BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Dalam kehidupan anak ada dua proses
yang beroperasi secara kontinu, yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Banyak
orang yang menggunakan istilah “pertumbuhan” dan “perkembangan” secara
bergantian. Kedua proses ini berlangsung secara interdependensi, artinya saling
bergantung satu sama lain. Kedua proses ini tidak bias dipisahkan dalam
bentuk-bentuk yang secara pilah berdiri sendiri-sendiri, akan tetapi bisa
dibedakan untuk maksud lebih memperjelas penggunaannya.
Dalam hal ini, kedua proses tersebut
memiliki tahapan-tahapan, diantaranya tahap secara moral dan spiritual. Karena
pertumbuhan dan perkembangan peserta didik dilihat dari tahapan tersebut
memiliki kesinambungan yang begitu erat dan penting untuk dibahas, maka kita
menguraikannya dalam bentuk struktur yang jelas baik dari segi teori sampai
kaitannya dengan pengaruh yang ditimbulkan.
B. Rumusan Masalah
Adapun
rumusan masalah dari makalah adalah sebagai berikut :
1. Apa definisi
pertumbuhan dan perkembangan?
2. Asfek-asfek pertumbuhan dan perkembangan peserta didik ?
3. Perbedaan invidual peserta didik!
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Pertumbuhan dan Perkembangan
Di dalam
seluruh jangka kehidupan manusia, semenjak dalam kandungan sampai meninggal di
dalamnya terjadi perubahan-perubahan baik fisik maupun psikis.
Perubahan-perubahan tersebut terjadi karena pertumbuhan dan perkembangan dalam
dirinya.
Pertumbuhan dan
perkembangan merupakan dua istilah yang senantiasa digunakan secara bergantian.
Keduanya tidak bisa dipisah-pisah, akan tetapi saling bergantung satu dengan
lainnya bahkan bisa dibedakan untuk maksud lebih memperjelas penggunaannya.
Pertumbuhan
adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan
fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat pada
waktu yang normal. Pertumbuhan dapat juga diartikan sebagai proses transmisi
dari konstitusi fisik (keadaan tubuh atau keadaan jasmaniah ) yang herediter
dalam bentuk proses aktif secara berkesinambungan. Jadi, pertumbuhan berkaitan
dengan perubahan kuantitatif yang menyangkut peningkatan ukuran dan struktur
biologis.
Perkembangan
adalah serangkaian
perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan
pengalaman(E.B hurloch), bekerja dalam suatu proses perubahan yang berkenaan
dengan aspek-aspek fisik dan psikhis atau perubahan tingkah laku dan kemampuan
sepanjang proses perkembangan individu mulai dari massa konsepsi samppai mati
Hasil pertumbuhan antara lain
bertambahnya ukuran kuantitatif badan anak, seperti berat, panjang, dan
kekuatannya. Begitu pula pertumbuhan akan mencakup perubahan yang semakin
sempurna pada sistem jaringan saraf dan perubahan-perubahan struktur jasmani
lainnya. Dengan demikian, pertumbuhan dapat diartikan sebagai proses perubahan
dan pematangan fisik.
Pertumbuhan jasmani berakar pada
organisme yang selalu berproses untuk menjadi besar. Pertumbuhan jasmaniah ini
dapat diteliti dengan mengukur berat, panjang, dan lingkaran seperti lingkar
kepala, lingkar dada, lingkar pinggul, lingkar lengan dan lain-lain. Dalam
pertumbuhannya, setiap bagian tubuh mempunyai perbedaan tempo kecepatan.
Misalnya, pertumbuhan alat kelamin berlangsung paling lambat pada masa
anak-anak tetapi mengalami percepatan pada masa pubertas. Sebaliknya,
pertumbuhan susunan saraf pusat berlangsung pada akhir masa anak-anak dan
berhenti pada masa pubertas. Perbedaan kecepatan masing-masing bagian tubuh
mengakibatkan adanya perbedaan keseluruhan proporsi tubuh dan juga menimbukan
perbedaan dalam fungsinya.
Secara umum konsep perkembangan
dikemukakan oleh Werner pada tahun 1957 (Sunarto, dkk, 1994: 31) yang menjelaskan bahwa "perkembangan sejalan dengan prinsip orthogenetis,
berlangsung dari keadaan global dan kurang berdeferensiasi sampai ke keadaan di
mana diferensiasi, artikulasi, dan integrasi meningkat secara bertahap".
