KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis
panjatkan Kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian yang berjudul ”Pengaruh
Pemberian Berbagai Dosis Pupuk Urea Terhadap Komponen Hasil Berbagai Kultivar
Kedelai (Glycine
max )”.
Usulan penelitian ini
merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah metodologi
penelitian di Universitas Al-Azhar Medan.
Dengan segenap
ketulusan hati, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Ibu
Ir. Dermawan Hutagaol, MP, selaku Depan Fakultas Pertanian Al-Azhar Medan.
2. Dosen
pembimbing yang memberikan arahan, bimbingan, motivasi dan waktu untuk penulis,
sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian ini.
3. Orang
tua dan keluarga tercinta, yang telah ikut memberikan dorongan dan motivasi
baik moril dan materil mulai dari kuliah hingga selesai penelitian ini.
Penulis menyadiri bahwa
tulisan ini masih banyak kekurangan, sehingga penulis mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun.
Akhirnya penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya semoga segala bantuan yang
diberikan mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Amin.
Penulis, Juni 2013
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB
I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
1.2
Tujuan Penelitian
1.3
Hipotesa
1.4
Kegunaan
Penelitian
BAB
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Botani Kedelai (Glycine Max
)
2.2 Ciri Khas Tanaman Kedelai
2.3
Syarat Tumbuh Kedelai
2.4 Penggunaan Pupuk Urea Pada
Kedelai
BAB
III BAHAN DAN METODE
3.1
Waktu Dan Tempat
3.2
Bahan Dan Alat
3.3 Metode Penelitian
3.4 Pelaksanaan Penelitian
3.5 Pengamatan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar
Belakang
Kedelai merupakan salah satu komoditas tanaman pangan yang
memegang peranan penting di Indonesia, karena kedelai memiliki kandungan gizi
yang tinggi, dimana biji kedelai memiliki kandungan gizi yang terdiri
dari 40 % - 45 % Protein, 18 % lemak, 24 %- 36 % karbohidrat, 8 % kadar
air, asam amino dan kandungan gizi lainnya yang bermanfaat bagi manusia.
Disamping itu, kedelai juga dapat digunakan sebagai bahan baku industri, pakan
ternak dan juga untuk pembuatan minyak.
Kebutuhan akan kedelai dalam negeri semakin meningkat untuk
setiap tahunnya, peningkatan ini seiring dengan peningkatan jumlah penduuk,
populasi ternak serta peningkatan kebutuhan industri. Untuk pencapaian
pemenuhan kebutuhan tersebut pemerintah mengimpor dari beberapa Negara
penghasil kedelai didunia.
Secara garis besar, usaha untuk meningkatkan produksi
kedelai diantaranya dapat dilakukan dengan penggunaan varietas unggul dan
pemenuhan unsur hara. Salah satu pemenuhan unsur hara dilakukan dengan
pemupukan. pemberian pupuk diharapkan akan mempercepat pertumbuhan serta
perkembangan tanaman, meningkatkan daya tahan terhadap serangan hama dan
meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil.
Pemupukan yang baik dan benar harus memperhatikan waktu,
jumlah, serta cara pemberian yang tepat dan seimbang. Pemberian pupuk anorganik
yang berlebihan akan merusak kondisi fisik, kimia dan biologi tanah serta
memacu datangnya pathogen dan menurunkan daya tahan tanaman dari serangan OPT.
Untuk itu diperlukan paket teknologi pemupukan yang ramah lingkungan.
Metode pemupukan yang umumnya dilakukan masyarakat petani
adalah sesuai dengan kebiasaanya, yang terjadwal dan memberikan dengan dosis
tinggi tanpa mempertimbangkan akan kebutuhan tanaman yang dipupuknya, padahal
pemupukan dengan dosis tinggi belum tentu akan diserap oleh tanaman
karena kemungkinan unsur hara pada pupuk bisa diserap oleh koloid tanah pada
ikatan gugus fungsional bahan organik.
