dan upaya manusiakan manusia. Dan oleh karena itu fitnah manusia itu selalu cendrung kepada Al-Haq atau Al-Islam, maka pendidikan menurut Al-Quran adalah menuju terbentuknya pribadi Muslim Paripurna. (Ali Khalil Abu Al-Ainain, 1980 : 147-148)
·
Sasaran Pendidikan Islam
Dari segi salah satu esensi penting pendidikan yakni pertumbuhan dan perkembangan, maka sasaran pendidikan merupakan persoalan asasi dan menyangkut masalah ini dan nilai Qurani terdiri atas dua tingkat :
a. Nilai-nilai Rohaniah, berupa “Imam” (Tauhid), yakni merupakan motivasi dasar dari seluruh aktivasi manusia, melahirkan keikhlasan.
b. Nilai-nilai pengabdian (Ubudiyah) terdiri dari nilai-nilai moral (Akhlak), nilai individu , nilai-nilai social (Masyarakat)
Dari segi salah satu esensi penting pendidikan yakni pertumbuhan dan perkembangan, maka sasaran pendidikan merupakan persoalan asasi dan menyangkut masalah ini dan nilai Qurani terdiri atas dua tingkat :
a. Nilai-nilai Rohaniah, berupa “Imam” (Tauhid), yakni merupakan motivasi dasar dari seluruh aktivasi manusia, melahirkan keikhlasan.
b. Nilai-nilai pengabdian (Ubudiyah) terdiri dari nilai-nilai moral (Akhlak), nilai individu , nilai-nilai social (Masyarakat)
·
Medan
Pendidikan Islam
Menurut ajaran Islam, medan pendidikan adalah :
a. Pendidikan Jasmani
b. Pendidikan Rasio
c. Pendidikan Aqidah
d. Pendidikan moral (Akhlak)
e. Pendidikan Kreatifitas
f. Pendidikan Seni
g. Pendidikan Sosial
Menurut ajaran Islam, medan pendidikan adalah :
a. Pendidikan Jasmani
b. Pendidikan Rasio
c. Pendidikan Aqidah
d. Pendidikan moral (Akhlak)
e. Pendidikan Kreatifitas
f. Pendidikan Seni
g. Pendidikan Sosial
Islam
menilai Pendidikan Jasmani sebagai cukup penting karena jasmani manusia ikut
member adil dalam upaya penuaian, tugas hidup manusia pendidikan rasio, tidak
hanya bermaksud agar manusia maupun berfikir saja, melainkan lebih dari, dengan
kemampuan berfikir manusia akan lebih baik dalam mengenal dan selanjutnya
mengabdikan dirinya kepada khaliqnya arah pendidikan kreatifitas adalah agar
manusia mampu mengajarkan akhlak kepada dirinya sendirinya. Sedangkan
pendidikan (Terbentuknya manusia pengabdi yang Shalih), juga dalam rangka
pencapaian sasaran pendidikan sosial amat penting artinya bagi penuaian tugas
ibadah dalam dimensi social.
Adapun tujuan pendidikan islam yang sejalan dengan misi islam itu sendiri yaitu mempertinggi nilai-nilai akhlak hingga mencapai akhlak Al-Karimah. (Al-karimah1979).
Misi islam itu sendiri yaitu mempertinggi nilai-nilai akhlak hingga mencapai akhlak Al-Karimah. (Al-Syaibany, 1979)
Dan tujuan tersebut sama dan sebangun dengan target yang terkandung dalam tugas kenabian, yang diemban oleh Rasul Allah SAW. Yang terungkap dalam pernyataan beliau : “sesungguhnya aku diutus adalah untuk membimbing mausia mencapai akhlak yang mulia” (Al-Hadist) faktor kemulian akhlak dalam pendidikan islam dinilai sebagai faktor kunci dalam menentukan keberhasilan pendidikan yang menurut pandangan islam berfungsi menyiapkan manusia-manusia yang mampu menata kehidupan yang sejahtera dudunia dan kehidupan akherat.