Dapat dikata konsep perkembangan itu mengandung unsur keseluruhan (totalitas)
dan berkesinambungan yang berlangsung secara bertahap. Selanjutnya Libert,
Paulus dan Stauss (Singgih, 1990: 31) merumuskan arti perkembangan yaitu:
"perkembangan adalah proses perubahan dalam pertumbuhan pada suatu waktu
sebagai fungsi kematangan dan interaksi dengan lingkungan". Selain
itu perkembangan proses perubahan akibat dari pengalaman. Istilah
perkembangan dapat mencerminkan sifat-sifat yang khas mengenai gejala-gejala
psikologis yang menampak.
Perubahan-perubahan
meliputi beberapa aspek, baik fisik maupun psikis. Perubahan dimaksud dapat
dikategorikan menjadi empat yaitu: (1) perubahan dalam ukuran; (2) perubahan
dalam perbandingan; (3) berubah untuk mengganti hal-hal yang lama; dan (4)
berubah untuk memperoleh hal-hal yang baru.
Soesilo
Windradini (1995: 2) menyatakan bahwa perkembangan individu tidak
berlangsung secara otomatis, tetapi perkembangan tersebut sangat bergantung
pada beberapa faktor, yaitu: (1) heriditas, (2) lingkungan, (3) kematangan
fisik dan psikis, dan (4) aktivitas anak sebagai subyek bebas yang berkemauan,
dalam arti anak bisa mengadakan seleksi, bisa menolak dan menyetujui serta
mempunyai emosi.
Perubahan dalam
perkembangan bertujuan untuk memperoleh penyesuaian diri terhadap lingkungan di
mana ia hidup. Untuk mencapai tujuan maka realisasi diri “aktualisasi
diri” sangat penting perannya. Realiasasi diri memainkan peran penting dalam
kesehatan mental, maka seseorang yang berhasil menyesuaikan diri dengan baik
secara pribadi dan sosial harus mempunyai kesempatan untuk mengungkapkan minat
dan keinginannya dengan cara memuaskan dirinya. Tetapi pada saat yang
sama harus menyesuaikan dengan standar-standar yang diterima. Kurangnya
kesempatan berdampak pada kekecewaan dan sikap-sikap negatif terhadap orang
lain dan bahkan terhadap kehidupan pada umumnya.
Perubahan-perubahan baik fisiologis maupun psikologis tidak semua orang menyadarinya,
kecuali terjadinya perubahan itu secara mendadak, cepat, dan mempengaruhi
pola kehidupan mereka. Suatu bukti hampir semua orang takjub terhadap
masa pubertas, pertumbuhan melonjak dari akhir masa kanak-kanak ke awal masa
remaja. Sama halnya dengan usia lanjut ketika proses penuaan terus
berlangsung seseorang telah menyadari bahwa kesehatan mulai “berkurang” dan
pikiran mulai “mundur” sehingga perlu ada penyesuaian baru terhadap
perubahan dalam pola kehidupan mereka.
Beberapa pendapat para ahli mengenai
pertumbuhan dan perkembangan diantaranya adalah:
a.
Seifert dan Hoffnung mengartikan perkembangan sebagai “long-term changes in a person’s growth,
feelings, pattents of thinking, sosial relationship and motor skills.”
b.
C.P. Chaplin mengartikan pertumbuhan sebagai satu
pertambahan atau kenaikan dalam ukuran dari bagian-bagian tubuh atau organisme
sebagai suatu keseluruhan.
c.
A.E. Sinolungan mengartikan pertumbuhan menunjuk pada
kuantitatif, yaitu yang dapat dihitung atau diukur, seperti panjang atau berat
tubuh.
d.
Ahmad Thonthowi mengartikan pertumbuhan sebagai
perubahan jasad yang meningkat dalam ukuran (size) sebagai akibat dari adanya
perbanyakan (multiplication) sel-sel.
e.
Reni Akbar Hawadi (2001), “perkembangan secara luas
menunjuk pada keseluruhan proses perubahan dari potensi yang dimiliki individu
dan tampil dalam kualitas kemampuan, sifat dan ciri-ciri yang baru.
f.
F.J. Monks menyatakan perkembangan adalah suatu proses
ke arah yang lebih sempurna dan tidak begitu saja dapat diulang kembali.
Perkembangan menunjuk pada perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat
diputar kembali.
Dari beberapa pendapat dari para
ahli dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan diartikan sebagai suatu penambahan
dalam ukuran bentuk, berat atau ukuran dimensif tubuh serta bagian-bagiannya.
