PENGORGANISASIAN
INFORMASI/PENGETAHUAN DALAM INGATAN MANUSIA
Oleh
:
NOVIASARI RITONGA, S.Pd.
(MAHASISWA
PPG BAHASA INGGRIS, KELAS B, UNIMED)
Diajukan
Sebagai salah satu syarat menyelesaikan Modul III
Dalam
Kegiatan PPG
2019
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kita Panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga
makalah ini bisa terselesaikan pada waktunya.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada
Instruktur/Pembimbing yang selalu memberikan dukungan serta bimbingannya serta
teman-teman yang telah berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga
makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah
pengetahuan para pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah
ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik
serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang
lebih baik lagi.
Purbatua, Juli 2019
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 1
A.
Latar Belakang .......................................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah..................................................................................... 1
C.
Tujuan Penulisan........................................................................................ 2
D.
Sistematika Penulisan................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................... 3
A.
Pengorganisasian Informasi Dalam Ingatan Manusia................................ 3
B.
Model Pembelajaran Pemerosesan Informasi............................................ 5
BAB III SIMPULAN................................................................................................. 6
A.
Kesimpulan.................................................................................................. 6
DAFTAR
PUSTAKA...........................................................................................7
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Berfikir adalah suatu kegiatan mental yang melibatkan
kerja otak. Proses berfikir merupakan proses yang kompleks dan tidak dapat
dilihat secara langsung bagaimana otak bekerja dan informasi diolah. Informasi
yang diterima melalui alat indera akan dipersepsikan oleh bagian-bagian yang
berfungsi secara khusus. Berfikir juga dapat dikatakan sebagai proses
pengorganisasian informasi dalam ingatan. Berfikir mencakup banyak aktivitas
mental. Berfikir dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebagai
menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu;
menimbang-nimbang dalam ingatan.
Semua informasi yang kita peroleh terekam dalam ingatan.
Akan tetapi, tidak semua informasi tersebut dapat bertahan lama dalam ingatan
atau akan hilang karena ada beberapa faktor yang mempengaruhinya. Ketika
individu memperoleh suatu informasi, secara tidak langsung otak akan memproses
informasi tersebut. Apabila dalam pemerosesan tersebut terdapat perhatian (attention) pada informasi yang
diperoleh, maka akan menghasilkan suatu pemahaman.
Teori pemrosesan informasi didasari oleh asumsi bahwa
pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting. Dalam proses pembelajaran
terjadi adanya proses informasi kemudian diolah sehingga mencipatakan suasana
yang terencana, dan suasana pembelajaran yang mendukung (Ellen, 2016:25). Teori
pemrosesan informasi ini merupakan teori kognitif tentang belajar yang
menjelaskan pemrosesan, penyimpanan dan pemanggilan kembali pengetahuan dari otak
(Slavin, 2000: 175). Teori ini menjelaskan bagaimana seseorang memperoleh
sejumlah informasi dan dapat diingat dalam waktu yang cukup lama. Oleh karena
itu perlu menerapkan model pembelajaran tertentu yang dapat memudahkan semua
informasi diproses dalam otak melalui beberapa indera.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan maslah
dalam makalah ini adalah :
1.
Bagaimana pengorganisasian informasi/pengetahuan dalam
ingatan manusia?
2.
Bagaimana model pembelajaran pemerosesan informasi?
C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah agar kita
dapat mengetahui dan memahami :
1.
Pengorganisasian informasi dalam ingatan manusia
2.
Model pembelajaran pemerosesan informasi
D. Sistematika Penulisan
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
B.
Rumusan Masalah
C.
Tujuan Penulisan
D.
Sistematika Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengorganisasian Informasi Dalam Ingatan Manusia
B.
Model Pembelajaran Pemerosesan Informasi
BAB III SIMPULAN
A.
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengorganisasian Informasi Dalam Ingatan Manusia
Ingatan manusia dibagi menjadi dua, yaitu ; memori Jangka Pendek (Short Term Memory atau STM); Memori Jangka Panjang (Long Term Memory atau LTM); Memori yang memiliki kapasitas
terbatas dan hanya berlangsung mulai dari hitungan menit hingga selamanya
(Rehalat, 2014). Ingatan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai
alat (daya batin) untuk mengingat atau menyimpan sesuatu yang pernah diketahui
(dipahami, dipelajari dan sebagainya). Informasi yang kita peroleh terekam di
dalam ingatan melalui proses berfikir.