Dua sasaran pokok yang akan oleh pendidikan islam tadi, kebahagian dunia dan kesejahteraan akhir, memuat sisi-sisi penting. Dan bagian ini dipandang sebagai nilai lebih dari pendidikan islam disbanding dengan pendidikan non islam. Nilai lebih tersebut terlihat bahwa pendidikan islam dirancang agar dapat merangkum tujuan hidup manusia sebagai mahluk ciptaan tuhan yang pada hakikatnya tunduk pada hakikat penciptaanya.
1. Tujuan Pendidikan islam itu bersifat fitnah yaitu membimbing perkembangan manusia sejalan dengan fitnah kejadiannya.
2. Tujuan pendidikan islam menentang dua dimensi yaitu tujuan akhir bagi keselamatan hidup didunia dan diakhirat.
Prof. Mohammad athiyan Al-Brosyi dalam kejadiannya tentang pendidikan islam telah menyimpulkan 5 (Lima) tujuan yang asasi bagian pendidikan islam yang diuraikan dalam “At-Tarbiyah Al-Islamiyah Wa-Falsafatuha”. Yaitu :
1. Untuk membantu pembentukan akhlak yang mulia
2. Persiapan untuk kehidupan dunia dan diakhirat
Dalam kaitannya dengan evaluasi pendidikan islam telah menggariskan tolak ukur yang serasi dengan tujuan pendidikan. Baik tujuan jangka pendek, yaitu membimbing manusia agar hidup selamat didunia maupun tujuan jangka panjang untuk kesejahteraan hidup akhirat nanti. Kedua tujuan tersebut menyatu dalam sikap dan tingkah lakunya dalam kehidupan sehari-hari. Akhlak yang mulia terlihat dalam penampilan sikap pengabdiannya kepada Allah SWT dan kepada lingkungannya bauk kepada sesama manusia, maupun terhadap kepada alam sekitarnya. Oleh karena itu dalam pendidikan islam evaluasi lebih ditekankan pada penguasa sikap (aspek efektif) ketimbang pengetahuan (aspek kognitif).
Akhlak yang diharapkan dapat dibentuk melalui pendidikan islam, nilai-nilai akhlak sebagai bagian yang seharusnya dijadikan landasan bagian sistem pendidikan islam, hingga dalam pelaksanaan seseorang muslim maupun menempatkan dirinya sebagai khalifah Allah dimuka bumi dan untuk memakmurkan kehidupan di bumi dan menghindarkan segala bentuk perbuatan yang mengarah kepada kerusakan
Adapun tujuan pendidikan islam yang sejalan dengan misi islam itu sendiri yaitu mempertinggi nilai-nilai akhlak hingga mencapai akhlak Al-Karimah. (Al-karimah1979).
Misi islam itu sendiri yaitu mempertinggi nilai-nilai akhlak hingga mencapai akhlak Al-Karimah. (Al-Syaibany, 1979)
Dan tujuan tersebut sama dan sebangun dengan target yang terkandung dalam tugas kenabian, yang diemban oleh Rasul Allah SAW. Yang terungkap dalam pernyataan beliau : “sesungguhnya aku diutus adalah untuk membimbing mausia mencapai akhlak yang mulia” (Al-Hadist) faktor kemulian akhlak dalam pendidikan islam dinilai sebagai faktor kunci dalam menentukan keberhasilan pendidikan yang menurut pandangan islam berfungsi menyiapkan manusia-manusia yang mampu menata kehidupan yang sejahtera dudunia dan kehidupan akherat.
Dua sasaran pokok yang akan oleh pendidikan islam tadi, kebahagian dunia dan kesejahteraan akhir, memuat sisi-sisi penting. Dan bagian ini dipandang sebagai nilai lebih dari pendidikan islam disbanding dengan pendidikan non islam. Nilai lebih tersebut terlihat bahwa pendidikan islam dirancang agar dapat merangkum tujuan hidup manusia sebagai mahluk ciptaan tuhan yang pada hakikatnya tunduk pada hakikat penciptaanya.