Sedangakn perkembangan menunjuk pada perubahan-perubahan dalam bentuk bagian
tubuh dan integrasi berbagai bagiannya ke dalam satu kesatuan fungsional bila
pertumbuhan itu berlangsung. Intinya bahwa pertumbuhan dapat diukur sedangkan
perkembangan hanya dapat dilihat gejala-gejalanya. Perkembangan dipersyarati
adanya pertumbuhan.
v Perbedaan Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:
1. Dalam
pertumbuhan akan terjadi perubahan ukuran dalam hal bertambahnya ukuran fisik,
seperti berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, lingkar lengan, lingkar
dada, dan lain- lain.
2. Dalam pertumbuhan dapat terjadi
perubahan proporsi yang dapat terlihat pada proporsi fisik atau organ manusia
yang muncul mulai dari masa konsepsi hingga dewasa.
3. Pada pertumbuhan dan perkembangan
terjadi hilangnya ciri-ciri lama yang ada selama masa pertumbuhan, seperti
hilangnya kelenjar timus, lepasnya gigi susu, atau hilangnya refleks-refleks
tertentu.
4. Dalam
pertumbuhan terdapat ciri baru yang secara perlahan mengikuti proses
kematangan, seperti adanya rambut pada daerah aksila, pubis, atau dada.
Perkembangan memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:
1. Perkembangan
selalu melibatkan proses pertumbuhan yang diikuti dari perubahan fungsi,
seperti perkembangan sistem reproduksi akan diikuti perubahan pada fungsi alat
kelamin.
2. Perkembangan memiliki pola yang
konstan dengan hukum tetap, yaitu perkembangan dapat terjadi dari daerah kepala
menuju ke arah kaudal atau dari bagian proksimal ke bagian distal.
3. Perkembangan
memiliki tahapan yang berurutan mulai dari kemampuan melakukan hal yang
sederhana menuju kemampuan melakukan hal yang sempurna.
4. Perkembangan setiap individu
memiliki kecepatan pencapaian perkembangan yang berbeda.
5. Perkembangan
dapat menentukan pertumbuhan tahap selanjutnya, di mana tahapan
perkembangan harus melewati tahap demi tahap (Narendra, 2002).
v Pentingnya mengetahui pertumbuhan dan perkembangan
peserta didik
Dengan
mempelajari perkembangan peserta didik kita akan memperoleh beberapa
keuntungan. Pertama, kita akan mempunyai ekspestasi yang nyata tentang
anak dan ramaja. Dari psikologi perkembangan akan diketahui pada umur berapa anak
mulai berbicara dan mulai mampu berfikir abstrak. Hal-hal itu merupakan
gambaran umum yang terjadi pada kebanyakan anak, disamping itu akan diketahui
pula pada umur beberapa anak tertentu yang akan memperoleh keterampilan prilaku
pada emosi khsusus. Kedua, pengetahuan tentang psikologi perkembangan
anak membantu kita untuk merespons sebagaimana mestinya pada prilaku tertentu
dari seorang anak. Bila seorang anak dari Taman Kanak-kanak tidak mau sekolah
lagi karena diganggu temannya, apa yang harus dilakukan oleh guru dan orang
tuanya? Bila anak selalu ingin merebut mainan dari temannya apakah dibiarkan
saja? Psikologi perkembangan akan membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan itu
dan menunjukan sumber-sumber jawaban serta pola-pola anak mengenai pikiran, perasaan
dan prilakunya. Ketiga, pengetahuan tentang perkembangan anak akan
membantu mengenali berbagai penyimpangan dari perkembanganyang normal. Keempat,
terakhir, dengan mempelajari perkembangan anak akan membantu memahami diri
sendiri.
Berikut ini adalah beberapa hal yang
mendasari pentingnya mengetahui pertumbuhan dan perkembangan peserta didik.
1. Masa
Perkembangan Yang Cepat
Pada anak terjadi
pertumbuhan-pertumbuhan yang cepat dibandingkan dengan perubahan-perubahan yang
dialami spesies lain. Perubahan fisik, misalnya pada tahun pertama lebih cepat
dari pada tahun-tahun berikutnya.
Hal yang sama terjadi juga pada
perubahan yang menyangkut interaksi social, perolehan dan penggunaan bahasa,
kemampuan mengingat serta berbagai fungsi lainnya.
2. Pengaruh
Yang Lama
Alasan lainnya mengapa mempelajari
anak ialah bahwa peristiwa-peristiwa dan pengalaman-pengalaman pada tahun-tahun
awal menunjukan pengaruh yang lama dan kuat terhadap perkembangan individu pada
masa-masa berikutnya. Kebanyakan ahli teori psikologi berpendapat bahwa apa
yang terjadi hari ini sangant banyak ditentukan oleh perkembangan kita sebagai
anak.