Pupuk anorganik mengandung hara tanaman yang konsentrasinya
relatif tinggi. Tanaman membutuhkan pupuk yang dapat merangsang peretumbuhan
vegetatif dengan kadar nitrogen yang tinggi. Urea merupakan salah satu jenis
pupuk yang mengandung unsur nitrogen. Unsur ini diperlukan tanaman selama
pertumbuhannya, ketersediaannya dapat merangsang pertumbuhan secara
keseluruhan, mensintesa asam amino dan protein dalam tanaman, serta dapat
merangsang pertumbuhan vegetatif tanaman. Pemberian nitrogen yang cukup besar
kadang kala tak dapat diimbangi oleh pertambahan produksi yang didapatkan.
Sedangkan penurunan kadar nitrogen dalam tanaman berpengaruh terhadap
fotosintesis baik lewat kandungan klorofil maupun enzim fotosintetik yang
akhirnya menurunkan hasil (pati) yang terbentuk, keadaan tersebut
mempengaruhi produktivitas tanaman, terutama pembentukan bunga dan buah.
Unsur nitrogen juga berperan dalam penyusun klorofil dan
pertambahan luas daun. Bila unsur nitrogen yang diserap tanaman
juga rendah maka menyebabkan pertumbuhan tanaman menjadi lambat dan
jumlah akar berkurang, dengan demikian akan mempengaruhi pertumbuhan dan berat
kering tanaman.
Berdasarkan permasalahan-permasalahan
diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang ”Pengaruh
Pemberian Berbagai Dosis Pupuk Urea Terhadap Komponen Hasil Berbagai Kultivar
Kedelai (Glycine
max )”.
I.2.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh pemberian
berbagai dosis pupuk urea terhadap komponen hasil berbagai kultivar kedelai (Glycine
max )
1.3 Hipotesa
Urea merupakan salah satu jenis pupuk yang mengandung unsur
nitrogen yang dapat merangsang pertumbuhan vegetatif dengan kadar nitrogen yang
tinggi. Dimana Unsur ini diperlukan tanaman selama pertumbuhannya,
ketersediaannya dapat merangsang pertumbuhan secara keseluruhan, mensintesa
asam amino dan protein dalam tanaman, serta dapat merangsang pertumbuhan
vegetatif tanaman.
1.4
Kegunaan Penelitian
a. Untuk
mengetahui cara
Pemupukan yang baik dan benar dimana
saat melakukan pemupukan kita harus memperhatikan waktu, jumlah, serta cara
pemberian pupuk yang tepat dan seimbang
terhadap tanaman.
b. Untuk
mengetahui bahwa Pemberian
pupuk anorganik yang berlebihan akan merusak kondisi baik fisik, kimia dan biologi tanah serta memacu
datangnya pathogen dan menurunkan daya tahan tanaman dari serangan OPT. Untuk
itu diperlukan paket teknologi pemupukan yang ramah lingkungan.
c. Untuk
mengetahui bahwa pemupukan
harus dilakukan dilakukan secara
terjadwal dan dengan memberikan
dengan dosis yang sesuai. dan mempertimbangkan akan kebutuhan tanaman yang
dipupuk, karena pemupukan dengan dosis tinggi belum tentu akan dijerap
oleh tanaman karena kemungkinan unsure hara pada pupuk bisa dijerap oleh koloid
tanah pada ikatan gugus fungsional bahan organic.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Botani Kedelai (Glycine max
).
Tanaman Kedelai merupakan tanaman polong-polongan yang
memiliki beberapa nama botani yaitu Glycine max (kedelai kuning) dan glycine
soja (kedelai hitam).
Secara lengkap, tanaman kedelai
mepunyai klasifikasi sebagi berikut:
Kingdom : Plantae
Divisio :
Spermatopyta
Subdivision : Angiospermae
Kelas : Dikotyledoneae
Subkelas : Archihlamyadae
Ordo : Rosales
Subordo : Leguminosinae
Famili : Leguminosae
Subfamili :
Polilonaceae
Genus : Glycine
Spesies : Glycine
Max
2.2 Ciri khas tanaman kedelai
·
Batang
tanaman kedelai berkayu
·
Tingginya
berkisar antara 30-1000 cm
·
Memiliki
3-5 percabangan dan berbentuk tanaman perdu.