Informasi yang masuk kemudian diproses dan tersimpan berkaitan erat dengan
kemampuan kognisi seseorang (Frishammar, 2002). Dengan kata lain, pemerosesan
informasi dipengaruhi oleh faktor memori dan kognisi termasuk kecerdasan seseorang
(Frishammar, 2002). Resnick (1981) berpendapat bahwa dalam psikologi pemrosesan
informasi memfokuskan pada struktur pengetahuan dan pada mekanisme dimana
pengetahuan dimanipulasi, ditransformasi dan dihasilkan dari proses beberapa
pemecahan masalah. Pemrosesan informasi di dalam fikiran berlangsung
terus-menerus selama adanya informasi baru yang masuk dalam fikiran.
Komponen pemrosesan informasi dipilih berdasarkan perbedaan fungsi,
kapasitas, bentuk informasi serta proses terjadinya. Komponen tersebut adalah :
1.
Sensory Memory (SM)
Sensory Memory (SM) merupakan
sel tempat pertama kali informasi diterima dari luar. Di dalam SM informasi
ditangkap dalam bentuk aslinya, bertahan dalam waktu sangat singkat, dan
informasi tadi mudah terganggu atau berganti.
2.
Working Memory (WM)
Working Memory (WM) diasumsikan
mampu menangkap informasi yang diberi perhatian oleh individu. Karakteristik WM
adalah memiliki kapasitas terbatas (informasi hanya mampu bertahan kurang lebih
15 detik tanpa pengulangan) dan informasi dapat disandi dalam bentuk yang
berbeda dari stimulus aslinya.
3.
Short Time Memori (STM)
Short Term Memory (STM) atau
memori jangka pendek memiliki kapasitas kecil sekali, namun sangat besar
perannya dalam proses memori, yang merupakan tempat dimana kita memproses
stimulus yang berasal dari lingkungan kita.
4.
Long Term Memory (LTM)
Long Term Memory (LTM)
diasumsikan ; (a) berisi semua pengetahuan yang telah dimiliki individu ; (b)
mempunyai kapasitas tidak terbatas; (c) sekali informasi disimpan di dalam LTM
ia tidak akan pernah terhapus atau hilang.
Teori proses masuknya rangsangan ke penyimpanan dalam ingatan digambarkan
sebagai berikut (Surgenor, 2010):
Stimulus yang masuk melalui pancaindra diterima oleh Sensory Memory, sensory memory menyimpan semua informasi
sensorik (visual, pendengaran, penciuman, dan haptic) untuk periode yang sangat
singkat dalam bentuk sesorik nya yang mentah. Melalui perhatian yang selektif (selective attention) informasi
dipindahkan ke dalam kesadaran dan memori jangka pendek (short term memory) masih belum jelas namun diibaratkan jika memori
jangka pendek adalah memori sadar maka memori kerja adalah setara dengan
catatan post-it. Selanjutnya dengan rehearsal and encoding informasi yang
telah dipelajari disimpan di memori jangka panjang (Long Term Memory).
Contohnya saat kita ingin mengingat nomor telepon. Sebagai stimulus awal
nomor telepon ditangkap oleh pancaindra (bisa melalui telinga jika dalam bentuk
suara, ataupun mata jika dalam bentuk tulisan). Nomor telepon yang ditangkap
melalui pacaindra disimpan di working
memory. Saat kita mengingat nomor telepon untuk sesaat berarti kita
menyimpannya di short term memory.
Ketika kita mengulang secara verbal secara terus-menerus dan sewaktu-waktu
kerap diulang kembali (recalling)
nomor tersebut akan disimpan di memori jangka panjang (long term memory).
4
B. Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi
Teori pemrosesan informasi merupakan
teori kognitif tentang belajar yang menjelaskan pemrosesan, penyimpanan
dan pemanggilan kembali pengetahuan dari otak (Slavin, 2000: 175) Teori
pemrosesan informasi ini didasari oleh asumsi bahwapembelajaran merupakan
faktor yang sangat penting. Dalam proses pembelajaranterjadi adanya proses
informasi kemudian diolah sehingga menciptakan suasana yang terencana, dan
suasana pembelajaran yang mendukung. Teori kognitif lebih menekankan pada
proses belajar daripada hasil belajarnya. Proses belajar tidak hanya sekedar
melibatkan hubungan antara stimulus dan respon melainkan tingkah laku seseorang
ditentukan oleh persepsi serta pemahamannya tentang situasi yang berhubungan
dengan tujuan belajarnya.