3. Proses
Yang Kompleks
Sebagai peneliti yang mencoba
memahami prilaku orang dewasa yang kompleks, berpendapat bahwa mengkaji tentang
bagaimana prilaku itu pada saat masih sederhana akan sangat berguna. Misalnya
ialah bahwa kebanyakan orang dapat membuat kalimat yang panjang dan dapat
dimengerti oleh orang lain. Manusia mampu berkomunikasi dari cara yang
sederhana sampai yang kompleks karena bahasa yang digunakan mengikuti
aturan-aturan tertentu. Tetapi menentukan apa aturan itu dan bagaimana
menggunakan adalah sulit. Suatu pendekatan terhadap masalah ini adalah
dengan mempelajari proses kemampuan berbahasa. Anak membentuk kaliamat yang hanya
terdiri atas satu atau dua kata, kalimat itu muncul dengan mengikuti aturan
yang diajarkan oleh orang dewasa. Dengan mengkaji kalimat pertama tersebut para
peneliti bahasa bertambah wawasannya tentang mekanisme cara berbicara orang
dewasa yang lebih kompleks.
4. Nilai
yang diterapkan
Penelitian tentang tahap awal
perkembangan sosial secara relevan berkaitan dengan orang tua tentang perannya
dalam kehidupan sehari-hari, percobaan tentang strategi pemecahan masalah pada
anak akan memberikan informasi berharga tentang metode belajar yang baik. Hasil
penelitian atau pengkajian teoritis dapat secara langsung atau tidal dapat
mempengaruhi pada pola pendidikan atau pengajaran.
5. Masalah
yang menarik
Anak merupakan makhluk yang
mengagumkan dan penuh teka teki serta menarik untuk dikaji. Kemudahan anak umur
dua tahun untuk mempelajari bahasa ibunya dan kreativitas anak untuk bermain
dengan temannya merupakan dua hal dari karakteristik anak yang sedang
berkembang. Misalnya banyak hal-hal yang berkaitan dengan perkembangan anak
yang merupakan misteri yang menarik. Dalam hal ini ilmu pengetahuan lebih
banyak menjumpai peretanyaan-pertanyaan dari pada jawabannya.
B.
Aspek-aspek
Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta
didik
Sejak- awal tahun 1980-an semakin
diakuinya pengaruh keturunan (genetik) terhadap perbedaan individu. Berdasarkan
data yang diperoleh dari penelitian perilaku genetik yang mendukung, pentingnya
pengaruh keturunan menunjukkan tentang pentingnya pengaruh lingkungan. Perilaku
yang kompleks yang menarik minat para ahli psikologi (misalnya temperamen,
kecerdasan dan kepribadian) mendapat pengaruh yang sama kuatnya baik dari
faktor-faktor lingkungan maupun keturunan (genetik).
Aspek apa sajakah yang
mempengaruhi faktor genetik? Menurut Santrok (1992), banyak aspek yang
dipengaruhi faktor genetik. Para ahli genetik menaruh minat yang sangat besar
untuk mengetahui dengan pasti tentang variasi karakteristik yang dapat
dipengaruhi oleh faktor genetik. Kecerdasan dan temperamen merupakan aspek-aspek
yang paling banyak ditelaah yang dalam perkembangannya dipengaruhi oleh
keturunan.
a. Pertumbuhan Fisik
Pertumbuhan manusia merupkan perubahan fisik
menjadi lebih besar dan lebih panjang, dan prosesnya terjadi sejak manusia
belum lahir hingga ia dewasa. Masa sebelum lahir merupakan pertumbuhan dan
perkembangan manusia yang sangat kompleks, karena pada masa itu merupakan awal
terbentuknya organ-organ tubuh dan tersusunnya jaringan saraf yang membentuk
sistem yang lengkap.
Pertumbuhan
fisik manusia setelah lahir merupakan kelanjutan pertumbuhan sebelum lahir.
Proses pertumbuhan fisik manusia berlangsung sampai masa dewasa. Selama tahun
pertama dalam pertumbuhannya, ukuran panjang badannya akan bertambah sekitar
sepertiga dari panjang badan semula dan berat badannya akan bertambah
menjadi sekitar tiga kalinya. Sejak lahir hingga dengan umur 25 tahun,
perbandingan ukuran badan manusia, dari pertumbuhan yang kurang proporsional
pada awal terbentuknya manusia (kehidupan sebelum lahir atau prenatal) samapi
dengan proporsi yang ideal dimasa dewasa.