·
Tipe
pertumbuhan batang dapat dibedakan menjadi terbatas
(determinet), tidak terbatas (indeterminet), dan setengah terbatas
(semi-determinet).
a. Tipe
terbatas memiliki
ciri khas berbunga serentak dan mngakiri poertumbuhan meninggi jika sudah
berbunga. Tanaman pendek sampai sedang , ujung batang hampir sama besar dengan
batang bagian tengah daun teratas sama besar dengan daun batng tengah.
b. Tipe
tidak terbatas
memiliki ciri berbunga secara bertahap dari bawah keats. Tanaman berpostur
sedang sampai tinggi, ujung batng lebih kecil dari bagian tengah.
c. Tipe
setengah terbatas
memiliki karateristik antara kedua tipe lainnya.
2.3 Syarat Tumbuh Kedelai
Di Indonesia kedelai dapat tumbuh
dan berproduksi dengan baik. Pada pH tanah 5,8 – 7 tanaman ini dapat tumbuh
pada berbagai jenis tanah asalkan drainase dan aerasi tanah cukup baik,
disamping itu tanaman kedelai merupakan salah satu tanaman yang peka terhadap
pH rendah. Kesesuaian pH pada tanah dapat meningkatkan pertumbuhan dan
perkembangan akar tanaman.
Tanaman kedelai juga berproduksi dengan baik pada dataran
rendah sampai 900 m dpl, dan mampu beradaftasi didataran tinggi sampai +- 1.200
m dpl. Kedelai tumbuh baik pada daerah yang memiliki curah hujan 100-400
mm/bulan, dengn suhu yang cocok antara 23 C – 30 C, serta kelembababn
antara 60 – 70 %.
Kedelai juga merupakan salah satu tanaman yang dapat
dibudidayakan pada lahan pasang surut dengan hasil yang cukup memadai, namun
cara budidayanya berbeda dari lahan sawah irigasi dan lahan kering.
Perakaran tanaman
kedelai terdiri dari akar lembaga, akar tunggang dan akar cabang berupa akar
rambut yang dapat membentuk bintil akar dan merupakan koloni bakteri riozobium
japanicum.
Akar tunggangnya dapat menembus tanah yang gembur sedalam
150 cm sedangkan bintil akar nya mulai terbentuk pada umur 15-20 hari setelah
tanam. Antara bakteri rhyzobium sp. dan tanaman kedelai terjadi
kerja sama yang saling menguntungkan. Tanaman kedelai memberikan kharbohidrat
dan perlindungan pada bakteri, dan sebaliknya bakteri mengkonversi nitrogen
atmosfire menjadi bentuk yang komplek.
Kedelai memiliki dua tipe pertumbuhan batang, yaitu
determinet dan indeterminet. Pertumbuhan batang determinet ditunjukkan dengan
batang yang tidak tumbyh lagi pada saat tanaman mulai berbunga, sedangkan
pertumbuhan indeterminet dicirikan bila pucuk batang tanaman masih bisa tumbuh
daun, walaupun tabnaman sudah mulai berbunga. Pada batang terdapat buku tempat
tumbuhnya bung, terdiri 15-30 buah dan biasanya jumlah buku batang indeterminet
lebih banyak dibandingkan detrminet.
Kedelai mempunyai empat
tipe daun yang berbeda yaitu kotiledon atau daun biji, daun primer sedehana,
daun bertiga dan daun profila. Pada pada buku (nodus) pertaman tanaman
yang 6umbuh dari biji terbentuk sepasang daun tunggal dan bentuk daun kedelai
umunya berbentuk bulat (oval) dan lancip serta berbulu. Daun kedelai merupakan
tanaman majemuk yang terdiri dari tiga helai anak daun dan umunya berwarna
hijau muda atau hijau kekuning-kuningan, pada saat sudah tua dau-daunnya akan
rontok.
Bunga kedelai termasuk bunga sempurna dimana setiap bunga
mempunyai alat kelamin jantan dan alat kelamin betina. Penyerbukan terjadi pada
saat mahkota bunga masih menutup sehingga kemungkinan kawin silang alami amat
kecil. Bunga terletak pada ruas-ruas batang, berwarna ungu atau putih.
Tidak semua bunga dapat menjadi polong walaupun terjadi
penyerbukan secara sempurna, sekitar 60% bunga rontok sebelum membentuk polong.
Buah kedelai berbentuk polong, setiap tanaman mampu menghasilkan 100-250
polong. Polong kedelai berbulu dan berwarna kuning kecoklatan atau abu-abu.