1. Tujuan Pendidikan islam itu bersifat fitnah yaitu membimbing perkembangan manusia sejalan dengan fitnah kejadiannya.
2. Tujuan pendidikan islam menentang dua dimensi yaitu tujuan akhir bagi keselamatan hidup didunia dan diakhirat.
Prof. Mohammad athiyan Al-Brosyi dalam kejadiannya tentang pendidikan islam telah menyimpulkan 5 (Lima) tujuan yang asasi bagian pendidikan islam yang diuraikan dalam “At-Tarbiyah Al-Islamiyah Wa-Falsafatuha”. Yaitu :
1. Untuk membantu pembentukan akhlak yang mulia
2. Persiapan untuk kehidupan dunia dan diakhirat
Dalam kaitannya dengan evaluasi pendidikan islam telah menggariskan tolak ukur yang serasi dengan tujuan pendidikan. Baik tujuan jangka pendek, yaitu membimbing manusia agar hidup selamat didunia maupun tujuan jangka panjang untuk kesejahteraan hidup akhirat nanti. Kedua tujuan tersebut menyatu dalam sikap dan tingkah lakunya dalam kehidupan sehari-hari. Akhlak yang mulia terlihat dalam penampilan sikap pengabdiannya kepada Allah SWT dan kepada lingkungannya bauk kepada sesama manusia, maupun terhadap kepada alam sekitarnya. Oleh karena itu dalam pendidikan islam evaluasi lebih ditekankan pada penguasa sikap (aspek efektif) ketimbang pengetahuan (aspek kognitif).
Akhlak yang diharapkan dapat dibentuk melalui pendidikan islam, nilai-nilai akhlak sebagai bagian yang seharusnya dijadikan landasan bagian sistem pendidikan islam, hingga dalam pelaksanaan seseorang muslim maupun menempatkan dirinya sebagai khalifah Allah dimuka bumi dan untuk memakmurkan kehidupan di bumi dan menghindarkan segala bentuk perbuatan yang mengarah kepada kerusakan
v Akhlak
Dalam Pandangan Islam
Untuk
menyempurnakan rangkaian pembahasan ini, ada satu topik penting yang banyak
dibicarakan orang dan pengaruhnya cukup besar dalam kehidupan masyarakat
ataupun individu. Topik tersebut adalah tentang akhlak dalam pandangan islam.
Seperti telah diketahui agama islam mengatur hubungan manusia dengan penciptanya hubungan manusia dengan dirinya serta hubungan manusia dengan sesamanya. Hubungan manusia dengan penciptanya dalam masalah akidah dan ibadah. Hubungan manusia dengan dirinya diatur dengan hukum akhlak, makanan dan minuman, serta pakaian, selain itu hubungan manusia dengan sesamanya, diatur dengan hukum muamalah dan uqubat.
Islam telah mmecahkan persoalan hidup manusia secara menyeluruh dengan menitik beratkan perhatian kepada umat manusia serta integal, tidak terbagi-bagi dengan demikian, kita melihat islam menjelaskan persoalan dengan metode yang sama yaitu membangun semua solusi persoalan tersebut diatas dasar akidah, yaitu asas rohani tentang kesadaran manusia akan hubungan dengan Allah kemudian dijadikan asa peradapan islam asas syarat islam dan asas negara.
Seperti telah diketahui agama islam mengatur hubungan manusia dengan penciptanya hubungan manusia dengan dirinya serta hubungan manusia dengan sesamanya. Hubungan manusia dengan penciptanya dalam masalah akidah dan ibadah. Hubungan manusia dengan dirinya diatur dengan hukum akhlak, makanan dan minuman, serta pakaian, selain itu hubungan manusia dengan sesamanya, diatur dengan hukum muamalah dan uqubat.
Islam telah mmecahkan persoalan hidup manusia secara menyeluruh dengan menitik beratkan perhatian kepada umat manusia serta integal, tidak terbagi-bagi dengan demikian, kita melihat islam menjelaskan persoalan dengan metode yang sama yaitu membangun semua solusi persoalan tersebut diatas dasar akidah, yaitu asas rohani tentang kesadaran manusia akan hubungan dengan Allah kemudian dijadikan asa peradapan islam asas syarat islam dan asas negara.