Pertumbuhan fisik, baik secara
langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi prilaku anak sehari-hari.
Secara langsung pertumbuhan fisik seorang anak akan menentukan keterampilan
anak dalam bergerak. Secara tidak langsung, pertumbuhan dan perkembangan fungsi
fisik akan memepengaruhi bagaimana anak itu memandang dirinya sendiri dan
bagaimana ia memandang orang lain.
b.
Kecerdasan (Intelek)
Intelek
merupakan kata lain pikir ,berkembang sejalan dengan pertumbuhan syarat otak.
Karena piker pada dasarnya menunjukkan fungsi otak, maka kemampuan intelektual
yang lazim disebut dengan istilah lain kemampuan berpikir, dipengaruhi oleh
kematangan otak yang mampu menunjukkan fungsinya secara baik.
Adapun
tahap-tahap perkembangan kognitif menurut Piaget yaitu sebagai berikut :
a.
Tahap pertama : Masa sensori motor
(0.00-2.50 th)
Yaitu
masa ketika bayi mempergunaan system penginderaan dan aktivitas motorik untuk
mengenal lingkungannya.
b. Tahap Kedua : Masa pra-operasional
(2.00-7.00 th)
Ciri
khas masa ini adalah kemampuan anak menggunakan symbol yang mewakili sesuatu
yang tidak ada.
c.
Tahap ketiga : Msa konkrit –
operasional (7.00-11.00 th)
Anak
mulai mengembangkan tiga macam opersi berpikir, yaitu :
a). Identifikasi :
mengenali sesuatu;
b). Negasi : mengingkari sesuatu;
c). Reprokasi : mencari hubungan timbale balik antara
beberapa hal.
d. Tahap keempat : masa operasional
(11.00-dewasa)
Pada
tahap ini seseorang bis memperkirakan apa yang mungkin terjadi ia dapat menngambil kesimpulan dari suatu pernyataan
yang telah di tentukan.
c. Temperamen (Emosi)
Rasa dan perasaan merupakan salah satu
potensi yang khusus dimiliki oleh manusia. Dalam hidupnya atau dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan manusia, banyak hal yang dibutuhkannya. Kebutuhan
setiap orang dapat dibedakan menjadi dua kelompok besar, yaitu kebutuhan
jasmani dan kebutuhan rohani. Kebutuhan-kebutuhan itu ada yang primer yang
harus segera dipenuhi kebutuhannya dan kebutuhan sekunder yang yang
pemenuhannya dapat ditangguhkan. Jika kebutuhan primer tidak segera dipenuhi
maka seseorang akan merasa kecewa dan sebaliknya.
Temperamen adalah gaya/perilaku
karakteristik individu dalam merespons. Ahli-ahli perkembangan sangat tertarik
mengenai temperamen bayi. Sebagian bayi sangat aktif menggerak-gerakkan tangan,
kaki dan mulutnya dengan keras, sebagian lagi lebih tenang, sebagian anak
menjelajahi lingkungannya dengan giat pada waktu yang lama dan sebagian lagi
tidak demikian. Sebagian bayi merespons orang lain dengan hangat, sebagian lagi
pasif dan acuh tidak acuh. Gaya-gaya perilaku tersebut di atas menunjukan
temperamen seseorang.
Menurut Thomas & Chess (1991) ada tiga tipe dasar
temperamen yaitu mudah, sulit, dan lambat untuk dibangkitkan.
1.
Anak yang mudah umumnya mempunyai suasana hati yang positif dan dapat dengan
cepat membentuk kebiasaan yang teratur, serta dengan mudah pula menyelesaikan
diri dengan pengalaman baru.
2.
Anak yang sulit cenderung untuk beraksi secara negatif serta sering menangis
dan lambat untuk menerima pengalaman-pengalaman baru.
3.
Anak yang lambat untuk dibangkitkan mempunyai tingkat kegiatan yang rendah,
kadang-kadang negatif, dan penyesuaian diri yang rendah dengan lingkungan atau
pengalaman baru.