Selama proses pematamgan bauah, polong yang mula-mula berwarna hijaukan berubah
menjadi coklat kehitaman .
Tanaman kedelai harus dipanen pada tingkat kematangan biji
yang tepat. Panen yang terlalu awal menyebabjkan banyak butir kedelai menjadi
keriput sedangkan jadwal panen yang terlambat akan mengakibatkan meningkatnya
butir yang rusak dan kehilangan biji yang tinggi yang disebabkan oleh biji yang
mudah rontok.
Ciri-ciri kedelai siap untuk dipanen adalah daunnya telah
menguning, dan mudah rontok, polong biji mongering dan berwarna kecoklatan.
Hasil produksi kedelai local optimal mencapai 2 ton per hektar dengan masa
tanam sekitar 75 hari atau maksimal tiga bulan.
2.4 Penggunaan pupuk urea pada kedelai
Pemupukan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan
produksi tanaman kedelai. Pemupukan merupakan usaha penyediaan unsure hara yang
dibutuhkan tanaman pada tanah. Pemupukan sebaiknya dilakukan berdasarkan asas
keseimbangan. Pemberian pupuk yang mengandung unsur hara tertentu secara
berlebihan akan mengganggu penyerapan unsur hara lainnya. Hasil maksimal dari
suatu upaya pemupukan akan diperoleh jika dilakukan dengan tepat meliputi
dosis, jenis, waktu, dan cara pemberiannya.
Berdasarkan cara pembuatannya, pupuk
dibedakan menjadi pupuk organic dan pupuk anorganik. Pupuk anorganik adalah
pupuk yang dibuat oleh pabrik-pabrik pupuk dengan meramu bahan-bahan kimia
anorganik berkadar hara tinggi. Selanjutnya pupuk anorganik ini dibedakan lagi
menjadi dua yaitu pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Pupuk tunggal adalah pupuk
yang mengandung satu jenis unsure hara, sedangkan pupuk majemuk yaitu pupuk
yang mengandung beberapa gabungan unsure hara. Salah
satu jenis pupuk tunggal adalah pupuk urea. Pupuk urea mengandung unsure
nitrogen, unsure ini merupakan unsure makro yang berasal dari bahan
organic ataupun. Nitrogen yang terkandung dalam urea dilepas dalam bentuk
ammonium. Ammonium dalam keadaan oksidatif akan diubah menjadi nitrit (NO3-)
melalui proses nitrifikasi sedangkan N yang dalam bentuk ammonium dapat dijerap
oleh koloid tanah sehinnga tidak mudah hilang tercuci dari daerah perakaran.
Keuntungan lain menggunakan pupuk
urea adalah cepat tersedia bagi tanaman, dan memiliki kandungan N tinggi yang
dibutuhkan tanaman pada awal pertumbuhan, pemberian pupuk nitrogen dalam bentuk
urea lebih cepat tersedia dibanding dengan pupuk majemuk dan reaksinya mudah
dapat diamati pada hari ke 15 setelah aplikasi.
Pada tanah, disamping dari pemupukan unsur nitrogen berasal dari
kegiatan jazad renik yang mengikatnya dari udara. Unsure ini juga bertambah
akibat loncatan listrik di udara. Nitrogen dapat masuk melalui air hujan dalam
bentuk nitrat. Besarnya pertambahan ini tergantung kepada tempat dan iklim
daerah tanah tersebut.
Nitrogen yang berada dalam tanah ini dapat berbentuk organic
maupun anorganik. Nitrogen yang ada didalam tanah berbentuk organic berupa
protein , asam amino yang akan diubah menjadi amonoium (NH4+)
kemudian diubah lagi menjadi nitrit dan selanjutnya dalam bentuk nitrat
yang dapat diserap oleh akar tanaman, sedangkan nitrogen yang berbentuk
anorganik yang tersedia dapat diserap dalam bentuk ion ammonium dan nitrat .
Kegunaan pupuk urea pada tanaman adalah Merangsang
pertumbuhan tanaman secara keseluruhan, Merupakan bagian dari sel ( organ )
tanaman itu sendiri, berfungsi untuk sintesa asam amino dan protein dalam
tanaman, dan mempercepat pertumbuhan tanaman terutama organ vegetatif dan
perakaran serta menambah kandungan protein tanaman. Nitrogen juga
berperan penting sebagai bagian dari protoplasma dan klorofil oleh sebab itu
nitrogen berperan penting dalam penentuan produksi dan kualitas tanaman .
