ADVERBIA DAN KOHESI
A. BATASAN DAN CIRI ADVERBIA
Dalam
tataran frasa, adverbia adalah kata yang menjelaskan verba, adjektiva atau
adverbia lain. Pada contoh berikut terlihat bahwa adverbia sangat menjelaskan
verba mencintai, adverbia selalu menjelaskan adjektiva sedih,
dan adverbia hampir menjelaskan adverbia selalu. Contoh:
Ia sangat mencintai istrinya
Ia selalu sedih mendengar
lagu itu
Kami hampir selalu
dimarahinya setiap hari
Dalam
tataran klausa, adverbia mewatasi atau menjelaskan fungsi-fungsi sintaksis.
Umumnya katas atau bagian kalimat yang dijelaskan adverbia itu berfungsi
sebagai predikat. Karena pronomina dan numeralia dari segi kategori sangat erat
keterkaitannya dengan nomina, maka adverbia pun dapat pulamewatasi atau
menjelaskan pronomina dan numeralia, seperti contoh berikut:
Guru saja tidak dapat
menjawab pertanyaan itu.
Ia merokok hampir lima
bungkus sehari.
A : “Kau suka nyanyi?”
B : “ya, tapi hanya di kamar
mandi.”
Pada
contoh di atas adverbia saja menjelaskan guru yang berfungsi sebagai subjek;
adverbia hamper menjelaskan lima bungkus yang berfungsi sebagai objek; adverbia
saja menjelaskan dengan beliau yang berfungsi sebagai pelengkap; sedangkan di
kamar mandi yang merupakan keterangan, dijelaskan oleh adverbia hanya.
Selain
adverbia pada tataran frasa dan klausa, ada pula adverbia yang menerangkan
seluruh kalimat. Jenis adverbia ini tidak terikat oleh unsure kalimat tertentu
sehingga tempat atau posisinya dalam kalimat pun dapata berpindah-pindah.
Contoh:
Tampaknya dia tidak
menyetujui usul itu
Dia sesungguhnya tidak
menyetujui usul itu
Dia tidak menyetujui usul itu tampaknya.
B. ADVERBIA DARI SEGI BENTUKNYA
Dari
segi bentuknya, perlu dibedakan adverbia tunggal dan adverbia gabungan.
Adverbia tunggal dapat diperinci lagi menjadi adverbia yang berupa kata dasar,
yang berupa kata berafiks, serta yang berupa kata ulang. Adverbia gabungan
dapat diperinci menjadi adverbia gabungan yang berdampingan dan yang tidak
berdampingan.
1. Adverbia Tunggal
a Adverbia yang Berupa Kata Dasar
Adverbia
yang berupa kata dasar hanya terdiri atas satu kata dasar. Contohnya: baru,
hanya, lebih, hamper, saja, sangat, dst.
b Adverbia yang Berupa Kata Berafiks
Adverbia
yang berupa kata berafiks diperoleh dengan menambahkan gabungan afiks se-nya
atau afiks –nya pada kata dasar. Contoh:
Sebaiknya kita segera membayarkan
pajak itu
Agaknya gurauan itu membuatnya marah.
c Adverbia yang Berupa Kata Ulang
Mernurut bentuknya adverbia yang
berupa kata ulang dapat diperinci menjadi empat macam, yaitu:
(1) Adverbia yang berupa pengulangan
kata dasar.
Contoh: Kami duduk diam-diam
mendengarkan ceramah.
(2) Adverbia yang berupa pengulangan
kata dasar dengan penambahan prefiks se-.
Contoh: Setinggi-tingi bangau terbang,
jatuhnya ke kubangan juga.
(3) Adverbia yang berupa pengulangan
kata dasar dengan penambahan sufiks –an.
Contoh: Kami memarahinya
habis-habisan kemarin.
(4) Adverbia yang berupa pengulangan
kata dasar dengan penambahan gabungan afiks se-nya.