Chess dan Thomas berpendapat bahwa
temperamen adalah karakteristik bayi yang baru lahir dan akan dibentuk dan
dimodifikasi oleh pengalaman-pengalaman anak pada masa-masa berikutnya. Para
peneliti menemukan bahwa indeks pengaruh lingkungan terhadap temperamen sebesar
50% sampai 60% itu menunjukan lemahnya pengarus tersebut. Kekuatan pengaruh ini
biasanya menurun saat anak itu tumbuh menjadi lebih besar. Menetap atau
konsisten tidaknya temperamen bergantung kepada “kesesuaian” hubungan antara
anak dengan orang tuanya. Orang tua mempengaruhi anak, tetapi anakpun
mempengaruhi orang tua. Orang tua dapat menjauh dari anaknya yang sulit, atau
mereka dapat menegur dan menghukumnya. Hal ini akan menjadikan anak yang sulit,
menjadi lebih sulit lagi. Orang tua yang luwes dapat memberi pengaruh yang
menyenangkan terhadap anak yang sulit atau akan tetap menunjukan kasih sayang
walau anak menjauh atau berkeras kepala. Dengan singkat dapat dikatakan bahwa
keturunan dapat mempengaruhi temperamen. Tingkat pengaruh ini bergantung pada
respons orang tua terhadap anak-anaknya dengan pengalaman-pengalaman masa kecil
yang ditemui dalam lingkungan.
d.
Sosial
Sejalan dengnan pertumbuhan
badannya, bayi yang telah menjadi anak dan seterusnya dan menjadi dewasa akan
mengenal lingkungan yang luas dan mengenal banyak manusia. Perkenalan dengan
orang lain dimulai dengan mengenal ibunya, kemudian mengenal ayahnya dan
saudara-saudaranya dan akhirnya mengenal manusia di luar keluarganya.
Selanjutnya manusia yang dikenalnya semakin banyak dan amat heterogen, namun
pada umumnya setiap anak akan lebih tertarik pada teman sebayanya. Anak membentuk
kelompok sebaya sebagai dunianya, memahami dunia anak, dan kemudian dunia
pergaulan yang lebih luas. Akhirnya manusia mengenal kehidupan bersama,
kemudian bermasyarakat atau berkehidupan sosial. Dalam perkembangannya setiap
manusia pada akhirnya mengetahui bahwa manusia itu saling membantu dan dibantu,
memberi dan diberi.
e.
Bahasa
Fungsi bahasa adalah untuk
komunikasi. Setiap orang senantiasa berkomunikasi dengan dunia sekitarnya,
dengan orang-orang disekitarnya. Pengertian bahasa sebagai alat komunikasi
dapat diartikan tanda, gerak dan suara untuk menyampaikan isi pikiran kepada
orang lain. Bicara adalah bahasa suara, bahasa lisan.
f. Bakat Khusus
Bakat merupakan kemampuan tertentu atau
khusus yang dimiliki oleh seorang individu yang hanya dengan rangsangan atau
sedikit latihan, kemampuan itu dapat berkembang dengan baik. Di dalam definisi
bakat yang dikemukakan Guilford (Sumadi: 1984), bakat mencakup tiga
dimensi yaitu: dimensi perseptual, dimensi psikomotor dan dimensi
intelektual.
Seseorang yang emilki bakat akan lebih cepat
dapat diamati, sebab kemampuan yang dimiliki akan berkembang dengan pesat
dan menonjol. Bakat khusus merupakan salah satu kemampuan untuk bidang tertentu
seperti dalam bidang seni, olah raga ataupun keterampilan.
g.
Sikap, Nilai dan Moral
Bloom (Woolfolk dan Nicolich, 1984: 390)
mengemukakan bahwa tujuan akhir dari proses belajar kelompok menjadi tiga
sasaran, yaitu penguasaaan pengetahuan (kognitif), penguasaaan nilai dan sikap
(afektif) dan penguasaan psikomorik.
Semakin tumbuh dan berkembang fisik dan
psikis manusia, manusia mulai dikenalkan terhadap nilai-nilai, ditunjukkan
hal-hal yang boleh dan hal-hal yang tidak boleh, yang harus dilakukan dan
yang dilarang. Menurut Piaget, pada awal pengenalan nilai dan prilaku seta
tindakan iti masih bersifat “paksaan”. Akan tetapi sejalan dengan perkembangan
inteleknya berangsur-angsur manusia mulai berbagai ketentuan yang berlaku di
dalam keluarga dan semakin lama semakin luas sampai dengan
ketentuan yang berlaku di dalam masyarakat dan Negara.
h.
Interaksi keturunan dan lingkungan
dalam perkembangan
Keturunan dan lingkungan berjalan
bersama atau bekerja sama dan menghasilkan individu dengan kecerdasan,
tempramen tinggi dan berat badan, minat yang khas. Karena pengaruh lingkungan
bergantung pada karakteristik genetik, maka dapat dikatakan bahwa antara
keduanya terdapat interksi.