Inokulasi rhizobium dan pemupukan nitrogen berpengaruh
terhadap tinggi dan berat kering tanaman kedelai pada umur 45 HST, tetapi tidak
berpengaruh nyata terhadap jumlah dan bobot bintil akar. Interaksi pemberian urea dan lama penyimpanan benih
kedelai terlihat pada jumlah bunga pertanaman, uji muncul lapangan, jumlah
polong bernas per tanaman dan berat 100 biji, dalam penyimpanan benih kedelai,
urea memberikan pengaruh nyata terhadap uji kecepatan berkecambah, uji hitung
pertama, uji muncul tanah, dan kadar air benih.
BAB III
BAHAN DAN METODE
3.1.
Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan dikebun
percobaan Jl. Pintu Air IV, Kwala Bekala Padang Bulan, Medan. Dilakukan pada
jam 09.00 WIB – selesai.
Penelitian ini akan dilaksanakan selama empat bulan, dimulai
dari bulan juni 2013 sampai September 2013. Jenis
tanah yang digunakan adalah tanah inseptisol dengan ketingggian 10 m diatas
permukaan laut.
3.2.
Bahan dan Alat
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih
kedelai yang terdiri dari dua varietas yaitu varietas Kipas
putih dan Slamet, serta tiga galur F16 hasil persilangan Kipas putih
dan Slamet yaitu Galur KM-13 ED, KM-14 DD, dan KM-19 BE, sedangkan pupuk yang akan
digunakan adalah Urea, TSP dan KCL serta pestisida terdiri dari Diazinon 60 EC
dan Dithane M-45,
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah timbangan,
neraca analitik, mistar, mesin rumput, traktor, sprayer solo, oven,
parang, cangkul, tali rapia, selang, kertas, , ember, dan alat tulis.
.3.3. Metode
Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak
Kelompok (RAK). Yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama ialah
kultivar kedelai (V) dalam 9 taraf, yaitu :
V1 = Kipas
Putih
V2
=
Slamet
V3
= Galur KM-13 ED
V4 =
Galur KM-14 DD
V5
= Galur KM-19 BE
Faktor
kedua adalah Dosis pupuk Nitrogen (N) dalam 3 taraf yaitu:
N0 = tanpa pupuk N
N1 = 50 Kg Pupuk N/ha
N2 = 100 Kg Pupuk N/ha
Dengan demikian terdapat 15 kombinasi perlakuan dan
masing-masing perlakuan di ulang 3 kali, sehingga di dapat 45 unit percobaan.
Untuk melihat pengaruh kultivar kedelai terhadap dosis pupuk
N, maka data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan program
statistik SAS System Version 9.12 (SAS User Manual, 2004). Yang mengikuti
persamaan linear sebagai berikut :
Yijk = μ +ri
+ Uj + Gk + UGjk + eijk, …………….. dimana :
Yijk = pengamatan varietas ke k pada lokasi
ke j dan ulangan ke i.
μ = rata-rata umum
Uj = simpangan akibat
pengaruh pupuk N ke j.
Gk = simpangan akibat
pengaruh cultivar ke k.
UGjk = simpangan akibat pengaruh interaksi
pupuk N ke j dengan cultivar ke k
eijk
= error
3.4. Pelaksanaan Penelitian
A.
Persiapan Lahan
Sebelum dilaksanakan penelitian terlebih dahulu dilakukan
pembersihan lahan dari gulma dan sisa tanaman dengan menggunakan mesin rumput,
parang dan cangkul serta membuang sampah yang ada pada lahan. Pengolahan tanah
dilakukan sebanyak dua kali, yang pertama adalah pembalikan tanah dengan
menggunakan traktor dengan kedalaman 25-35 cm dan pengolahan tanah ke dua
dilakukan 15 hari kemudian untuk menggemburkan tanah. Pembuatan plot percobaan
dilakukan setelah selesai pengolahan tanah ke dua dengan ukuran 3 x 2 m2
sebanyak 45 plot dimana antar plot pada petak utama berjarak 50 cm
dan jarak antara petak utama adalah 100 cm.
B.
Penanaman.