Contoh: Burung itu terbang
setinggi-tingginya.
2. Adverbia Gabungan
Adverbia gabungan terdiri atras dua
adverbia yang berupa kata dasar.
a Adverbia yang berdampingan
Contoh: lagi pula rumahnya
baru jadi minggu depan.
b Adverbia yang tidak berdampingan
Contoh: Kamu hanya membuang
waktu-waktu saja.
C. ADVERBIA DARI SEGI PERILAKU
SINTAKSISNYA
Perilaku
sintaksis adverbia dapat dilihat berdasarkan posisinya terhadap kata atau
bagian kalimat yang dijelaskan oleh adverbia yang bersangkutan. Atas dasar itu dapat
dibedakan empat macam posisi adverbia, yaitu:
1. Adverbia yang mendahului kata yang
diterangkan
Contoh: Ia lebih tinggi
daripada adiknya.
2. Adverbia yang mengikuti kata yang
diterangkan
Contoh: Tampan nian kekasih
barumu.
3. Adverbia yang mendahului atau
mengikuti kata yang diterangkan
Contoh: Kini barang-barang
elektronika amat mahal harganya
4. Adverbia yang mendahului atau
mengikuti
Contoh: Saya yakin bukan dia
saja yang pandai
Selain
itu ada pula adverbia yang menerangkan satuan atau tataran yang lebih tinggi,
yaitu yang berupa klausa atau kalimat.
Contoh: Seharusnya dia datang
pukul delapan.
D. ADVERBIA DARI SEGI PERILAKU
SEMANTISNYA
Berdasarkan perilaku semantisnya,
dapat dibedakan delapan jenis adverbia, yaitu:
1. Adverbia Kualitatif
Adverbia kulaitatif adalah adverbia
yang menggambarkan makna yang berhubungan dengan tingkat, derajat dan mutu.
Yang termasuk adverbia ini adalah kata-kata seperti paling, sangat, lebih dan
kurang.
Contoh: Saya paling suka masakan
Jepang.
2. Adverbia Kuantitatif
Adverbia kuantitatif mengfgambarkan
makna yang berhubungan dengan jumlah. Yang termasuk adverbia ini adalah kata-kata seperti banyak, sedikit,
kira-kira dan cukup.
Contoh: Lukanya banyak mengeluarkan
darah.
3. Adverbia Limitatif
Adverbia
limitative adalah adverbia yang menggambarkan makna yang berhubungan dengan
pembatasan. Yang termasuk adverbia ini adalah kata-kata seperti hanya, saja dan
sekedar.
Contoh: Obat itu hanya menghambat
pertumbuhan penyakit.
4. Adverbia Frekuentatif
Adverbia
frekuentatif adalah adverbia yang menggambarkan makna yang berhubungan dengan
tingkat kekerapan terjadinya sesuatu yang diterangkan adverbia itu. Yang
termasuk adverbia ini adalah kata-kata seperti selalu, sering, jarang
dan kadang-kadang.
Contoh: Kami selalu makan malam
bersama-sama.
5. Adverbia Kewaktuan
Adverbia
kewaktuan adalah adverbia yang menggambarkan makna yang berhubungan dengan saat
terjadinya peristiwa yang diterangkan oleh adverbia itu. Yang termasuk adverbia
ini adalah kata-kata seperti baru dan segera.
Contoh: Ayah baru diberhentikan dari
jabatannya.
6. Adverbia Kecaraan
Adverbia
kecaraan adalah adverbia yang menggambarkan makna yang berhubungan dengan
bagaimana peristiwa yang diterangkan oleh adverbia itu berlangsung atau
terjadi. Yang termasuk adverbia ini adalah kata-kata seperti diam-diam,
secepatnya dan pelan-pelan.
Contoh: Pelan-pelan Moerdono
menjelaskan posisi pemerintah.