Pengaruh genetik terhadap kecerdasan
terjadi pada awal perkembangan anak dan berlanjut terus sampai dewasa. Kita
ketahui pula bahwa dengan dibesarkan pada keluarga yang sama dapat terjadi
perbedaan kecerdasan secara individual dengan variasi yang kecil pada
kepribadian dan minat. Salah satu alasan terjadinya hal itu ialah mungkin
karena keluarga mempunyai penekanan yang sama kepada anak-anaknya berkenaan
dengan perkembangan kecerdasan yaitu dengan mendorong anak mencapai tingkat
tertinggi.
Contoh lain pubertas dan menopause
bukanlah semata-mata hasil lingkungan. Walaupun pubertas dan menopause dapat
dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan seperti nutrisi, beragam obat-obatan
dan kesehatan, evolusi dasar dan program genetik. Pengaruh keturunan pada
pubertas dan menopause tidak diabaikan.
C.
Perbedaan
Individu Peserta Didik
Makna “perbedaan” dan “perbedaan
individual” menurut Lindgren (1980) menyangkut variasi yang terjadi, baik
variasi pada aspek fisik maupun psikologis.
Dari pembahasan yang berhubungan
dengan individu terdapat dua fakta yang menonjol yaitu :
- Semua dari manusia mempunyai kesamaan dalam pola perkembangannya.
- Warisan manusia secara biologis dan sosial tiap-tiap individu mempunyai kecenderungan berbeda.
Garry 1963 dalam buku Perkembangan
Peserta Didik karya Sunarto dan B. Agung Hartono mengategorikan perbedaan
individual ke dalam bidang-bidang berikut:
- Perbedaan fisik, tingkat dan berat badan, jenis kelamin, pendengaran, penglihatan, dan kemampuan bertindak.
- Perbedaan sosial termasuk status ekonomi, agama, hubungan keluarga, dan suku.
- Perbedaan kepribadian termasuk watak, motif, minat, dan sikap.
- Perbedaan inteligensi dan kemampuan dasar.
- Perbedaan kecakapan atau kepandaian di sekolah.
Jenis perbedaan lainnya meliputi :
1.Perbedaan kognitif
Kemampuan
kognitif merupakan kemampuan yang berkaitan dengan penguasaan ilmu pengetahuan
dan tehnologi. Setiap orang memiliki persepsi tentang hasil pengamatan atau
penyerapan atas suatu obyek. Berarti ia menguasai segala sesuatu yang
diketahui, dalam arti pada dirinya terbentuk suatu persepsi, dan pengetahuan itu
diorganisasikan secara sistematik untuk menjadi miliknya
2.Perbedaan kecakapan bahasa
Bahasa
merupakan salah satu kemampuan individu yang sangat penting dalam kehidupan.
Kemampuan tiap individu dalam berbahasa berbeda-beda. Kemampuan berbahasa
merupakan kemampuan seseorang untuk menyatakan buah pikirannya dalam bentuk
ungkapan kata dan kalimat yang penuh makna, logis dan sistematis. Kemampuan
berbahasa sangat dipengaruhi oleh faktor kecerdasan dan faktor lingkungan serta
faktor fisik (organ bicara)
3.Perbedaan kecakapan motorik
Kecakapan
motorik atau kemampuan psiko-motorik merupakan kemampuan untuk melakukan
koordinasi gerakan syarat motorik yang dilakukan oleh syaraf pusat untuk
melakukan kegiatan.
4.Perbedaan Latar Belakang
Perbedaaan
latar belakang dan pengalaman mereka masing-masing dapat memperlancar atau
menghambat prestasinya, terlepas dari potensi individu untuk menguasai bahan
5 .Perbedaan bakat
Bakat
merupakan kemampuan khusus yang dibawa sejak lahir. Kemampuan tersebut akan
berkembang dengan baik apabila mendapatkan rangsangan dan pemupukan secara
tepat sebaliknya bakat tidak berkembang sama, manakala lingkungan tidak memberi
kesempatan untuk berkembang, dalam arti tidak ada rangsangan dan pemupukan yang
menyentuhnya.
6.Perbedaan kesiapan belajar
Perbedaan
latar belakang, yang meliputi perbedaan sisio-ekonomi sosio cultural, amat
penting artinya bagi perkembangan anak. Akibatnya anak-anak pada umur yang sama
tidak selalu berada pada tingkat kesiapan yang sama dalam menerima pengaruh
dari luar yang lebih luas.
D.