Menurut Rehalat (2014) model pembelajaran pemrosesan informasi adalah model
pembelajaran yang menitikberatkan pada aktivitas yang terkait dengan kegiatan
proses atau pengolahan informasi untuk meningkatkan kapabilitas siswa melalui
proses pembelajaran. Model ini lebih memfokuskan pada fungsi kognitif peserta didik.
Model ini berdasarkan teori belajar kognitif sehingga model tersebut
berorientasi pada kemampuan siswa memproses imformasi dan sistem-sistem yang
dapat memperbaiki kemampuan tersebut. Model pemrosesan informasi ini didasari
oleh teori belajar kognitif (Piaget) dan berorientasi pada kemampuan peserta
didik memproses informasi yang dapat memperbaiki kemampuannya.
Pemrosesan informasi merujuk pada cara mengumpulkan/menerima stimuli dari
lingkungan, mengorganisasi data, memecahkan masalah, menemukan konsep dan
menggunakan simbol verbal dan visual. Ilmu kognisi (cognitive science) merupakan kajian mengenai intelegensi manusia,
program computer dan teori abstrak dengan penekanan pada prilaku cerdas,
seperti perhitungan (Simon & Kaplan, 1989). Teori pemrosesan informasi
kognitif dipelopori oleh Robert Gagne (1985). Asumsinya adalah pembelajaran
merupakan faktor yang sangat penting dalam perkembangan. Pembelajaran merupakan
keluaran pemrosesan informasi yang berupa kecakapan manusia.
Adapun implikasi teori pemrosesan informasi terhadap kegiatan pembelajaran
adalah sebagai berikut:
1.
Model pemrosesan informasi dari belajar dan ingatan
memiliki signifikasi yang besar bagi perencanaan dan desain pembelajaran dalam
proses pendidikan. Belajar dimulai dengan pemasukan stimulasi dari reseptor dan
diakhiri dengan umpan balik yang mengikutiperforma belajar.
2.
Secara keseluruhan stimulasi yang diberikan kepada
pembelajar selama pembelajaran berfungsi mendukung yang terjadi pada
pembelajaran.
BAB III
SIMPULAN
A. KESIMPULAN
Pemrosesan informasi di dalam fikiran berlangsung terus-menerus selama
adanya informasi baru yang masuk dalam fikiran. Psikologi pemrosesan informasi
memfokuskan pada struktur pengetahuan dan pada mekanisme dimana
pengetahuandimanipulasi, ditransformasi dan dihasilkandari proses beberapa
pemecahan maslah.
Stimulus yang masuk melalui pancaindra diterima oleh sensory memory. Sensory memory menyimpan semua informasi
sensorik (visual, pendengaran, penciuman dan haptic) untuk periode yang sangat
singkat dalam bentuk sensoriknya yang mentah.
Melalui perhatian yang selektif (selective
attention) informasi dipindahkan kedalam kesadaran dan memori jangka pendek
(short term memory), sedangkan
informasiyang tidak lolos attention dilupakan. Hubungan antara memori jangka
pendek dan memori kerja (working memory)
masih belum jelas namun diibaratkan jika memori jangka pendek adalah memori
sadar maka memori kerja adalah setara dengan catatan post-it. Selanjutnya dengan encoding informasi yang telah
dipelajari disimpan di memori jangka panjang (long term memory).
Model pembelajaran pemrosesan informasi adala model pembelajaran yang
menitikberatkan pada aktivitas yang terkait dengan kegiatan proses atau
pengolahan informasi untuk meningkatkan kapabilitas siswa melalui proses
pembeljaran. Model ini lebih memfokuskan pada fungsi kognitif peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA
Karwono dan
Heni Mularsih. 2010. Belajar dan
Pembelajaran Serta Pemanfaatan Sumber Belajar. Ciputat: Penerbit Cerdas
Jaya.
Markowitz,
K. & Jensen, E. 2002. Otak Sejuta Gigabyte. Bandung: Kaifa.
Muhibbin
Syah. 2001. Psikologi belajar.
Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu.
Rasyad, A.
2003. Teori belajar dan pembelajaran.
Jakarta: Uhamka Press.
bingung mau ngapain??
BalasHapusayo gabung langsung di ionqq/c/0/m
menangkan hadiahnya hingga ratusan juta rupiah
whatsapp: +85515373217
Your blog post was a great read—thank you for sharing your expertise. Also check the devil may cry 6
BalasHapus