Penanaman dilakukan seminggu setelah pembuatan plot percobaan. Jarak tanam yang
digunakan adalah 15 x 40 cm sehingga setiap plot terdapat 100 rumpun tanaman.
Lobang tanam dibuat sedalam 3-5 cm dengan tugal yang terbuat dari kayu. Pada
setiap lobang ditanamkan 2-3 butir benih kedelai dan kemudian ditutup dengan
tanah.
C.
Pemeliharaan
a.
Penyiraman
Penyiraman dilakukan sekali sehari
yang dilakukan pada sore hari, dengan mengunakan slang atau gembor.
Penyiraman dilakukan pada hari tersebut jika tidak ada hujan.
b.
Penyulaman
dan Penjarangan
Penyulaman adalah mengganti tanaman
yang mati atau tanaman tersebut pertumbuhannya tidak normal dengan benih baru.
Penyulaman dilakukan maksimal 1 minggu setelah penanaman. Penjarangan dilakukan
pada saat tanaman berumur 2 minggu setelah tanam. Pejnjarangan dilakukan jika
pada rumpun tumbuh lebih dari satu tanaman dalam satu lobang tanam. Penjarangan
dilakukan dengan cara memotong bagian pangkal tanaman dengan gunting stek dan
menyisakan satu bagian tanaman.
c.
Pemupukan
Pupuk dasar yang diberikan setelah benih ditanam terdiri
atas pupuk urea, TSP, dan KCL. Pupuk TSP diberikan sebanyak 45 Kg/ ha dan KCl
sebanyak 50 kg/ ha. Pemberian pupuk dilakukan dengan mencampur pupuk TSP dan
KCL dan diberikan dengan cara larikan dengan jarak 10 cm sebelah kiri barisan
tanaman, dan dalam larikan 5-15 centi meter Sedangkan pupuk urea diberikan
sesuai dengan perlakuan yaitu tanpa pupuk N (N0), 50 Kg/ Ha (N1)
dan 100 kg/ ha (N2).
d.
Penyiangan
dan pembubunan.
Penyiangan dilakukan disekitar areal penanaman sebanyak dua
kali dengan cara mencangkul atau mencabut gulma yang tumbuh pada plot percobaan
ataupun pada saluran drainase. Penyiangan pertama dilakukan pada saat tanaman
berumur 3 (tiga) minggu dan penyiangan ke 2 (dua) dilakukan saat tanaman
berumur 6 (enam) minggu. Sedangkan pembumbunan dialakukan bersamaan dengan
penyiangan agar tanaman tidak rebah dan akar tanaman dapat berkembang dengan
baik.
e.
Pengendalian
hama dan penyakit.
Usaha pengendalian hama dan penyakit dilakukan apabila ada
tanda-tanda serangan hama/penyakit dengan menggukan fungisida Dhitane M45 (2 gr
/liter air dan dosis 2,4 EC 0,7 ml/liter air dan insektisida Diazinon 60
EC. Aplikasi akan dilakukan dengan mencampur keduanya jika terlihat serangan
hama dan penyakit pada waktu yang bersamaan.
f.
Pemanenan
Panen dilakukan pada saat 75% tanaman tiap plot telah
menunjukkan tanada-tanda criteria panen. Criteria panen adalah polong berwarna
kuning ke coklatan secara merata, daun mengering dan sebagian besar tanaman
telah kering dan polong mudah dipecahkan. Panen dilakukan pada pagi hari dengan
tujuan menghindari pecahnya polong kedelai saat panen. Penen dilakukan dengan
cara memotong tanaman pada pangkal batang dengan menggunakan sabit.
3.5.
Pengamatan
Pengamatan dilakukan pada tanaman
sampel dari setiap plot. Adapun parameter yang diamati sel;ama penelitian
berlangsung adalah :
a. Jumlah Polong
per Tanaman (buah)
Pengamatan jumlah polong pertanaman
dilakukan pada waktu panen yaitu dengan menghitung jumlah polong yang terbentuk
pada tanaman sampel baik polong yang bernas maupun yang hampa.
b. Jumlah Polong
Bernas Pertanaman (buah)
Pengamatan jumlah polong diamati pada akhir penelitian yaitu dengan menghitung
jumlah polong pada tanaman sampel yang memenuhi kriteria bernas. Polong
dikatakan bernas apabila pada polong terdapat paling sedikit 50% biji memenuhi
rongga calon biji pada polong.