Faktor-faktor yang Berpengaruh pada
Perkembangan Peserta Didik
1. Faktor Internal
a. Kondisi Fisik
Faktor fisik merupakan faktor bilogis individu yang
merujuk pada faktor genetik yang diturunkan oleh kedua orangtuanya. Pada masa
pembentukan sel-sel tubuh, banyak faktor yang dapat mempengaruhi kondisi janin
disamping keunikan yang telah ada pada kedua orangtuanya.
b. Kondisi Psikis
Kondisi fisik dan psikis inidvidu sangat berkaitan. Ranah
perkembangan individu menyangkut aspek fisik, intelektual yaitu kognitif dan
bahasa, emosi dan sosial moral. Kondisi fisik yang yang tidak sempurna atau
cacat juga berkaitan dengan persepsi individu terhadap kemampuan dirinya. Begitupun ketidakmampuan intelektual dapat
disebabkan karena kerusakan sistem syaraf, kerusakan otak atau mengalami
retardasi mental.
2. Faktor
Eksternal
a. Lingkungan
Fisik
Lingkungan ini mencakup kondisi keamanan, cuaca, keadaan geografis,
senitasi atau kebersihan lingkungan, serta keadaan rumah yang meliputi
ventilasi, cahaya dan kepadatan hunian. Semua kondisi ini sangat mempengaruhi
bagaimana individu dapat menjalankan proses kehidupannya.
b. Lingkungan Non
Fisik
Faktor non fisik meliputi berbagai macam komponen, yaitu keluarga,
pendidikan dan masyarakat. Beberapa faktor yang berkenaan dengan faktor non
fisik seperti stimulasi motivasi dalam mempelajari sesuatu, pola asuh, serta
kasih sayang dari orangtua.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang ada pada
bab sebelumnya maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
Pertumbuhan
adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan
fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat pada
waktu yang normal. Pertumbuhan dapat juga diartikan sebagai proses transmisi
dari konstitusi fisik (keadaan tubuh atau keadaan jasmaniah ) yang herediter
dalam bentuk proses aktif secara berkesinambungan. Jadi, pertumbuhan berkaitan
dengan perubahan kuantitatif yang menyangkut peningkatan ukuran dan struktur
biologis.
Perkembangan sejalan dengan prinsip orthogenetis, berlangsung dari keadaan
global dan kurang berdeferensiasi sampai ke keadaan di mana diferensiasi,
artikulasi, dan integrasi meningkat secara bertahap.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan antara lain: pertumbuhan fisik,
kecerdasan, temperamen (emosi), sosial, bahasa, bakat khusus, sikap nilai dan
moral, interaksi keturunan dan lingkungan dalam perkembangan.
Fase-fase
pertumbuhan dan perkembangan yang dialami manusia antara lain: fase pra natal,
fase bayi, fase kanak-kanak awal, fase kanak-kanak tengah dan akhir, fase
remaja, fase awal dewasa, fase pertengahan dewasa, fase akhir dewasa.
B.
Saran
Makalah kami
ini masih jauh dari kata sempurna untuk itu kritik dan saran yang membangun
sangat kami harapkan dari para pembaca sekalian demi tercapainya kesempurnaan
dari makalah kami ini kedepannya.
DAFTAR
PUSTAKA
Ali Mohammad,Mohammad Asrori.2012.Psikologi Remaja.Jakarta:PT.Bumi Aksara.
Fatimah Enung.2010.Psikologi
Perkembangan (Perkembangan Peserta Didik).Bandung:CV.Pustaka Setia.
Hurlock,
Elisabeth B. 1991. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang
Kehidupan. Terjemahan oleh Istiwidayanti, dkk. Jakarta: Penerbit Erlangga.
L. Zulkifli. 2000. Psikologi
Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mappiare. A.
1982. Psikologi Remaja. Surabaya : Usaha Nasional.
Monks, FJ, dkk.
1984. Psikologi Perkembangan: Pengantar dalam Berbagai Bagiannya.
Yogyakarta: UGM Press.
Rochman Natawidjaja.1979. Psikologi Pendidikan.
Jakarta :CV Mutiara.
Santrock, J. W.
2003. Adolescence: Perkembangan Remaja. Alih Bahasa: Shinto D. Adelar
& Sherly Saragih. Jakarta: Erlangga.
Singgih
D.Gunarsa dan Ny. Singgih D.G. 1990. Psikologi Remaja. Jakarta:
PT. BPK Gunung Mulia.
IZIN SAVE YAHH, THANKS
BalasHapus