Masyarakat tegak dengan peraturan-peraturan hidup serta dipengaruhi oleh perasaan dan pemikiran yang merupakan kebiasaan umum, hasil dari pemahaman hidup yang dapat menggerakan masyarakat. Karena itu, yang menggerakkan masyarakat.bukanlah akhlak melainkan peraturan-peraturan yang diterapkan ditengah masyarakat, pemikiran-pemikiran dan perasaan yang ada pada masyarakat
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengerian akhlak Al-akhlak, jamak dari al-khulg yaitu kebiasaan, perangai, tabiat dan agama, akhlak juga dikatakan tingkah laku yang lahir dari manusia dengan sengaja, tidak berbuat-buat dan telah menjadi kebiasaan adapun sasaran akhlak dalam islam secara garis besar akhlak manusia mencakup tiga sasaran yaitu akhlak terhadap Allah SWT. Akhlak terhadap sasaran manusia.
Akhlak terhadap lingkungan didalam pembentukan akhlak perlu adanya pendidikan islam yang mengarahkan akhlak tersebut, karena didlam tujuan pendidikan islam yang sejalan dengan misi islam itu sendiri yaitu mempertinggi nilai-nilai akhlak hingga mencapai akhlak al-karinah (al-syaibany 1979) faktor kemuliaan akhlak kunci dalam menentukan keberhasilan pendidikan yang menurut pandangan islam berfungsi menyiapkan manusia yang mampu menata kehidupan yang sejahtera didunia dan diakhirat. Akhlak yang diharapkan dapat dibentuk melalui pendidikan islam.
B. Saran
Apabila didalam penulis makalah ini masih terdapat kekurangan dan kesalahan maohon dimaafkan, penulis sangat mengharapkan kritik dan sarannya dari pembaca demi perbaikan makalah ini dan kmi ucapkan terima kasih.
Pengerian akhlak Al-akhlak, jamak dari al-khulg yaitu kebiasaan, perangai, tabiat dan agama, akhlak juga dikatakan tingkah laku yang lahir dari manusia dengan sengaja, tidak berbuat-buat dan telah menjadi kebiasaan adapun sasaran akhlak dalam islam secara garis besar akhlak manusia mencakup tiga sasaran yaitu akhlak terhadap Allah SWT. Akhlak terhadap sasaran manusia.
Akhlak terhadap lingkungan didalam pembentukan akhlak perlu adanya pendidikan islam yang mengarahkan akhlak tersebut, karena didlam tujuan pendidikan islam yang sejalan dengan misi islam itu sendiri yaitu mempertinggi nilai-nilai akhlak hingga mencapai akhlak al-karinah (al-syaibany 1979) faktor kemuliaan akhlak kunci dalam menentukan keberhasilan pendidikan yang menurut pandangan islam berfungsi menyiapkan manusia yang mampu menata kehidupan yang sejahtera didunia dan diakhirat. Akhlak yang diharapkan dapat dibentuk melalui pendidikan islam.
B. Saran
Apabila didalam penulis makalah ini masih terdapat kekurangan dan kesalahan maohon dimaafkan, penulis sangat mengharapkan kritik dan sarannya dari pembaca demi perbaikan makalah ini dan kmi ucapkan terima kasih.
DAFTAR
PUSTAKA
Dahlan, Adul Aziz. 1996.
Ensiklopedia Hukum Islam. Jakarta : Ichtiar Baru Van Hoeve.
Dra. Zuhairi. Dkk. 2008. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta : Bumi Aksara.
Drs. M.s. Khalil, MA. 1993. Filsafat Pendidikan Islam. Pasuruan Jawa Timur : PT. Garoeda Buana Indah.
Dra. Zuhairi. Dkk. 2008. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta : Bumi Aksara.
Drs. M.s. Khalil, MA. 1993. Filsafat Pendidikan Islam. Pasuruan Jawa Timur : PT. Garoeda Buana Indah.
0 komentar:
Posting Komentar