7. Adverbia Kontrastif
Adverbia kontrastif adalah adverbia
yang menggambarkan pertentangan dengan makna kata atau hal yang dinyatakan
sebelumnya. Yang termasuk adverbia ini adalah kata-kata seperti bahkan,
malahan dan justru.
Contoh: Saya tidak pernah kerumahnya,
bahkan sampai sekarang alamatnya pun saya tidak tahu.
8. Adverbia Keniscayaan
Adverbia
keniscayaan adalah adverbia yang menggambarkan makna yang berhubungan dengan
kepastian tentang keberlangsungan atau terjadinya hal atau peristiwa yang
dijelaskan adverbia itu. Yang termasuk adverbia ini adalah kata-kata seperti niscaya,
pasti dan tentu.
E. ADVERBIA KONJUNGTIF
Adverbia konjungtif adalah adverbia
yang menghubungkan satu klausa atau kalimat derngan klausa atau kalimat lain.
Contoh:
1. sungguhpun demikian/begitu
2. kemudian, sesudah itu, setelah
itu, selanjutnya.
3. tambahn pula, lain pula, selain
itu.
Anggota
subkelompok (1) menyatakan pertentangan dengan yang dinyatakan pada kalimat
sebelumnya. Subkelompok (2) menyatakan kelanjutan dari peristiwa atau keadaan
yang dinyatakan pada kalimat sebelumnya. Subkelompok (3) menyatakan hal,
peristiwa atau keadaan di samping hal peristiwa, atau keadaan yang telah
disebutkan sebelumnya.
F. ADVERBIA PEMBUKA WACANA
Adverbia
wacana pada umumnya mengwali suatu wacana. Adverbia kelompok (a) berikut ini
masih sering dipakai, sedangkan yang ada pada kelompok (b) umumnya terdapat
pada naskah sastra lama.
a. adapun b. alkisah
akan hal arkian
mengenai sebermula
dalam pada itu syahdan.
Contoh dalam kalimat:
Adapun terbongkarnya rahasia
bahwa di bawah pohon itu tersimpan harta karun bermula dari cerita pak kisah
yang pernah menjadi pembantu raja dan turut menanam harta tersebut beberapa
puluh tahun yang lalu.
Alkisah, maka pada masa dulu
memerintahlah seorang raja yang arif dan bijaksana di daerah ini.
G. ADVERBIA DAN KELAS KATA LAIN
1. Adverbia Deverbal
Adverbia
deverbal dibentuk dari dasar yang berkategori verba. Contoh adverbia kira-kira,
sekiranya, terlalu, dan tahu-tahu masing-masing diturunkan dari
verba tiba, kira, tahu dan lalu.
Contoh: Ia akan datang kira-kira pukul
sepuluh.
2. Adverbia Deadjektival
Adverbia
deadjektifal diturunkan dari adjektiva, baik melalui reduplikasi maupun
afiksasi. Adverbia diam-diam, sebaiknya, sebenarnya dan setinggi-tingginya
masing-masing diturunkan dari dasar diam, baik, benar dan tinggi yang
berkategori adjektiva.
Contoh: Diam-diam kami
menyisipkan uang itu.
3. Adverbia Denominal
Adverbia
denominal dibentuk dari dasar yang berkategori nomina. Adverbia rupanya,
agaknya dan malam-malam dalam contoh berikut, misalnya, diturunkan dari
kata rupa, agak, naga, dan malam yang berkategori nomina.
Contoh: Tanpa diduga rupanya ia
memojokkan kami.
4. Adverbia Denumeral
Seperti
halnya nomina, numeralia juga dapat membentuk adverbia. Dalam contoh berikut
ini, adverbia dua-dua, setengah-setengah dan sedikit-sedikit,
masing-masing diturunkan dari numeralia dua, setengah, dan sedikit.
Contoh:
Kalau bekerja jangan setengah-setengah.
0 komentar:
Posting Komentar