c. Persentase
Polong Bernas (%)
Pengamatan persentase polong bernas dilakukan dengan
menghitung jumlah polong yang bernas. Polong yang dikatakan bernas jika 50%
dari biji masak dalam kriteria polong bernas. Perhitungan dilakukan
dengan menggunakan rumus. Rumus yang digunakan adalah :
% Polong bernas = x 100%
d. Jumlah Biji Per
tanaman (butir)
Pengamatan jumlah biji per tanaman
dilakukan pada saat panen dengan menghitung semua biji pada lima tanaman sampel
per-plot. Terlebih dahulu biji dipisahkan dari polong dengan cara menginjak
dengan kaki. Biji kemudian dibersihkan dari kotoran dan biji yang tidak normal
dan selanjutnya dihitung jumlahnya.
e. Jumlah Biji per
Polong (butir)
Pengamatan jumlah biji per polong dilakukan pada akhir penelitian yaitu dengan
cara menghitung jumlah biji pada masing-masing polong disetiap tanaman sampel
sehingga didapat rata-rata jumlah biji per polong.
f. . Berat Biji
per Tanaman (g)
Berat biji per tanaman diamati pada
akhir penelitian yaitu dengan menghitung berat biji masing-masing tanaman
smapel sehingga didapat berat biji per tanaman.
g. Hasil Biji Kering Per- m2
( gram/m2)
Semua tanaman yang ada pada setiap plot percobaan dipanen
dengan memotongnya dengan sabit setinggi 5 cm diatas permukaan plot. Tanaman
yang telah dipanen ini dikeringkan dengan cahaya matahari selama 2 hari supaya
mudah memisahkan biji dari dalam polong. Polong kemudian dibersihkan dari sisa
tanaman dan kotoran lainnya dan dijemur lagi selama 2 hari dibawah sinar
matahari. Setelah dianggap kering ditimbang berat biji yang dihasilkan setiap
plot. Selanjutnya dikonversikan menjadi hasil per m2.
h. Bobot 100 Biji
(gram)
Bobot 100 biji ditentukan dengan
mengambil 100 biji kedelai secara acak dari hasil biji setelah dikeringkan pada
setiap plot, kemudian ditimbang beratnya dengan timbangan analitis.
i.
Hasil per plot
Pengamatan ini dilakukan dengan menimbang biji dari seluruh
tanaman baik tanaman sampel maupun tanaman bukan sampel setiap plot yang telah
dijemur selama 3 hari dengan sinar matahari.
DAPTAR PUSTAKA
.
Andrianto
Dan Indarto. 2004. Budidaya dan Analisis Usaha Tani : Kedelai, Kacang Hijau,
dan kacang panjang. Absolut. Yogyakarta.
Armaini,
Nurbaiti dan Monalisa. 1997. Peranan Urea dan Lama Penyimpanan Benih Kedelai
Terhadap Produksi. Jurnal Penelitian, Media Informasi dan Komunikasi Ilmiah.
Vol VII. No 2 : 142-147.
Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanan, 2007). ………………….
Badron,
S dan Tius S. 2008. Mobilitas Pupuk anOrganik N dan P.
http:ww.Unhas.ac.id/lemlit/researches/vieuw/320.htm (26 Juni 2008).
Elza,
Z., Nurbaiti dan Jaya, P. 1997. Peranan Urea dalam Penyimpanan Benih Kedelai.
Jurnal Penelitian, Media Informasi dan Komunikasi Ilmiah. Vol VII. No 2 :
148-153.
Haryono
B. 2000. Pemupukan tanaman jarak dalam monograp balittas agro inovasi, No 6 :
25-33.
Iopri,
2008. Pengaruh unsur
esensial terhadap pertumbuhan
dan produksi.
www.iopri.org/webned/ioprind.htm.
(26 November 2010).
Margarettha.
2002. Pengaruh Molybdenum Terhadap Nodulasi dan Hasil Kedelai yang Diinokulasi
Rhizobium pada Tanah Ultisol. Jurnal MAPETA. Vol X (22). No 2 hal 4-7.
Novisan.
2005. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Agromedia Pustaka. Jakarta
0 komentar:
Posting Komentar